Mohon tunggu...
Ella Nurrahmah
Ella Nurrahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas pamulang

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Seeing The Side of Phenimism in Pope Joan's Novel "Pope Joan"

29 Mei 2022   14:58 Diperbarui: 29 Mei 2022   15:01 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pope Joan  

Novel "Pope Joan" karya Donna Woolfolk Cross menceritakan tentang keluarga Sang Kanon (Imam) dari Ingelheim yang memiliki tiga anak. 

Matthew merupakan anak pertama dari keluarga sang Kanon, John anak kedua yang memiliki pengetahuan lebih rendah dari pada saudara yang lain, dan anak terakhir dari keluarga tersebut yaitu Joan, perempuan dengan kecerdasan yang alami. 

Lahirnya Joan dianggap aib oleh sang Kanon, karena menurut sang Kanon perempuan merupakan sumber dari segala dosa. 

Awal mula sang kakak sulung Matthew gemar mempelajari bidang akademis, karena perintah dari sang ayah yang berambisi menjadikan putra sulungnya sekolah di perguruan tinggi. 

Sedangkan John putra kedua dari sang Kanon lebih tertarik pada bidang pertempuran. Sang Kanon berharap, anak ketiga yang dinantikannya itu berjenis kelamin laki-laki yang nantinya akan dijadikan sebagai imam di sebuah gereja.

Namun, kenyataan di luar ekspetasi sang Kanon, lahirnya Joan sebagai perempuan membuat ayahnya marah, dan kecewa. 

Dengan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi membuat sang Kanon semakin benci kepada Joan, dan Joan mendapatkan perlakuan yang tidak sewajarnya sebagaimana menjadi seorang perempuan. 

Di sinilah unsur patriaki terjadi, Joan tidak diperbolehkan mendapat pengetahuan yang lebih tinggi ketimbang laki-laki, Joan hanya ditugaskan membantu kesibukan sang ibu, sebagaimana perempuan seharusnya.

Dalam novel Pope Joan karya Donna Woolfolk, memfokuskan pada tokoh perempuan karena disesuaikan dengan konsep dasar feminis, yaitu tokoh perempuannya yang bernama Joan yang mengalami penindasan, kemudian tokoh tersebut melakukan berbagai macam cara untuk bisa terlepas dari ketidaksetaraan gender, dan penindasan yang ia alami.

Dalam novel pertamanya, Donna Woolfolk Cross menerangi abad kegelapan dalam lingkungan politik, kefanatikan, dan agama yang menyertainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun