Mohon tunggu...
Ella Zulaeha
Ella Zulaeha Mohon Tunggu... Self Employed -

Jadikan sabar dan sholat senagai penolongmu

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Waspadai Bubur Ayam Mengandung Boraks!

14 Mei 2011   12:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:42 7149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

[caption id="attachment_109557" align="aligncenter" width="680" caption="Ilustrasi/Admin (Majalah Sedap)"][/caption]

Bubur ayam merupakan salah satu menu favorit kita untuk sarapan setiap harinya. Makanan ini digemari oleh hampir semua kalangan dan semua usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Namun tanpa kita sadari, ternyata ada suatu ancaman mengintai kesehatan tubuh kita, yaitu BORAKS! Ya, boraks yang diindikasikan bisa mengawetkan bubur tersebut ternyata ikut dimasukkan ke dalam adonan pembuatan bubur ayam oleh pedagang bubur ayam yang berniat curang guna memperoleh keuntungan dengan cara mengawetkan buburnya agar bisa tetap dipergunakan esok harinya.

Berita mengenai Boraks yang terdapat dalam bubur ayam ini baru ditayangkan sore ini pukul 17.00 WIB di Reportase Investigasi di Trans TV. Ternyata boraks ini begitu diminati oleh pedagang-pedagang kecil. Namun memang tidak semua pedagang kecil berbuat curang seperti itu. Pertimbangan faktor ekonomi lagi-lagi yang menjadi alasan mengapa mereka nekat melakukan hal tersebut. Dengan bermodalkan sedikit, mereka mengharapkan keuntungan yang lumayan, tanpa memikirkan dampak atau akibat atas perbuatan mereka tersebut terhadap para konsumen.

Dari Wikipedia: Boraks merupakan asam borat murni sebagai bahan pembuatan industri farmasi. Dalam dunia industri, boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoa. Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700 di Indonesia, dalam bentuk air bleng. Bleng biasanya dihasilkan dari ladang garam atau kawah lumpur (seperti di Bledug Kuwu, Jawa Tengah).

Penggunaan boraks sebagai bahan makanan sebenarnya telah dilarang oleh Pemerintah sejak Juli 1979, hal tersebut dimantapkan kembali dengan SK Menteri Kesehatan RI No 733/Menkes/Per/IX/1988.

Boraks tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi ironisnya penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta merta berakibat buruk terhadap kesehatan, tetapi apabila boraks masuk ke dalam tubuh manusia, maka akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh manusia secara kumulatif. Dan akibat/efeknya akan dirasakan di kemudian hari.

Dampak karena seringnya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian.

Boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan berikut ini: kerupuk beras, sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk), mi, lontong (sebagai pengeras), ketupat (sebagai pengeras), bakso (sebagai pengawet dan pengeras), kecap (sebagai pengawet)

[caption id="attachment_108337" align="alignleft" width="256" caption="Koleksi: Google"][/caption]

Pedagang bubur ayam keliling yang sempat diliput oleh stasiun TV tersebut, menjelaskan bagaimana cara dia membuat buburnya dengan menggunakan boraks tersebut, juga mengakui bahwa ia memang sengaja memasukkan boraks tersebut ke dalam adonan buburnya saat dimasak. Untuk ukuran beras 2 kg, maka boraks yang dimasukkan sebanyak 1/2 sendok makan ke dalam adonan buburnya, kemudian ditambahkan garam dan vetsin. Dia mengakui tidak mengetahui adanya bahaya yang mengancam tubuh manusia bila terus menerus mengkonsumsi bubur yang dicampuri boraks. Dia juga mengatakan bahwa hampir setiap pedagang bubur ayam selalu mencampurkan boraks tersebut.

Melihat fenomena dan fakta tersebut, hendaknya kita bisa membedakan bubur ayam yang mengandung boraks dan yang tidak menggunakan boraks. Memang tidak mudah untuk membedakannya, karena tampilan keduanya sama-sama encer dan putih. Cara membedakannya adalah untuk bubur ayam yang dicampuri boraks, biasanya tekstur buburnya tidak akan berubah dalam jangka waktu tertentu, masih tetap encer, namun apabila kita memegang tekstur buburnya, maka akan terasa lengket di tangan seperti lem. Sedangkan untuk bubur ayam yang tidak mengandung boraks, tekstur buburnya akan mengental dan mengeras dalam jangka waktu tertentu, karena air yang terkandung di dalam bubur tersebut akan menyatu dengan buburnya. Bila kita pegang pun tidak akan terasa lengket.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun