Surakarta, 28 Oktober 2024 — Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS) menyelenggarakan kegiatan psikoedukasi bertajuk “Psikoedukasi Kesehatan Mental dan Teknik Relaksasi Otot Progresif” di Panti Werdha Dharma Bhakti Kasih. Kegiatan ini digagas oleh tiga mahasiswa Psikologi Universitas Sebelas Maret, yaitu Elizabeth Pitaloka, Khana Chikita, dan Khansa Aulia dengan pendampingan dari dosen Andrian Liem.
Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pemahaman mendalam kepada para lansia dan caregiver mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental serta mengajarkan praktik relaksasi otot progresif sebagai salah satu metode sederhana untuk memelihara kesehatan mental mereka.
Kegiatan psikoedukasi dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2024 dan dihadiri oleh 30 lansia penghuni panti werdha. Acara dimulai dengan pengisian pre-test yang dipandu oleh fasilitator dan dibantu oleh caregiver. Pre-test dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman awal para lansia terkait kesehatan mental.
Setelah pre-test, kegiatan dilanjutkan dengan materi definisi kesehatan mental, faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mental, indikator mental yang sehat, serta berbagai cara untuk memelihara kesehatan mental. Materi disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami agar lansia dapat menyerap informasi dengan baik.
Selanjutnya, lansia diajak menyaksikan video yang menampilkan langkah-langkah teknik relaksasi otot progresif. Setelah menyimak bersama, para lansia dipandu oleh fasilitator untuk mempraktikkan teknik tersebut secara langsung, dengan dukungan dari para caregiver. Teknik relaksasi otot progresif ini diperkenalkan sebagai metode yang mudah dan praktis untuk membantu lansia mengurangi ketegangan dan kecemasan.
Pada sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif, tiga lansia mengajukan pertanyaan seputar materi yang telah dipaparkan. Partisipasi aktif ini mencerminkan antusiasme dan ketertarikan lansia terhadap pentingnya kesehatan mental dan cara-cara sederhana yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah sesi tanya jawab, kegiatan dilanjutkan dengan pengisian post-test untuk mengevaluasi pemahaman yang didapatkan setelah mengikuti psikoedukasi. Para lansia dibantu kembali oleh caregiver dalam mengisi post-test ini.
Terakhir, kegiatan ditutup dengan pembagian buku saku kesehatan mental kepada seluruh lansia. Buku saku ini berisi materi yang telah disampaikan serta panduan langkah-langkah teknik relaksasi otot progresif, yang diharapkan dapat dipraktikkan secara mandiri oleh lansia di masa mendatang. Selain itu, poster mengenai kesehatan mental pada lansia turut dibagikan dan ditempel di panti werdha untuk meningkatkan kesadaran para lansia dan caregiver mengenai pentingnya kesehatan mental lansia.
Hasil evaluasi di akhir acara menunjukkan adanya peningkatan pemahaman lansia terkait kesehatan mental dan antusiasme mereka selama mengikuti kegiatan psikoedukasi ini. Kegiatan ini diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan mental lansia serta menjadi langkah awal bagi pelaksanaan program serupa di masa mendatang.