Mohon tunggu...
ella azzahra
ella azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga, Fakultas Vokasi, Prodi Radiologi

membahas isu isu yang hangat dibicarakan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

A Case Review: Thyroid Carcinoma In Modalities X-Ray, USG, CT-Scan, MRI, dan Nuclear Imaging

12 Juni 2024   09:15 Diperbarui: 12 Juni 2024   09:19 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemanfaatan pencitraan kedokteran nuklir dengan menggunakan 131I scintigraphy dan 18F FDG PET/CT. Kelebihan menggunakan pencitraan  131 I scintigraphy dan  18F FDG PET/CT yakni sensitivitas tinggi untuk lesi RAI-avid, penilaian seluruh tubuh, dan memiliki nilai theranostik. 

Sedangkan kelemahan menggunakan pencitraan 131 I skintigrafi yakni resolusi spasial terbatas (ditingkatkan dengan SPECT/CT) dan nilai terbatas pada kasus lesi yang tidak disebabkan oleh RAI. Kelemahan penggunaan  pencitraan 18F FDG PET/CT yakni sensitivitas lebih rendah dibandingkan skintigrafi 131I untuk lesi yang banyak RAI dan akurasi penilaian anatomi lebih rendah dibandingkan CT resolusi tinggi. 

18F FDG PET/CT memiliki nilai prediksi negatif pada nodul tiroid sehingga menghasilkan nilai negatif dan tidak meyakinkan untuk mengurangi reseksi thyroid. Sebesar 1% pasien dalam penentuan stadium mengalami serapan “kebetulan” sehingga ⅓ pasien memiliki nodul ganas. Nilai serapan standar yang lebih tinggi menyebabkan terjadinya tumpang tindih dengan penyakit lain.

Penggunaan radiofarmaka tambahan seperti 131 digunakan sebagai pemindaian seluruh tubuh pasca operasi untuk mengevaluasi metastase pada nodus yang tersisa di leher. hal tersebut menyebabkan kelenjar thyroid negatif yang timbul dari PTC kurang berdiferensiasi dan menunjukkan serapan pada 18F FDG PET/CT. 

Radiofarmaka 131/123 I digunakan sebagai deteksi sisa penyakit dari lokoregional leher. Namun, pemberian radiofarmaka tersebut dibatasi oleh sisa-sisa thyroid normal yang muncul setelah tiroidektomi total sehingga serapan terlihat pada daerah dasar thyroid. Ablasi dengan 131/123 I memiliki dosis 80 mCi sebagai pelayanan pasien pasca-tiroidektomi untuk menghilangkan sisa-sisa kelenjar getah bening yang tersisa dari metastase jauh. 

Dosis radiasi yang besar akan menyerap yodium radioaktif tumor dan memfasilitasi interpretasi tiroglobulin penanda tumor. Penyerapan 131/123 I dapat dikurangi dengan bantuan agen kontras berbahan iodine melalui intravena, memiliki efek dapat menganggu proses penyerapan selama 1-3 bulan.

Seperti contoh, gambar diatas menampilkan hasil pemeriksaan kedokteran nuklir papillary thyroid carcinoma (PTC) dengan penyakit metastasis berulang. Dimana gambar A, gambaran seluruh tubuh anterior dan posterior dari pemindaian 131I menunjukkan pengumpulan air liur yang normal di leher dan tidak ada serapan yang abnormal. Dan pada gambar B, gambaran 18F FDG PET/CT fusi aksial menunjukkan serapan FDG tingkat rendah pada subsentimeter tingkat IIb kiri dan kelenjar parotis kiri.

Kesimpulan

Pemeriksaan dengan klinis papillary thyroid carcinoma (PTC) menggunakan modalitas USG, X-Ray, CT Scan, MRI, dan Kedokteran Nuklir. Modalitas USG merupakan utama untuk menilai nodul thyroid dan memberikan dasar untuk keputusan bedah. Modalitas X-Ray dengan proyeksi Cervical AP dan Lateral, Plain radiography tidak dapat digunakan dalam deteksi dini karena ketidakmampuan mendeteksi keterlibatan jaringan lunak. 

Modalitas CT Scan dan MRI dengan scanning head and neck berperan dalam penilaian keganasan tiroid sebelum operasi dan pasca perawatan. Modalitas Kedokteran Nuklir menggunakan dengan 131I scintigraphy dan 18F FDG PET/CT memiliki nilai prognostik serta memperlihatkan metastase penyerapan papillary thyroid carcinoma (PTC) pada saliva dan subcentimeter (anterior dan posterior).

Saran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun