Mohon tunggu...
Laila Nur Faizah
Laila Nur Faizah Mohon Tunggu... -

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Padang Violet

10 April 2015   20:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:16 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dan entah sejak kapan dataran menjadi begitu hijau. Rerumputan menari kegirangan dihujani cahaya mentari pagi. Kabut baru saja merayap naik dan membuka tabir hari. Bulir-bulir embun masih nampak di ujung-ujung dedaunan yang berkiauan. Padang itu terhampar begitu saja di depan mata, seperti karpet hijau yang digelar dari kaki langit. Kuntum-kuntum violet yang anguh enggan menampakkan putiknya pada dunia. Membuatku semakin ingin meraihnya. Kelopak-kelopak ungu itu menyembul menghiasi puncak ilalang-ilalang kecil yang berusaha menatap langit. Sebuah jalan kecil membelah padang menjadi dua bagian, datar di bagian atas dan miring menjurang ke bagian kanan. Rel kereta kayu tertanam kokoh pada jalan kecil itu, menuju ke sebuah rumah yang tampak seperti  the Burrow dalam Harry Potter. Dan angin kecil bertiup, berlarian riang menyapa helai-helai rambutku. Udara terasa begitu manis dan hangat. Ilalang violet menari-nari mengikuti irama si angin kecil. Kelopak ungu bergoyang dalam taraian yang senada. Aku terdiam tanpa kata. Seperti lupa apa itu bicara.

lnf

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun