Siapa yang tidak mengenal Haji Oemar Said Tjokroaminoto, seorang guru bangsa kelahiran Ponorogo, Jawa Timur, 16 Agustus 1882, bermukim di Peneleh Surabaya yang saat ini rumah beliau dijadikan sebagai Museum, Pendiri Sarekat Islam (SI), beliau ternyata juga kakek dari seorang artis terkenal Maia Estianty asal surabaya, hal ini diungkapkan dalam laman resmi kompas.com dalam artikel berjudul 7 Artis Keturunan Pahlawan, Ada Dian Sastrowardoyo hingga Maia Estianty , beliau juga seorang guru dari 5 muridnya, yang dalam praktek kehidupan 5 murid tersebut sangat memiliki pandangan yang berbeda-beda, berikut profil 5 murid H.O.S Tjokroaminoto.
1. SoekarnoÂ
Seorang pahlawan Indonesia, Proklamator Kemerdekaan Indonesia sekaligus Presiden Pertama Republik Indonesia ini adalah murid dari H.O.S Tjokroaminoto, ia hidup di Surabaya hanya ingin berguru pada beliau, bukan hanya murid, Soekarno juga seorang menantu sang guru, SIti Oetari Tjokroaminoto adalah istri pertamanya, Soekarno adalah murid dari Tjokroaminoto yang memiliki pemikiran Nasionalis, ia mendengungkan demokrasi dan Negara Republik untuk penataan Negara Indonesia.Â
2. AliminÂ
Nama lengkapnya adalah Alimin Prawirodirdjo asal Solo, Jawa Tengah, menurut beberapa kisah, Alimin adalah seorang jurnalis atau wartawan, beliau juga seorang anggota budi oetomo sebuah organisasi pemuda yang didirikan oleh Soetomo, ia juga pernah mempelajari ideologi Komunis, ideologi yang dilarang ada di Indonesia. beliau meninggal pada tahun 1964 dan dianugrahi gelar pahlawan oleh Soekarno.Â
3. MussoÂ
 Seorang tokoh Komunis ini bernama lengkap Munawwar Muso, lahir di Kediri 1897, walaupun ia juga tercatat pernah aktif di Sarekat Islam (SI) milik sang guru, Musso juga terkenal sebagai Pentolan PKI, ia dan Alimin memilih ideologi yang sama yaitu Ideologi Komunis walaupun praktiknya ada sedikit perbedaan, ia mati ketika PKI berhadapan dengan Tentara Indonesia pada tahun-tahun genting 1948, yang dimana PKI menjadi musuh bersama Rakyat Indonesia.Â
4. Semaun
Semaun, tokoh asal Sumobito,Jombang, Jatim ini juga sempat menjadi seorang tokoh komunis, dalam kisahnya ia mengalami pengasingan 1923 dan diasingkan di Belanda, ia tinggal disana sekitar 30 tahunan lebih, ia juga tercatat hidup di beberapa Negara dan bekerja disana, ia pulang di Indonesia pada tahun 1953 dan tercatat sebagai dosen di Universitas Padjajaran Bandung.Â
5. Kartosuwiryo