Jepara -- untuk memeriahkan bulan Syawal, setiap daerah pasti mempunyai tradisi yang unik masing-masing, termasuk di kota Jepara. Kota yang terletak di ujung utara pulau jawa ini mempunyai tradisi yang disebut dengan "Pesta Lomban". Acara ini dilaksanakan satu minggu setelah hari Raya Idul Fitri. Selain itu, masyarakat juga merayakan Syawalan dengan tradisi"Lebaran Ketupat" atau "Bada Kupat", disebut demikian karena pada saat itu warga merayakan dengan mambuat Kupat dan Lepet.\
Kupat sendiri terbuat dari janur yang diisi beras, dimakan dengan opor ayam, dan masakan lain-lainnya. Sedangkan Lepet berbentuk memanjang dengan isian berupa ketan yang dicampur parutan kelapa dan garam serta masaknya dengan cara sama-sama direbus.
Tradisi Lomban ini dimulai dengan pelarungan kepala kerbau, sesaji, dan hasil bumi ke tengah laut yang dipimpin oleh Bupati Jepara. Pemberangkatan sesaji ini dimulai dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Ujung Batu dan tiba di Pantai Kartini. Prosesi ini diikuti oleh banyak kapal nelayan dan juga rombongan pemerintah Bupati Jepara.
Kepala kerbau yang akan dilarung dibalut dengan kain mori, ditempatkan di kapal kecil yang dihias sedemikian rupa serta ditambahkan sesajen dan beberapa jajanan pasar lainnya. Sebelum pemberangkatan menuju tengah laut, kepala kerbau didoakan oleh tokoh agama dari TPI Ujung batu.
Hadi Priyanto sebagai budayawan Jepara mengatakan pesta lomban dengan pelarungan kepala kerbau ini sebagai wujud terimakasih kepada Tuhan karena telah memberi keselamatan para nelayan dan juga memberikan rezeki berupa hasil laut yang melimpah. Dan juga masyarakat setempat menghormati para leluhur yang selama ini menjaga daerah jepara. Serta dari sesaji dan hasil bumi yang dilarung ke laut juga untuk memberi makan ikan-ikan.
"di dalam lomban ini, ada berbagai sesaji yang dilarung sebagai sedekah laut. Ini adalah bentuk terimakasih pada Allah, dan juga sebagai tradisi turun temurun yang dipercaya warga jepara yang ditujukan kepada leluhur karena sudah menjaga laut dan nelayannya" tuturnya.
Setelah prosesi pelarungan ditengah laut, para nelayan berlomba-lomba untuk mengais air dari sesaji tersebut dengan kepercayaan agar mendapatkan keberkahan untuk kapal yang dibawanya untuk berlayar. Lalu dilanjutkan dengan "Perang Teluk". ini adalah acara peperangan antara kapal satu dengan yang lain,antar kapal saling melemparkan ketupat, lepet, dan hasil bumi lainnya. Setelah itu, para rombongan peserta nelayan dan Bupati mengakhiri dengan tiba di dermaga untuk beristirahat sambil di iringi oleh seni tari.
Kemudian dilanjutkan lagi acara "Grebek Kupat Lepet". Gerebek ini nantinya warga akan memperebutkan Kupat dan Lepet yang dibentuk menggunung. Disini juga berlangsung acra lomba-lomba lainnya yang turut memeriahkan tradisi ini. Diantaranya ada lomba menghias kapal, lomba mendayung, dan aneka lomba menarik lainnya.
Salah satu pemerintah Jepara juga mengatakan , selain tradisi yang diadakan setiap tahun. Pesta lomban juga dijadikan sebagai pengembangan wisata Jepara. Karena unik sehingga mengundang rasa penasaran wisatawan.
"selain unik dan sakral, pesta lomban akan jadi saya tarik tersendiri bagi kota Jepara. sehingga banyak orang yang berbondng-bondong untuk menyaksikan. Tak lepas dari itu, kami juga akan terus mengembangkan lagi supaya tradisi ini tidak punah" ungkapnya kepada wartawan.
Pesta Lomban dari tahun ke tahun selalu menarik perhatian masyarakat maupun wisatawan dari luar daerah. Hal ini terbukti dengan ribuan pengunjung yang memadati area pantai.