Tiba-tiba anak kita yang berkebuhan khusus memasukkan laptopnya ke dalam bak mandi. Memasukkan smartphone ke dalam tempat cuci piring. Â Atau minyak goreng 2 l ditumpahkan ke dalam wajan.
Sebagai orangtua ,tiba-tiba menjerit, kaget, pengen marah. Mengapa kau lakukan itu nak? Umpatan dan makian kadang tanpa disadari terlontar dari orangtua yang sedang emosi. Bahkan ada orangtua yang menggunakan fisik, memberi hukuman kepada anaknya, sehingga paha terlihat memar kebiruan.
Orangtua, adalah sebutan bagi orang yang lebih tua atau pun kita yang melahirkan dan membesarkannya. Sebagi orangtua kita adalah tempat bergantung bagi mereka. Banyak hal-hal yang ingin mereka sampaikan terhambat karena memang mereka dilahirkan dengan adanya kekurangan.
Hambatan komunikasi dan sosialisasi yang mereka miliki ,kita sebagai orangtua harus betul-betul mengerti dan memahaminya. Keadaan seperti ini kita terima ,kita toleransi, dan kemudian kita mencari tahu mengapa hal ini terjadi, dan apa yang ingin anak harapkan dari kejadian yang bersifat destrutif atau merusak.
Pertama orangtua harus tahu, bahwa anak berkebutuhan, antara fisik atau jasmani, tidak sesuai dengan umur biologisnya. Kebanyakan mereka memiliki umur biologis yang jauh di bawah usia yang sebenarnya. Misalnya, seorang yang berumur 15 tahun , memiliki kemampuan seperti anak usia 6 tahun. Cara berpikirnya akhirnya seperti anak TK, dengan membawa balon ke sekolah.
Kita sebagai orangtua , yang diharapkan anak, adalah kedekatan kita. kehadiran orangtua disekitarnya akan membuat mereka nyaman dan bahagia. Begitu kita lengah, tanpa kata-kata mereka berulah dan terjadilah hal-hal yang tidak diingimkan.
Bagaimana cara mengurangi kejadian yang terkadang menjengkelkan? Kita sebagai orangtua harus mengerti bahasa tubuh anak-anak ini. Begitu dia minta sesuatu, respon kita adalh cepat ikuti permintaan, atau gantikan permintaan sesuaia yang diinginkan anak.
Anak udah mulai menggunting rambutnya, itu ternyata dia ingin mengungkapkan kalo rambutnya sudah panjang dan ingin dipotong. Contoh seperti itu yang kadang orangtua tidak tahu. Keterbatasan bahasa mereka akhirnya hanya bisa mengekspresikannya seperti itu. Kita selanjutnya membantu membuat kalimat, bagaimana minta potong rambut dan mengajak orangtua pergi ke salon.
Ketika  mereka ingin belajar memasak, ternyata mereka tiba-tiba berada di dapur. Telur 1 kg yang mereka lihat dipecahkan cangkangnya , ditaruh dalam mangkok dan seolah siap dimasak. Melihat hal seperti itu , kita harus tanggab, ternyata anak kita sudah bertambah besar dan ingin belajar memasak. Jangan marahi mereka, ini adalah pembelajaran.
Itulah unik nya anak --anak yang istimewa. Â Mereka hadir ke dunia untuk memberikan warna. Mereka bukanlah tidak berguna, tetapi mereka sebenarnya adalh guru bagi kita. Kita sayangi mereka, kita didik dan ajari mereka, karena mereka adalah penerus kita. mereka adalh kita.
***