Di sebuah taman kecil yang sepi, seorang gadis duduk di bangku kayu sambil melipat kertas. Di tangannya, selembar kertas putih sederhana berubah menjadi pesawat kecil yang kokoh. Matanya menatap pesawat itu dengan senyuman penuh harapan, seakan benda kecil itu membawa sesuatu yang lebih besar dari sekadar permainan.
Namanya Nara, gadis berusia 16 tahun yang selalu percaya bahwa harapan bisa terbang sejauh yang ia mau, selama ia berani memercayainya. Hari itu, ia melipat pesawat kertas ketiganya---semua berisi doa-doa kecil yang ia tulis di badan pesawat dengan pulpen hitam.
"Semoga aku bisa menjadi penulis yang menginspirasi banyak orang."
Itu tulisannya kali ini. Setelah selesai, Nara berdiri, mengangkat pesawat kertas itu ke udara, lalu melemparkannya dengan sekuat tenaga. Pesawat itu terbang melintasi angin sebelum akhirnya jatuh di rerumputan tak jauh dari bangku lain di taman itu.
Seorang pria yang duduk di bangku tersebut memungutnya. Usianya mungkin pertengahan dua puluhan, dengan raut wajah tenang yang memancarkan kehangatan. Ia membuka pesawat kertas itu, membaca tulisan Nara, lalu tersenyum tipis.
"Ini pesawatmu?" tanya pria itu sambil berjalan menghampiri Nara.
Nara sedikit terkejut, tapi mengangguk. "Iya. Maaf kalau mengganggu."
Pria itu menggeleng. "Tidak. Aku malah penasaran. Kamu benar-benar ingin jadi penulis?"
"Iya," jawab Nara sambil tersenyum malu. "Aku ingin menulis cerita yang bisa mengubah hidup orang lain. Seperti cerita-cerita yang pernah mengubah hidupku."
Pria itu terdiam sejenak. Matanya menatap Nara dengan pandangan lembut, seakan melihat dirinya sendiri di masa lalu.