Eynda Marcello Bremana Sitepu
Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
PENDAHULUAN
Salah satu moment yang sangat signifikan dalam dinamika politik Indonesia yang waktunya tidak jauh pada saat ini adalah pemilihan presiden (PILPRES) pada tahun 2024. Interaksi politisi dengan pemilih telah berubah secara dramatis sebagai akibat dari kemajuan teknologi media dan komunikasi. Yang memiliki dampak kepada opini publik. Munculnya media sosial dan internet telah membuat perubahan dalam komunikasi politik menjadi lebih jelas. Lembaga survei, portal berita, podcast, media sosial, media luar ruang, dan televisi semuanya telah berevolusi menjadi platform untuk kontestasi yang menggabungkan pemasaran politik dengan bantuan korporasi dan kapitalisasi. Kesalahan komunikasi kecil dapat menimbulkan reaksi yang merusak kredibilitas dan potensi pemimpin masa depan. Berkat perkembangan teknologi komunikasi dan media, hubungan antara pemilih dan politisi telah berubah drastis. Walaupun ada risiko yang dapat diberikan dari adanya kehadiran media sosial, politikus kini menggunakan media sosial khususnya sebagai saluran penting mereka untuk mejangkau publik dengan komunikasi publiknya. Alasannya tidak lain dan tidak bukan ialah memungkinkan untuk mengirimkan informasi dengan cepat dan interaktif kepada seluruh orang dalam satu waktu yang sama. Serta memberikan orang kesempatan untuk berpartisipasi lebih aktif dalam politik, melaui pesan yang dibuat dan dikirim oleh politikus. Dengan berbagi konten di berbagai platform, politikus kini dapat meningkatkan citra publik mereka dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan para pendukung mereka. Â
Dari adanya kehadiran media sosial sebagai wadah politik dan dapat menciptakan opini publik sebagai lanjutan dari pola perpolitikan yang terjadi, tak di pungkiri kalau memang opini publik memiliki peranan yang sangat penting bagi arah politik Indonesia , terutama dalam hal pemilihan umum. Masyarakat kini lebih skeptis dan berpengetahuan tentang pemimpin masa depan mereka karena kemajuan teknologi informasi dan meningkatnya akses ke media massa. Selain menyebarkan informasi, media massa berfungsi sebagai platform untuk kompetisi berbagai sudut pandang dan ide untuk menarik perhatian publik. Media dapat memengaruhi cara masyarakat umum memandang topik atau orang tertentu dengan menggunakan strategi seperti agenda setting dan pembingkaian. Sementara agenda setting mengacu pada kapasitas media untuk memilih masalah mana yang menjadi pusat perhatian publik, pembingkaian mengacu pada bagaimana media menggambarkan berita dengan memilih sudut pandang tertentu. Namun, ada masalah lain seperti penyebaran informasi yang tidak dapat diandalkan dan polarisasi opini. Selain menjadi tolok ukur preferensi pemilih, opini publik juga memiliki kekuatan untuk memengaruhi kebijakan pemerintah itu sendiri. Ketika opini publik menandakan kesan ketidakpuasan terhadap suatu kebijakan, maka pemerintah mau tidak mau harus menanggapinya dengan mengubah atau memodifikasi kebijakan tersebut, dan hal itu bukan satu atau dua kali saja tapi sering kali terjadi dan akan mengikuti pola yang tadi saya kemukakan. Gampang katakanlah kalau akses yang lebih luas dan melimpah terhadap informasi memiliki dampak yang sangat berpengaruh/signifikan terhadap opini publik Indonesia dan dinamika komunikasi politik, dari situ dapat dikatanlah kalau nyata adanya di lapangan kalau kekuatan dari opini publik itu sendiri yang bisa kita katakan memiliki penentu bagaimana perpolitikan itu berjalan kemana.
PEMBAHASAN Â Â Â Â
      Dalam PEMILU 2024 tentu saja memiliki dinamikanya masing masing, tetapi hal yang sangat berkesan didalamnya ada pada pemilihan presiden (pilpres) 2024 yang dimana terdapat 3 paslon dengan 3 kubu yang saling bertentangan satu sama lain, apalagi 2024 merupakan salah satu titik berkembangnya politik di Indonesia dengan keterlibatan media massa dalam membangun opini publik yang sangat besar dampaknya. Memasuki ke paslon dengan suara terbanyak yaitu Pak Prabowo Subianto dan Pak Gibran Rakabuming Raka. komunikasi politik yang digunakan Prabowo Subianto semasa berkampanye terbilang mengutamakan jenaka, candaan dan hiburan agar para masyarakat menggambarkan beliau sebagai sosok pemimpin yang asik dan bisa bercengkrama santai dengan warganya. Apalagi beliau menunjukkan sifatnya yang menyukai kucing sebagai bentuk penjualan diri yang kesannya lucu dan sayang hewan. Hal ini bisa dikatakan menjadi latar belakang dari polarisasi yang diusahakan oleh paslon 02 untuk menghilangkan pandangan terhadap politik yang selalu serius, mencekam dan mengurangi ketegangan politi. Lalu beliau memanfaatkan platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube untuk menjangkau pemilih muda dan menyampaikan pesan kampanye yang inovatif dan menarik dengan brandingnya gemoy dan segala bentuk yang saya jelaskan sebelumnya untuk menarik perhatian publik. Salah satu pendekatan yang paling menonjol adalah penggunaan humor dalam konten media sosialnya, yang dimaksudkan untuk mengurangi ketegangan politik dan mengubah cerita negatif menjadi cerita yang lebih baik.
Dengan komunikasi politik yang Prabowo Subianto gunakan tentu saja tidak cukup untuk menghimpun suara masyarakat, tetapi ada juga penyampaian pesan politik yang berpusat pada persatuan dan kolaborasi. Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak dapat dihentikan jika seluruh elemen negara bersatu dan meminta semua pihak untuk bekerja sama dalam pemerintahan pascapemilu. Dedikasi Prabowo untuk mengatasi masalah kelaparan di Indonesia menjadi salah satu perhatian utamanya; ia menggarisbawahi bahwa tidak ada anak yang harus menderita kelaparan. Dalam konteks Pilkada 2024, Prabowo kembali menggaris bawahi pentingnya menjaga persatuan dalam menghadapi perbedaan pendapat politik dan mengingatkan para kandidat pemenang untuk bekerja untuk kepentingan rakyat terlepas dari hasil pemilu. Ia menyoroti sikap Partai NasDem yang menekankan kerja sama dan individualitas setelah memperoleh kompetensi untuk menunjukkan kedewasaan dalam berpolitik. Melalui upaya ini, Prabowo telah berhasil mengembangkan filosofi politik Indonesia yang lebih konstruktif dan inklusif yang menekankan kerja sama dan perhatian pada isu-isu sosial inti untuk membangun negara.
      Pesan yang menekankan kolaborasi, solidaritas, dan dedikasi untuk mengatasi masalah sosial seperti kelaparan telah efektif dalam menjangkau masyarakat umum. Masalah-masalah yang dihadapi Prabowo telah mendominasi perhatian media, dan konten konten yang berad di media sosial telah menjadi sebuah pembahasan yang viral. Hal ini membantu menciptakan berbagai persepsi populer tentangnya, termasuk yang positif dan negatif. Keberadaan konten atau hal hal yang berhubungan dengan Prabowo telah menciptakan lingkungan media sosial yang ikut dalam membahas perpolitikan Indonesia. Isi pesan politik tersebut telah memicu reaksi berantai yang telah sangat meningkatkan kesadaran akan masalah politiknya. Selain menyebarkan pandangan politiknya, konten viral seperti meme dan video singkat telah memicu perdebatan publik yang lebih besar di mana orang-orang mendiskusikan dan berbagi pemikiran mereka tentang kebijakan dan tindakan Prabowo.Hal itu menimbulakn beberapa pihak menanggapi positif kebijakan yang diusulkan Prabowo, sebagian lainnya menyuarakan tidak setuju. Dari sini dapat dilihat bagaimana strategi komunikasi politik Prabowo yang mencakup penggunaan kata-kata yang sudah dikenal dan pendekatan personal berhasil menciptakan persepsi politik yang lebih baik di kalangan pemilih muda. Tetapi tidak lupur seiring berjalannya waktu, persepsi juga dapat berubah karena perkembangan masalah tertentu dan bagaimana masyarakat bereaksi terhadap taktik kampanye yang digunakan. Jika mempertimbangkan semua hal, retorika politik Prabowo tidak hanya memengaruhi opini publik tetapi juga mendorong partisipasi sosial yang dinamis, yang secara langsung memengaruhi bagaimana masyarakat memandang calon pemimpin mereka menjelang pemilihan umum 2024.
      Sebaliknya, Gibran sangat menekankan informalitas berbicara dalam narasi politiknya. Ia dianggap sebagai pemimpin yang santai dan mudah didekati karena gaya komunikasinya yang lincah dan muda. Selain itu, Gibran menggunakan teknologi AI untuk menarik perhatian pemilih muda, dimana hal ini cukup efektif yaitu hal yang baru disuguhkan kepada generasi penerus bangsa yang baru. Salah satu contohnya adalah penggunaan gambar kampanye yang dibuat dengan AI menggunakan karakter "gemoy", yang menarik bagi Generasi Z. Gibran secara aktif memperbarui aktivitas kampanyenya di media sosial untuk membuat publik merasa lebih terhubung dan terlibat dengan penawaran yang diberikan. Kemudian pesan politik yang dikemukakan Gibran tidak jauh berbeda dengan pesan Prabowo Subianto, tetapi ia menekankan agar para pengikutnya tidak bereaksi terhadap informasi yang tidak mengenakkan atau pernyataan yang mencemarkan nama baik yang muncul di media sosial. Untuk menciptakan suasana yang tenang dan beradab di tengah persaingan politik, ia menghimbau agar mereka tetap bersikap positif dan tidak menjelek-jelekkan platform pesaing lainnya. Kendati menang dalam hitung cepat, Gibran dan Prabowo juga menghimbau para pengikutnya untuk tetap rendah hati. Mereka mengajak masyarakat untuk bersatu kembali pasca-pemilu dan menegaskan bahwa kemenangan ini berlaku untuk seluruh rakyat Indonesia.
Memasuki dampak kepada masyarakat sendiri setelah terjadinya pilpres 2024 cukup memengaruhi cara masyarakat berinteraksi dan memahami isu-isu politik dan juga mendorong partisipasi aktif masyarakat untuk ikut diskusi politik baik di sosial media ataupun media lainnya. Walaupun ada nilai positif tidak menutup fakta kalau akan tetap ada nilai negatif seperti terpecahnya elemen masyarakat menjadi kelompok kelompok yang berbeda pandangan dan juga akan memunculkan perdebatan publik dan mungkin cukup intens skalanya dengan menimpalkan berbagai macam pendapat yang berbeda satu sama lain. Maka dari itu perlunya sosok pemimpin yang cukup bisa membuat dialog kepada publik agar tetap menjaga persatuan dan tidak memendam perbedaan pandangan dalam waktu yang lama.