Kimia merupakan ilmu yang kita kenal  pertama kali ketika Sekolah Menengah Pertama hingga ke bangku perkuliahan. Secara sederhana, kimia mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, dan perubahan materi melalui reaksi kimia, seperti air (cair) yang bisa berubah menjadi uap (gas)apabila dipanaskan atau besi yang berkarat. Kimia dianggap oleh mayoritas orang sebagai sesuatu yang sulit, beberapa menggangap ilmu ini terlalu rumit dan membosankan, pola pikir yang seperti itu tidak bisa disalahkan karena pada dasarnya ada banyak hal yang dipelajari dalam kimia, seperti atom, molekul, dan ikatan kimia yang tidak bisa dilihat langsung dengan mata telanjang. Selain itu, Kimia penuh dengan istilah teknis, rumus, dan simbol yang harus dipahami. Misalnya, untuk menulis rumus kimia, kita perlu memahami cara menulis simbol unsur, angka subskrip, dan bagaimana cara menghitung jumlah atom dalam suatu senyawa. Kimia sering kali melibatkan perhitungan matematika, seperti menghitung konsentrasi, stoikiometri (perhitungan jumlah zat dalam reaksi kimia), dan pH dalam larutan.
Meskipun sulit, penggunaan ilmu kimia itu begitu luas. Misalnya pada bidang pertanian, Pertanian adalah kegiatan yang melibatkan penanaman tanaman untuk menghasilkan bahan makanan, bahan baku industri, atau produk lain yang bermanfaat bagi manusia. Ilmu kimia dalam pertanian inilah yang menjadi salah satu cabang ilmu kimia yang disebut dengan Kimia Pertanian. Kimia pertanian adalah ilmu yang menggabungkan kimia dengan pertanian. Di dunia yang semakin berkembang ini, peran kimia pertanian menjadi sangat vital dalam meningkatkan hasil pertanian dan menjaga keberlanjutan pangan. Aplikasi kimia pertanian tidak hanya berdampak pada sektor pertanian saja, tetapi juga sangat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari kita. Mulai dari produk pertanian yang kita konsumsi hingga teknologi yang memudahkan proses pertanian, semuanya melibatkan unsur kimia. Oleh karena itu, mari kita bahas beberapa produk kimia pertanian dan kegunaannya terutama dalam menjaga keberlanjutan pangan.
1. Pupuk Kimia
Sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian yang kita konsumsi, seperti beras, jagung, atau tomat, sebagian besar dihasilkan dengan bantuan pupuk  kimia. Pupuk kimia menyediakan unsur hara dalam jumlah yang tepat dan memberikan pasokan nutrisi yang cepat diserap tanah, mempercepat proses pertumbuhan, dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk panen. Pupuk kimia yang umum digunakan adalah pupuk NPK, Pupuk ini mengandung tiga unsur utama yang sangat dibutuhkan tanaman. Nitrogen mendukung pertumbuhan vegetatif, Fosfor meningkatkan pembentukan akar dan bunga, sementara Kalium meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit  dan membantu tanaman menghasilkan kualitas buah, bunga, atau biji yang lebih baik dari segi ukuran, rasa, dan daya tahan.
2. Pestisida
Pestisida terdiri atas Insektisida, Herbisida, Fungisida, dan Rodentisida . Insektisida adalah jenis pestisida yang digunakan untuk membunuh serangga perusak tanaman seperti lalat putih, kutu daun, atau ulat. Herbisida adalah jenis pestisida yang digunakan untuk mengendalikan atau membunuh gulma (tanaman pengganggu) di berbagai jenis tanaman, herbisida bekerja dengan cara mengganggu proses pertumbuhan atau fungsi vital gulma, sehingga menyebabkan tanaman tersebut mati atau terhambat pertumbuhannya. Fungisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan atau membunuh jamur penyebab penyakit pada tanaman. Jamur ini bisa merusak tanaman dan mengurangi hasil pertanian, kebun, atau tanaman hias. Fungisida bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan jamur atau menghilangkan infeksi jamur yang ada. Rodentisida adalah jenis pestisida yang digunakan untuk mengendalikan atau membasmi rodensia (mamalia pengerat), seperti tikus dan mencit. Bagi  rumah yang banyak tikusnya, penggunaan rodentisida memang bisa menjadi solusi untuk mengendalikan populasi tikus , namun harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai petunjuk karena Rodentisida mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat membahayakan manusia, hewan peliharaan, atau bahkan hewan liar.
Produk-produk ini memungkinkan petani untuk meningkatkan hasil panen dan mengurangi kerugian akibat serangan hama dan penyakit tanaman. Hasil pertanian yang kita konsumsi sehari-hari seringkali telah dilindungi oleh pestisida. Misalnya, tanaman padi yang terhindar dari hama wereng berkat penggunaan pestisida. Meskipun sering kali dipertanyakan dampaknya terhadap lingkungan, penggunaan pestisida yang terkontrol dan sesuai dengan aturan dapat memastikan produksi pangan yang lebih efisien dan berkualitas.
3. Kapur
Kimia pertanian juga memainkan peran dalam pengolahan tanah untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Salah satunya adalah penggunaan bahan kimia seperti kapur untuk menetralkan keasaman tanah (pH tanah). Tanah yang terlalu asam atau basa dapat menghambat pertumbuhan tanaman karena unsur hara menjadi tidak tersedia. Dengan menambahkan kapur atau bahan kimia lainnya, petani dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan drainase, serta mendukung penyerapan unsur hara yang lebih optimal, seperti fosfor dan kalsium. Begitupula dengan Ibu rumah tangga yang memiliki hobi menanam tanaman hias dapat mempertimbangkan penggunaan kapur pada tanah untuk meningkatkan kesuburan dan pH tanah, terutama jika tanah di sekitar rumah cenderung asam. Namun, penggunaan kapur harus disesuaikan dengan kebutuhan tanah dan tanaman hias yang dibudidayakan, agar tidak berlebihan yang justru bisa menyebabkan pH tanah menjadi terlalu tinggi.
Kimia pertanian memainkan peran yang sangat penting dalam meningkatkan hasil produksi pangan, mengendalikan hama, dan menjaga kesehatan tanaman. Seperti penggunaan pupuk kimia sebagai penyedia unsur hara, penggunaan pestisida sebagai pelindung tanaman dari hama dan penyakit, serta penggunaan kapur sebagai penetral keasaman tanah. Meskipun kimia pertanian menawarkan berbagai manfaat, penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan dalam pengawasan yang ketat. Penggunaan yang salah atau berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu mematuhi petunjuk penggunaan yang tepat, memilih produk yang aman, serta menerapkan metode pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan guna mengurangi potensi risiko dan dampak buruknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H