Mohon tunggu...
Elinna Rahma
Elinna Rahma Mohon Tunggu... -

Dunia adalah komedi bagi mereka yang melakukannya, atau tragedi bagi mereka yang merasakannya. - Horace Walpole -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

tak peduli umur

24 November 2011   12:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:15 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Rabu (23/11/2011) saya bersama seorang teman menonton film di bioskop ternama di Indonesia tepatnya di salah satu Mall di Surabaya. Film itu berjudul”BD”. Awalnya saya tidak berniat menonton film karena memang  yach...dompet saya tidak kembung lagi(kantong mahasiswa) dan satu lagi saya benar-beanr tidak tahu sama sekali tentang film itu. Tapi, melihat teman-teman saya yang antusias banget menonton film itu, bahkan ada seorang teman yang mau menonton sampai 2x di Bioskop.

Sesuai jadwal film “BD” itu maen pukul 15.00. Tapi, kami memutuskan untuk menonton di Mall dekat tempat kos kami. Karena pada saat itu masih pukul 13.30. Bukan tanpa maksud, kami berusaha menghindari macet saat pulang nanti dan kalau sudah dekat tempat kos macet tak jadi masalah.

Saat kami memesan tiket hal yang tak biasa terjadi. Mungkin karena saya tak pernah melihat film yang baru tayang. Memang film tersebut baru tayang di Bioskop Indonesia tanggal 18/11/2011 dan itu berarti baru 5 hari film itu ditayangkan. Hampir semua bangku telah di beli dan yang tertinggal hanya bangku deret pertama dan kedua dari depan. Awalnya kami ragu karena jarak terlalu dekat membuat leher saya sakit dan otomatis mata saya yang memang selinder tanpa kacamata semakin pusing. Tapi, jadwal berikutnya pukul 17.15 tak jauh berbeda. Akhirnya kami putuskan membeli kursi dibaris kedua (N8 dan N7). Beberapa menit kami harus menunggu dan harus duduk di lantai seperti pengunjung yang lain. Karena tempat tunggu yang memang penuh. Tepat di lantai depan Bioskop 1 kami duduk.

Beberapa menit kami menunggu kini giliran kami menikmati film yang sampai pada saat pintu di buka saya tidak tahu film apa yang saya lihat. Saya hanya tahu itu film lanjutan dari fil “T” itu pun setelah bertanya pada teman pada saat kami menunggu tadi.

Tepat di bangku N7& N8 kami duduk. Baru saja  kami malah dititipi seorang anak(sebut saja aril) yang menurut dugaan saya dia baru berusia 5-6tahun. Kata ibu (sebut saja Bu Mawar) anaknya takut. Belum sempat kami menjawab aril langsung pindah ke tempat duduk  disamping kami (N9) dengan melewati sela-sela bangku yang tak lebar. Mungkin karena badannya yang masih kecil jadi bisa dia lewati. Jujur saya sedikit malas jika saya dititipi seorang anak kecil. Sontak saya menjawab maaf bu bangku itu mungkin ada pemiliknya. Melihat semua bangku penuh saat kami memesan tiket tadi. Ternyata benar, tak lama sang pemilik bangku datang dan Aril kembali ke bangkunya di deretan depan disamping sang ibu.

Saat itu saya berbisik pada teman saya. “Film ini film dewasa bukan?” belum selesai kami berbicara film “BD” dimulai. Dari awal diputar film ini sudah menunjukkan banyak adegan yang tak pantas untuk usia seperti aril. Banyak adegan dewasa yang mungkin bisa merusak psikisnya kelak seperti perkelahian, romantis. Padahal  diawal sudah tertera film dewasa. Apa ibu itu tidak melihat?Dalam hati saya berkata. “yakin bu mengajak Aril melihat film ini? Ibu tidak salah pilih untuknya kan? Ibu tidak peduli Aril? Dia masih kecil.


Suatu hari kelak jika Aril berkali/ berbuat yang tidak pantas. “jangan salahkan ku bunda”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun