Revalina S Temat, selebriti nan cantik ini didaulat pertama kali naik ke panggung untuk berbagi pengalamannya bagaimana ia dulu juga seorang perempuan yang kurang percaya diri dan masih malu-malu. Namun seiring berjalannya waktu, rasa percaya dirinya perlahan bangkit. Ia mulai memotivasi dirinya dengan kegiatan yang membuat dirinya merasa nyaman, salah satunya dengan seringnya mengolah tubuh agar selalu tampil prima.
Setelah itu tampil Deborah Dewi, seorang Graphologist, ahli membaca tulisan tangan. Ia juga pemenang YCPA tahun lalu. Deborah mengatakan "tulisan tangan bisa dikatakan sebagai curahan isi hati seseorang yang dituangkan dalam garis tulisan tangan yang tidak disadari." Awalnya, setiap kita telah diajarkan oleh orang tua atau guru di sekolah, bagaimana metode atau cara menulis. Ternyata dalam setiap goresan tulisan, memiliki interpretasi dan kepribadian yang berbeda-beda Perasaan seperti ini tanpa disadari terlihat melalui tulisan. Kepribadian dan sifat yang tak terbayangkan dan kadang tak nampak dari seseorang pun dapat tercermin melalui tulisan mereka.
[caption id="attachment_184718" align="aligncenter" width="483" caption="Deborah Dewi dan Graphologic - Doc. Pribadi"]
Deborah kemudian menampilkan contoh gaya tulisan Lady Gaga dan Tiger Woods. Ternyata kedua tulisan tokoh itu memiliki kesamaan. Kesamaan gaya tulisan mereka terlihat dari adanya lengkungan besar pada huruf "g" dan "y". Dalam ilmu grafologi, orang yang memiliki gaya tulisan seperti Tiger Woods ini memiliki kecenderungan hasrat seksual yang tinggi. Belakangan diketahui Tiger Woods ternyata ia terlibat skandal seks bersama 120 perempuan dalam waktu 5 tahun! Wow!
Saya begitu terpukau saat Firliana Purwanti, penulis The Orgasm Project menuturkan dengan sangat lugas dengan gaya bahasa yang tertata rapi menyoal Orgasme perempuan. Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan perempuan kurang mengalami orgasme saat berhubungan intim dengan pasangannya, diantaranya, dominasi laki-laki yang menomor duakan kepentingan perempuan sehingga membuat perempuan pasif dalam bercinta untuk mencapai kenikmatan seksualnya.
Selain itu faktor sosial seperti mitos keperawanan menjadi anggapan bahwa perempuan tidak pantas membicarakan kenikmatan seks secara terbuka. Pengetahuan yang terbatas soal seks juga mengakibatkan perempuan sulit untuk mendapatkan orgasme. Terkadang tekanan sosial di masyarakat kita agar menjadi perempuan "baik-baik", lugu saat di ranjang, cenderung pasif dalam mengutarakan keinginannya dalam berhubungan intim dengan pasangan bisa menambah daftar panjang mengapa perempuan sulit orgasme. Firliana membayangkan ledakan orgasme itu seperti gambaran teori ‘the big bang' dalam proses terciptanya alam semesta". Benar-benar luar biasa!
Pembicara lain yang tak kalah menarik adalah Lucy Wiryono. Lucy menceritakan bagaimana perjuangan suaminya, Afit Dwi Purwanto saat bermaksud membuat sebuah wirausaha dimana passion yang mereka ambil adalah kuliner berupa wagyu steak. Afit seringkali menjamu kliennya makan Wagyu di Hotel berbintang. Dari sinilah Afit terinspirasi membuat steak wagyu yang bisa dinikmati oleh berbagai kalangan dengan harga yang terjangkau.. Outlet Steak milik Lucy dan Chef Afit ini berlokasi di Jl. Bhakti no 15, Senopati dengan nama Holycow! Steakhouse by Chef Afit di bawah naungan PT. Holycow! Danadipa Indonesia.
Dalam usahanya ini, Lucy menciptakan suatu ‘Corporate Culture", dimana ia begitu memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Menurutnya, bila ia memperlakukan karyawannya dengan baik, maka karyawan pun tanpa diminta, mereka akan menunjukan kecintaan mereka terhadap pekerjaan. Karyawan itu merupakan ujung tombak keberhasilan usaha. Hal itu terbukti saat sebuah bank menawarkan KPR pada Lucy. Lucy pun tertarik untuk memberikan fasilitas itu kepada para karwayannya.
Pembicara lain yang begitu menginspirasi saya ingat adalah seorang Host yang terkenal dengan sebutan Jurnalisme Rasa, Alvin Adam. Alvin berbagi pengalamannya saat kuliah dulu. Bagaimana ia memulai usaha dari hobinya makan mie ayam di dekat kampusnya. Mulailah ia merayu si abang mie ayam agar menjual gerobak mie-nya. Siapa sangka usahanya itu kemudian berkembang pesat.
Selain itu Alvin dengan jurnalisme rasanya menceritakan bagaimana kecintaannya terhadap pekerjaannya di Metro TV sekalipun stasiun TV lain menawarkan angka yang fantastis. Sekali lagi, Alvin mengatakan bahwa ia cinta dengan pekerjaannya. Semua berawal dari sebuah rasa. Rasa memiliki, rasa nyaman, rasa senang. Dari rasa inilah ia bisa bekerja dengan hati.
Secara keseluruhan, para pembicara dalam FEMME TALKS ini benar-benar menebar inspirasi kepada para hadirin yang berpartisipasi dalam acara YCPA 2012 ini. Sungguh suatu acara yang dikemas begitu apik dan menarik. YCPA sangat layak untuk tetap diselenggarakan setiap tahunnya dan pantas diikuti oleh kaum perempuan yang memiliki multitalenta, tak sekedar hanya cantik semata, namun juga menginspirasi.