2 Kiai diatas disebut sebagai Sesepuh desa Sugeng, Sugeng adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, sebelum saya kesana, saya tidak sengaja mampir di warung makan milik Pak Mudin, Mudin adalah tokoh Agama di wilayah Desa.
Pak Mudin juga membantu saya menunjukkan jalan menuju Goa Jorongan atau ada yang bilang juga Goa Jorogan, letak goa tersebut di bawah, dialiri air, dan dihuni oleh beberapa kelalawar dan laba-laba.
Goa Jorongan dipercaya sebagai punden kramat desa Sugeng, menurut warga sekitar, Goa Jorongan adalah tempat persembunyian Ki Abdul Jalil dan Ki Abdul Rohim dari penjajah. Beliau berdua adalah prajurit Pangeran Diponegoro yang sedang menyelamatkan diri dari kejaran penjajah.
Di tahun 2014 Karyawan Hotel Grand Trawas juga pernah melakukan agenda perjalanan napak tilas pasukan diponegoro yang berpusat di Goa Jorongan.
Di dekat Goa Jorogan terdapat Punden Batu Bubur, Menurut Warga, penamaan watu bubur ini karena punden tersebut selalu diberi bubur ketika ruwatan atau banca'an desa.
Makam 2 Prajurit diponegoro tersebut tidak jauh dari Goa Jorogan, sekitar 2 KM dari Goa, disebuah makam umum, dengan bangunan baru.
Menurut warga sekitar, Mbah Kiai Abdul Jalil dan Mbah Kiai Abdul Rohim ketika dating di Mojokerto juga bersama temannya yaitu Ki Danurejo, yang diperkirakan menetap di daerah Pacet, makamnya bernama Sunan Pangkat atau Ki Danurejo, kisah Ki Danurejo sebagai prajurit diponegoro masih simpang siur, kisah ini mengalir datang dari warga ke warga.