Mohon tunggu...
Elly
Elly Mohon Tunggu... Konsultan - General Affairs/nudgeplus

is a devoted mother with a passion for singing, cooking, and playing with numbers. I often fills our home with music, creating a joyful and harmonious atmosphere for my family. In the kitchen, I am a culinary enthusiast who loves experimenting with new recipes and flavors, my meals are a delightful fusion of creativity and tradition, always prepared with love and care. I enjoy solving puzzles, managing finances, and finding innovative ways to make budgeting fun. My analytical skills and attention to details make me a master at balancing the household budget and ensuring financial stability :)

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mengungkap Rahasia Akuntansi Perilaku: Bagaimana Psikologi Memengaruhi Keputusan Keuangan Anda

22 Juli 2024   10:24 Diperbarui: 22 Juli 2024   10:35 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Apakah Anda pernah mendengar mengenai Akuntansi Perilaku atau bahasa kerennya “Behavioral Accounting”? Cabang ilmu Akuntansi yang satu ini mungkin belum terlalu familiar dengan kita, ilmu yang mempelajari bagaimana faktor psikologis dan perilaku manusia mempengaruhi proses pengambilan keputusan keuangan.

Tujuannya adalah untuk memahami bagaimana individu atau kelompok membuat keputusan yang terkait dengan Akuntansi, dan bagaimana emosi, kepercayaan, serta sikap mereka dapat mempengaruhi hasil keputusan tersebut. Kok bisa yah, untuk lebih mudahnya, berikut beberapa contoh Akuntansi Perilaku dalam kehidupan kita:

1. Confirmation Bias (Bias Konfirmasi), contohnya: Seorang Auditor sedang mengaudit laporan keuangan sebuah perusahaan. Pada tahap awal audit, Auditor ini memiliki keyakinan bahwa perusahaan tersebut memiliki kondisi keuangan yang sehat dan tidak ada masalah besar. Dalam proses audit, Auditor cenderung mencari dan lebih memperhatikan bukti-bukti yang mendukung keyakinan awalnya. 

Misalnya, Auditor lebih fokus pada laporan penjualan yang menunjukkan peningkatan pendapatan dan mengabaikan dokumen yang menunjukkan adanya piutang yang tidak tertagih dalam jangka waktu yang lama. Lalu Auditor juga mengbaikan bukti-bukti yang bertentangan. 

Dampaknya, laporan audit yang dihasilkan mungkin tidak memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi keuangan perusahaan. Kesalahan atau masalah keuangan yang sebenarnya ada, bisa terlewatkan, yang pada akhirnya bisa berdampak negatif pada keputusan manajemen atau investor yang bergantung pada laporan audit tersebut.

2. Social Influence (Pengaruh Sosial): Seorang manajer mungkin membuat keputusan keuangan berdasarkan tekanan dari rekan kerja atau atasan, bukan berdasarkan analisis data yang objektif. Hal ini jelas memberikan dampak tidak baik untuk perusahaan. 

3. Loss Aversion (Efek Kerugian): Individu sering kali lebih cenderung menghindari kerugian daripada mengejar keuntungan. Sebagai contoh, seorang investor mungkin enggan menjual saham yang nilainya turun, meskipun penjualan tersebut mungkin merupakan keputusan yang bijaksana.

Implementasi Akuntansi Perilaku dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Mengelola Anggaran Keluarga: Dengan memahami bias perilaku, keluarga dapat membuat anggaran yang lebih realistis. Misalnya, dengan menyadari kecenderungan untuk optimis berlebihan (optimism bias), keluarga dapat merencanakan pengeluaran yang lebih akurat dan menghindari hutang.

2. Pengambilan Keputusan Investasi: Investor individu dapat menggunakan prinsip akuntansi perilaku untuk menghindari keputusan yang emosional. Misalnya, dengan menyadari adanya overconfidence (terlalu percaya diri), investor dapat melakukan diversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko.

3. Perencanaan Pensiun: Memahami bahwa banyak orang cenderung menunda-nunda (procrastination), perencana keuangan dapat membantu klien mereka memulai tabungan pensiun lebih awal dan lebih disiplin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun