Mohon tunggu...
Elizabeth MeylianaTambunan
Elizabeth MeylianaTambunan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAJY 2022

Beyond Imagination

Selanjutnya

Tutup

Film

Pengaruh Diversitas Genre dalam Karya Animasi

16 Oktober 2024   21:07 Diperbarui: 16 Oktober 2024   21:32 0
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang memiliki cara atau preferensi yang berbeda-beda dalam menonton film. Ada yang lebih menikmati film animasi dan ada pula yang lebih menyukai film live-action. Ketika kita berbicara tentang film animasi, kebanyakan dari kita mengasosiasikan film animasi dengan anak-anak. 

Bagi banyak orang, film animasi hanyalah sebuah cara untuk menghasilkan acara televisi dan film sebagai konten yang cukup menghibur bagi anak-anak, namun hanya diterima sesekali oleh penonton yang lebih tua dan dewasa (Chinman, 2024).

Dominasi Disney dalam dunia animasi dimulai pada akhir 1930-an dan awal 1940-an dengan dirilisnya "Snow White" (1937) dan "Pinnochio" (1940). Sejak saat itu, studio animasi lain telah mendapatkan popularitas, tetapi hampir selalu mengikuti formula Disney dalam membuat konten untuk anak-anak.

Namun, hal ini mulai berubah pada akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an dengan diciptakannya "The Simpsons" (1989). Acara animasi tersebut berusaha untuk lebih menarik penonton yang lebih tua dengan menggunakan humor dan referensi dewasa dan menjadi tontonan yang populer.

Setelah hampir satu dekade, media animasi terus berkembang. Mencakup berbagai genre dan gaya, konten animasi baru tidak lagi hanya untuk anak-anak. Sebaliknya, animasi masa kini juga mencakup film dokumenter, seperti film "Flee" (2021) yang mendapat banyak pujian karena mengangkat tentang isu tentang pengungsi dari Afghanistan yang tinggal di Denmark. 

Dengan cakupan yang lebih luas, genre dalam film animasi memengaruhi jalannya proses produksi, distribusi, serta konsumsi film. Berikut adalah beberapa animasi lintas genre dan analisisnya.

Canvas (2020)

Poster film
Poster film "Canvas" (2020). Foto: IMDb.
"Canvas" adalah film animasi pendek produksi Netflix yang dirilis tahun 2020 lalu. Film karya animator Pixar, Frank Abney III ini menceritakan tentang seorang kakek yang berusaha sekuat tenaga dalam mendapatkan kembali motivasinya untuk melukis setelah mengalami kehilangan besar dalam hidupnya. 

Dengan genre drama dan family, kekuatan besar pada film ini terletak pada penceritaan visualnya. Karakter seorang kakek yang tidak disebutkan namanya itu menghabiskan waktu dengan cucunya yang kreatif. Di menit pertama saja, kita telah dibawa untuk ikut merasakan rasa sakit yang oleh kakek tersebut karena kehilangan anggota keluarganya.

Gaya animasi yang tampak dalam "Canvas" cenderung memiliki warna-warna senada yang tidak terlalu cerah. Bagian produksi dalam musik dan suara juga memainkan peran penting karena musik sangat memengaruhi suasana film. Karakter-karakter dalam "Canvas" tidak memiliki dialog sama sekali dan hanya memanfaatkan permainan musik yang emosional dan menyentuh hati. 

Genre juga berpengaruh pada distribusi film animasi. Platform distribusi seperti Netflix menjadi wadah distribusi film yang tentunya mampu menjangkau banyak orang. Strategi pemasaran juga akan disesuaikan dengan target audiens. "Canvas" mungkin menyasar pada penonton yang menyukai film indie dan film-film yang emosional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun