Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Pentingnya Company Visit

9 Desember 2015   23:40 Diperbarui: 10 Desember 2015   00:33 1415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sekolah – sekolah mulai dari SD hingga SMA, bahkan beberapa jurusan di perguruan tinggi memiliki jadwal company visit atau kunjungan perusahaan. Kunjungan perusahaan seringnya dilakukan pada perusahaan yang memproduksi suatu barang yang populer di kalangan masyarakat, dan biasanya dilakukan agar anak – anak mengetahui proses produksi suatu barang dan sejarah singkat mengenai perusahaan tersebut. Guru – guru seringkali memberikan PR kepada siswa yang sedang melakukan company visit, namun PR tersebut hanyalah sebagai formalitas dalam company visit.

Siswa pun seringkali tidak mendapatkan apa – apa dari company visit tersebut. Mereka justru melihat company visit sebagai alasan untuk keluar dari kelas, untuk melepas kebosanan dan penat dari tugas sekolah. Tugas yang diberikan oleh guru pun tidak berpengaruh banyak pada perusahaan yang dikunjungi, pada siswa yang sedang melakukan company visit, dan bagi sekolah itu sendiri. Padahal banyak manfaat yang dapat didapat oleh siswa, sekolah, bahkan bagi perusahaan yang dikunjungi.

Company visit dapat dijadikan mata pelajaran sendiri, yang justru akan berdampak sangat besar baik bagi siswa, sekolah, maupun perusahaan yang bekerja sama. Company visit dilakukan pada awal semester. Saat melakukan company visit, guru pun harus turut berpartisipasi aktif. Setelah company visit berakhir, guru meminta siswa untuk bekerja dalam kelompok dan membuat project baik dalam bidang kreatifitas, manajemen, Sumber Daya Manusia, lingkungan, marketing, pengembangan produk, dan lain – lainnya yang menarik minat siswa. Siswa kemudian diminta untuk membuat saran, ide, kritik, maupun inovasi baru yang menurut mereka mampu membantu kemajuan atau perkembangan perusahaan tersebut di bidang yang telah mereka pilih di awal. Siswa kemudian membuat proposal berdasarkan project mereka, guru mendampingi siswa selama pembuatan project.

Sekolah kemudian memberikan proposal yang sudah jadi kepada perusahaan. Proposal yang sudah jadi tersebut kemudian disortir oleh perusahaan, mana yang dianggap paling membantu atau berguna bagi perusahaan tersebut dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Tim yang proposalnya diterima oleh perusahaan, dapat bekerja sama dengan perusahaan untuk pengembangan ide, dengan didampingi oleh guru. Tim yang proposalnya diterima mendapatkan nilai lebih karena ide yang kreatif dan mampu diterima oleh perusahaan besar.

Bila hal ini diterapkan pada setip company visit yang diadakan oleh sekolah – sekolah baik dari SD hingga perguruan tinggi, saya yakin bahwa para siswa, guru, maupun perusahaan akan mendapatkan efek positif.

Bagi siswa:

  • Siswa belajar membuat kesempatan dari masalah yang ada
  • Siswa belajar bekerja sama dalam tim
  • Siswa belajar etos kerja secara profesional
  • Siswa belajar membuat proposal resmi
  • Siswa belajar berpikir kritis dan logis namun berinovasi
  • Membuka peluang bekerja di perusahaan

Bagi guru :

  • Guru belajar melihat kesempatan dari masalah yang ada
  • Guru belajar kemampuan entrepreneurial
  • Membuat guru berpikir lebih kritis dan terbuka

Bagi perusahaan:

  • Mampu mengembangkan perusahaan, baik di bidang kreatifitas, manajemen, Sumber Daya Manusia, lingkungan, marketing, pengembangan produk, dan lain – lain dilihat dari sudut pandang konsumen.
  • Tidak perlu membayar mahal konsultan untuk pengembangan perusahaan di bidang kreatifitas, manajemen, Sumber Daya Manusia, lingkungan, marketing, pengembangan produk, dan lain – lain
  • Mampu mencari siswa yang berpotensi untuk bekerja di perusahaan tersebut

 

Dilihat dari kegunaan di atas, ada perlunya kita mengubah pelajaran company visit yang mampu memberikan efek positif bagi setiap yang terlibat di dalamnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun