Mohon tunggu...
Ellvinna Irfan
Ellvinna Irfan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I'm a collage student .

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Segelintir Kata Berjuta Makna

4 April 2013   09:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:45 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang mengharapkan kehidupannya akan bahagia dan sukses, tapi itu semua tidak luput dari bagaimana kita berusaha. Kehidupan tidak lah mudah seperti yang kita bayangkan, kerasnya kehidupan serta persaingan adalah cobaan untuk membuktikan siapa yang mampu bertahan. Dengan zaman krisis global ini tidak banyak dari mereka yang mengalami depresi akibat tidak mampu menerjang kuatnya badai kehidupan. Tidak heran lagi mendengar kasus percobaan bunuh diri akibat terbelit utang dan lain sebagainya.

Bagaimana kah nasib seseorang dapat berubah ? Itu semua kembali ke dalam diri kita sendiri, hanya kita yang mampu merubah nasib kehidupan kita sendiri. Dengan apa yang kita miliki, kita dapat berusaha keras untuk dapat mencapai kesuksesan yang kita impikan tentunya tidak lupa dengan doa,ikhtiar dan tawakal. Kita boleh memiliki mimpi, tapi ingat kita tidak boleh jadi pemimpi yang terus menerus hanya bisa bermimpi tanpa dapat satu pun terwujud.

Di dunia ini tidak ada orang yang bodoh, hanya saja mereka malas. Saya takut malas . Takut untuk malas belajar, takut untuk malas berusaha, dan saya takut untuk malas berfikir. Tuhan memberikan kita otak yang sungguh hebat, kita mampu merekam memori-memori kita selama kita hidup tanpa perlu mengupgrade-nya. Tuhan pasti akan sangat marah bila kita hanya menyia-nyiakannya, bila kita tidak mampu bersedekah untuk orang lain dengan materi, maka kita bisa bersedekah dengan ilmu yang kita miliki, apabila kita tidak memiliki ilmu maka kita bisa bersedekah dengan memberikannya tenaga kita. Setidaknya kita hidup berguna bagi orang lain, bukan hanya berpangku tangan mengemis dengan belas kasihan orang lain.

Hidup haruslah mensyukuri apa yang kita miliki, walaupun sedikit tapi bila kita mensyukurinya percaya tuhan akan memberikannya lebih dari yang ada saat ini. Kita harus belajar untuk melihat ke bawah agar kita tidak silau bila kita selalu melihat ke atas, karena diatas langit masih ada langit. Tidak lah perlu kehidupan seperti kaum sosialita saat ini, silahturahim tidak melulu dengan sebuah materi. Memilih teman di dalam lingkungan kita tidak lah di nilai dari apa yang mereka punya, tetapi memilih teman dalam arti lingkungan kita harus lah  melihat bagaimana cara dia bergaul agar kita mampu membentuk karakter diri kita sebagai seseorang yang baik. Hal-hal yang tidak lazim bagi kita, namun apabila kita berada di dalam suatu lingkungan yang tidak lazim tersebut maka kita akan merasa itu suatu hal yang biasa. Kita lah yang harus menjaga diri kita, pandai lah memilih lingkungan untuk hidup kita di masa yang akan datang.

Tetapi itu bukan berarti kita dapat memilih pasangan hidup kita sembarangan, kita harus melihat-lihat secara objektif. Dalam memilih pasangan hidup kita harus melihat apakah dia seorang yang penyayang dan pekerja keras atau tidak. Setiap wanita pasti lah berharap untuk kehidupan yang layak, bahagia dan sejahtera. Maka pilih lah dia yang mampu memberikan itu semua kepada kita dan untuk anak-anak nya kelak. Seorang wanita menuntut kehidupan yang seperti itu bukan lah hanya untuk dia semata, tetapi itu tidak berarti sebagai seorang wanita kita bisa berbuat seenaknya. Kita tetap dalam peraturan dan ajaran agama kita masing-masing dalam menyikapi hal ini.

Tau kah ketika suatu saat kita menikah dengan orang yang mencintai dan kita cintai, terikat dalam sebuah pernikahan. Tentunya pernikahan itu melewati proses akad nikah, yang berbunyi "saya terima nikahnya ... binti .... dengan mas kawin ...." kalimat uang singkat namun memiliki arti yang sangat berat, yaitu :

"maka aku tanggung dosa-dosanya si dia dari ayah dan ibunya, dosa apa saja yang telah dia lakukan dari                     tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat. Semua yang berhubungan dengan si dia, aku tanggung               dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung, seta akan aku tanggung semua dosa calon anak-anak ku."

Dan jika aku gagal :

"maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku                           hingga hancur tubuhku." (HR.Muslim)

Begitu berat pengorbanan suamimu terhadapmu, karena saat ijab terucap, Arsy-Nya berguncang karena beratnya perjanjian yang dibuat oleh manusia di depan RABB nya, dengan disaksikan oleh malaikat dan manusia. Maka dari sini kita bisa mengambil hikmah positifnya agar kita tidak salah dalam melakukan sesuatu dan saat mengambil keputusan secara dewasa dan bijak.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun