Mohon tunggu...
Elliza
Elliza Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

An ordinary teenager.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[FFA] Sepasang Jubah Kulit

13 Oktober 2013   20:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:35 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

No.Peserta 358

Pada zaman dahulu kala, di sebuah kerajaan, hiduplah seorang raja yang sangat baik dan murah hati, nama raja itu ialah Raja Aditama. Raja Aditama sangat bijaksana dan ringan tangan-walaupun ia seorang raja,ia tidak pernah sombong. Ia selalu turun tangan untuk membantu rakyat di sekelilingnya. Ia mempunyai sepasang jubah yang terbuat dari kulit, sepasang jubah itu merupakan sepasang suami istri yang sudah lama dipakai sang raja dan permaisuri kemanapun ia pergi. Jubah yang dipakai raja namanya Surna sedangkan jubah yang dipakai permaisuri tak lain adalah istrinya,namanya Narni.
Surna dan Narni sudah dipakai bertahun-tahun oleh keduanya, walaupun mereka sudah lapuk, tapi sang raja enggan membuangnya, dengan alasan mereka adalah oleh-oleh dari kerajaan seberang yang tak lain adalah kerabat dari Raja Aditama.
Walau begitu Surna dan Narni selalu ketakutan setiap harinya, mereka takut kalau suatu ketika akan dibuang oleh sang Raja.
“Kangmas gimana toh iki? Aku takut, besok kita akan dibuang sama si mbok” Tanya narni resah
“Halah,ndak mungkin, mana berani toh si mbok buang kita, ibu ini ada-ada saja” jawab Surna
“Tapi aku sudah ndak tahan kangmas, masa kita harus jadi jubah seumur hidup? Lama-lama kita akan dibuang juga.. aku juga sudah ndak tahan tiap hari digigiti tikus-tikus sialan ini”
Surna tertegun,ia tidak ingin mengecewakan harapan istrinya itu
“Bagaimana kalau kita menjadi tikus saja,setidaknya kalau kita menjadi tikus, tidak akan ada yang mengigiti kita lagi, bagaimana? Ibu setuju?”
Istrinya mengiyakan saran sang suami, tanpa pikir panjang sepasang jubah itu langsung menemui sang Dewa di hutan, dan akhirnya keinginan mereka terkabul, mereka menjadi sepasang tikus.
Sepasang suami istri itu melanjutkan kehidupan mereka sebagai seekor tikus, di hari-hari pertama mereka sangat menikmati kehidupannnya sebagai seekor tikus, mereka mencuri makanan, bebas keluar masuk kerajaan, dan yang terpenting bisa bergerak kemanapun yang mereka mau. namun di hari-hari berikutnya, sang istri, Narni mulai mengeluh lagi mengenai nasib keduanyam
“Kangmas! Aku ndak mau jadi tikus! Jadi tikus ndak enak,tiap hari dikejar-kejar kucing!” Kata Narni mengeluh (lagi)
“Ibu ini gimana tooo? Katanya ndak enak jadi jubah, sekarang jadi Tikus kok masih ngeluh?” Surna hanya menghela nafas panjang mendengar keluhan istrinya itu.
“Rasa-rasanya jadi tikus ndak enak.. tiap hari dikejar kucing sang permaisuri..kumohon ayo kita bertemu sang Dewa” sang istri memaksa,sambil sedikit menangis
Surna harus kembali memutar otak kembali untuk mewujudkan impian sang istri.
“Hmm.. bagaimana kalau kita jadi kucing sang permaisuri saja! Tentu kita tidak akan kesusahan lagi kan?”
Mereka menemui sang Dewa kembali,mereka memohon kepadanya untuk dijadikan sepasang kucing, dan akhirnya mereka menjadi sepasang kucing.
Kedua kucing itu sangat disayangi oleh sang permaisuri, setiap hari mereka dibelai dan diberi makanan yang enak tanpa harus mencuri seperti seekor tikus.
Namun Raja Aditama kurang menyukai kucing, ia lebih menyukai seekor anjing. Raja Aditama mempunyai seekor anjing, anjingnya sangat galak, terkadang si anjing suka mengusik ketenangan Narni dan Surna sebagai seekor kucing.
“Kaangmaaas! Aku ndak bisa tidur,Anjingnya menggonggong terus!Aku takut” Sang Istri terus menutupi telinganya
“Biarkan saja bu,ndak perlu takut, kalau sampai anjing itu menyerang kita, kita tinggal mengeong saja bukan?” Surna menjawab pelan lalu kembali tidur.
“Kangmas,banguun! Ayo kita ke hutan, aku mau kita dirubah! Aku tidak mau menjadi kucing! Lebih baik aku jadi Anjing,aku bisa menggonggong,dan menjadi kesayangan Raja Aditama” Narni berteriak dan memukul pelan punggung Surna—berusaha membangunkannya
“Haaah” — Surna menghela nafas berat, dengan keadaan terpaksa malam itu juga ia dan istrinya pergi ke hutan untuk menemui dewa—memohon agar mereka dijadikan seekor anjing.
Hari-hari pun berlalu dengan sangat cepat, sekarang Surna dan Narni menjadi anjing kerajaan, mereka sangat disayangi oleh Raja Aditama dan tentunya dikagumi oleh banyak orang di kerajaan.
Mereka mendapatkan segalanya, mereka diberi makanan yang cukup,tempat tidur yang nyaman dan berbagai fasilitas yang lumayan, sayangnya mereka harus selalu menemani Raja Aditama pergi untuk berperang,mereka selalu kelelahan, berbagai fasilitas yang disediakan rasanya tidak dapat membuat mereka berleha-leho
“Kangmas! Kangmas! Aku sudah lelah menjalani semua ini! Aku ndak kuat! Aku ndak mau jadi anjing lagi!” Lagi-lagi Narni terus mengeluh
“Bukankah kita sudah diberi berbagai fasilitas,ono opo toh ibu iki?” Kata surna pelan
“Aku lelah, Raja Aditama selalu saja membawa kita pergi,padahal aku masih ingin tidur”
Surna hanya menghela nafas berat “Yasudahlah,terserah kamu saja bu,aku sudah lelah mengiyakan segala permintaanmu”
Tampaknya Mereka berdua sudah kehabisan ide, untuk memohon ‘apa lagi’ kepada Sang Dewa. Mereka berdua tertegun..
“Kangmas,bagaimana kalau kita memohon pada Dewa untuk menjadi Dewa juga?” Usul Narni sesaat.
Surna hanya menggaruk-garuk kepala mendengar ucapan Narni, ia setuju juga bingung, kenapa istrinya bisa serakah seperti ini? Apa Dewa mau menerima permintaan mereka? Apa permohonan mereka itu baik? Muncul segunduk pertanyaan di kepalanya.
“Kangmaas! Jawab aku dong,kok malah diam saja?” Kata Narni dengan nada yang sedikit membentak.
Surna mengangguk pelan, yang menandakan ia setuju dengan usul istrinya itu.
Akhirnya mereka berdua menemui sang Dewa, yang sepertinya untuk terakhir kalinya.
Namun Sang Dewa malah murka. Mereka terlalu serakah dan tak pernah puas, Akhirnya mereka dikembalikan wujudnya menjadi Sepasang Jubah kulit.
-Selesai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun