Mohon tunggu...
Laila Nur Faizah
Laila Nur Faizah Mohon Tunggu... -

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mentari Pagi

16 Mei 2015   04:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:59 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mentari pagi itu tampaknya malu-malu. Ia mengintip dari balik punggung sang Merapi. Anehnya, sang mentari tampak semakin cantik dengan rona merah menyembul di kedua pipinya. Memantul pada kabut tebal yang menaungi puncak Merapi. Gradiasi warna seirama yang digoreskakn oleh kuas Sang Maha Kuasa menerbutkan senyum pada wajah para pengelana kehidupan dan penggembala petualangan. Merapi yang pongah menatap langit tampak begitu tangguh dalam siluet hitam pagi itu. seperti karang yang menjulang di antara riak warna-warna kemerahan. Kabut kelabu mulai mengangkat kakinya dari persawahan hijau yang tergelar sejauh matat memandang. Petani imajinasi tahu, hari baru telah tiba dan meraih cangkul penanya, meniti jalanan kecil ke arah ladang petualang. Di dalam bus reyot yang terbatuk-batuk itu ia tersenyum. Waktu telah memanggilnya untuk mengibarkan imajinasi terliar. Membiarkan dunia melihatnya.

Lnf

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun