Mohon tunggu...
Elizabeth Patricia Simatupang
Elizabeth Patricia Simatupang Mohon Tunggu... profesional -

Kisruhnya Dunia Ini, Dan Semua Bertanggungjawab Untuk Mengembalikan Kedamaiannya. "...janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa" (Galatia 5:13b) "...melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih." (Galatia 5:13c) GBU

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Warnai Indonesiaku

24 Januari 2012   11:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:30 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

indonesia negara dengan beragam masyarakat yang berlatar belakang beragam. bukan negaranya orang jawa, bukan pula negaranya orang batak atau bugis bukan juga negara dari ras indo china, ras melanesia atau ras china tetapi tetap negara indonesia. negara ini indah juga bukan karena ber ideologi negara agama dengan mematok satu agama sebagai dasar negara karena semuanya sama haknya dan saya yakin semua agama sama baiknya. kami semua rakyat indonesia bukan yang mengaku bernasionalisme tinggi ataupun penganut nasionalis  yang mengaku berazas politik nasionalis seperti para pembual di senayan tetapi kami hanya rakyat yang tidak rela negara ini terkotak-kotak dan terpecah belah, entah itu rasa nasionalis versi kami atau hanya rasa yang biasa di miliki setiap orang normal. tetapi negara ini indah karena kebersamaan dalam damai saling mengayomi dan penuh cinta kasih. mari kita bayangkan seandainya indonesia merupakan negara yang semuanya sama hanya ada satu kebudayaan, satu agama, satu ras betapa membosankannya sebuah negara ini untuk ditinggali selama 23 tahun. kita semua secara tidak sadar sebenarnya betah tinggal di negara ini karena keberagaman latar belakang yang ada di negara ini. dengan adanya keberagaman di negara ini ada sebuah rasa penasaran untuk mempelajari kebudayaan lain yang ada di daerah lain yang secara tidak langsung membuat kita ingin lebih lama lagi tinggal di negara ini. betapa indahnya seandainya seorang jawa mempelajari budaya batak atupun orang batak yang mempelajari kebudayaan bali dengan sepenuh hati dan rasa saling bertoleransi. saya melihat seandainya yayasan pendidikan kristen dan islam secara bersama-sama memajukan pendidikan di indonesia betapa besarnya jaringan mereka untuk mencakup seluruh nusantara. apabila hal tersebut terjadi saya yakin dalam beberapa tahun seluruh rakyat indonesia akan dapat mengenyam pendidikan dengan baik. seandainya orang-orang kaya di indonesia seperti ciputra, bakrie, saliem dan lain sebagainya mau membuat lapangan usaha yang tidak hanya terkonsentrasi di jawa, sumatera maupun kalimantan persebaran ekonomi indonesia akan lebih merata. seandainya negara ini penuh kedamaian tidak ada saling curiga antar sesama bangsa indonesia mungkin kita akan dapat lebih baik. secara kasatmata kita bisa lihat di sektor perdagangan etnis china menguasai dengan sistim dagangnya yang ulet (dua djempol untuk kalian, good) kenapa kita tidak mau belajar kepada mereka?. selalu saja ada alasan karena mereka tertutup, mari kita berkaca diri dulu kenapa banyak di antara kita yang saat di belakang menggunjingkan mereka. mereka adalah kaum enterpreneur yang baik yang dapat menjadi solusi untuk negara ini di dalam masalah pengangguran yang kian hari ststistiknya kian membesar. mari kita saling terbuka bergandeng tangan membangun bangsa ini tanpa ada rasa perbedaan dengan alasan kita semua sama bangsa indonesia. apabila kita mau saling bahu-membahu untuk membangun negara ini saya yakin kita akan menjadi negara yang besar. saya yakin mimpi kita semua adalah memiliki negara yang damai, sejahtera di mana toleransi di junjung tinggi tanpa membedakan perbedaan yang ada pada diri kita. tetapi perbedaan tersebut kita jadikan warna-warni yang indah dan senantiasa menghiasi perjalanan bangsa ini kedepannya. Selamat tahun baru GONG XI FA CAY..... Damailah Indonesiaku !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun