Beberapa penelitian menunjukkan bahwa laki-laki cenderung berselingkuh karena alasan fisik atau seksual, sedangkan perempuan lebih sering berselingkuh karena alasan emosional atau kebutuhan untuk keintiman.
Namun, ini bukan aturan yang pasti dan tetap, ada banyak kasus di mana perempuan juga berselingkuh karena alasan seksual, dan laki-laki karena alasan emosional.
4. Perubahan struktur sosial
Dalam beberapa dekade terakhir, perubahan struktur sosial, seperti meningkatnya kesetaraan gender dan kemandirian perempuan, telah mengubah dinamika perselingkuhan.Â
Perempuan yang lebih mandiri secara finansial mungkin merasa memiliki kebebasan yang lebih besar untuk berselingkuh dibandingkan laki-laki.
Selain itu, perkembangan teknologi dan media sosial juga telah mengubah cara orang berselingkuh dan bagaimana perselingkuhan terungkap.
Tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa perempuan secara keseluruhan lebih banyak berselingkuh daripada laki-laki atau sebaliknya.Â
Perselingkuhan adalah perilaku yang bisa terjadi pada siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin, hal tersebut tergantung pada berapa banyak faktor dari masing individu.
Melihat perselingkuhan sebagai masalah hubungan yang kompleks dan tidak menyederhanakannya begitu saja dengan membandingkan antara laki-laki dan perempuan.
Akhirnya, setiap masing-masing hubungan adalah unik, dari berbagai persepsi yang meraka pahami. Masalah seperti perselingkuhan ini harus ditangani dengan benar-benar mempertimbangkan gejolak individu dalam menjalin hubungan rumah tangga, kemudian mencari solusi positif yang membangun dan mendukung kesehatan dan keseimbangan emosi dari kedua belah pihak.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H