Mohon tunggu...
Elizia Flauren W
Elizia Flauren W Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penyuluhan Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengembangan Agribisnis pada Komoditas Kakao

6 Juni 2022   20:18 Diperbarui: 6 Juni 2022   20:58 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Agribisnis adalah bisnis yang berbasis usaha di bidang pertanian dan bidang lainnya yang mendukung baik di sektor hulu dan hilir. Ini merupakan cara pandang dalam segi ekonomi melalui pengolahan budidaya, penyediaan bahan baku, pasca panen, dan proses pengolahan hingga ke tahap pemasaran. Sub sektor perkebunan merupakan sub 

sektor pendukung utama yang berperan penting bagi perekonomian nasional, antara lain sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi petani, sumber bahan baku industri, dan sumber kebutuhan pokok serta penyumbang devisa bagi Negara (Jinap, Hasnol, Sanny, & Jahurul, 2018). Sementara itu bagi Indonesia, kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang perlu mendapatkan perhatian serius karena peranannya cukup penting dalam perekonomian Indonesia.

Komoditas perkebunan Indonesia yang cukup potensial adalah kakao (Utomo,Prawoto, Bonnet, Bangviwat, & Gheewala,2016). Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional (Nair,2011). Peranan tersebut terutama sebagai penyedia lapangan kerja dan sebagai sumber

 devisa negara terbesar ketiga dari sub sektor perkebunan setelah karet dan minyak sawit. Selama sepuluh tahun terakhir, kinerja agribisnis kakao Indonesia menurun. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan luas arealperkebunan kakao, diikuti oleh penurunanproduksi dan volume ekspor. 

Untuk itu, usaha pengembangan perkebunan kakao lebih terfokus pada perluasan areal tanaman, peningkatan produksi dan perbaikan kualitas biji kakao yang dihasilkan. Perkembangan areal tanam dan produksi kakao ini menarik banyak pihak untuk terlibat dalam proses pemasarannya. Petani sebagai produsen kakao tidak memiliki kekuatan dalam menentukan harga, sehingga petani hanya sebagai price taker (Viteri Salazar, Ramos- Martn, & Lomas, 2018). Sementara pedagang bertindak sebagai penentu harga.

Sistem pemasaran biji kakao didasarkan pada mekanisme pasar, dimana pembentukan harga terjadi melalui keseimbangan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar. Umumnya, biji kakao dari petani masih rendah kualitasnya sehingga menyebabkan harganya cenderung fluktuatif (fluktuasi perubahan harga cukup besar dan sangat cepat). Perubahan harga yang cepat tersebut diharapkan akan ditanggapi secara cepat pula oleh para pelaku pasar sehingga dapat segera mengambil keputusan yang tepat, dan pasar menjadi lebih efisien (Syahputra, 2019).

PEMBAHASAN

SUBSISTEM AGRIBISNIS DAN PENERAPAN SUBSSITEM AGRIBISNIS PADA KAKAO

Terdapat lima subsistem dalam sistem agribisnis yaitu seperti subsistem hulu, subsistem usahatani, subsistem pengolahan, subsistem pemasaran, dan subsistem jasa penunjang.

Subsistem hulu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun