Gadis itu matanya nanar. Napasnya berdegup kencang. Tangannya berkali-kali mengepal. Kerudung lebar dan baju seragamnya berlepotan tak karuan. Campuran remukan kapur dan telur yang ditimpukkan teman-temannya membuatnya laksana zombie yang menakutkan.Â
Hampir semua temannya tak mempedulikannya. Terus tertawa-tawa sambil menyanyikan lagu Happy Birthday. Dia disini, ditempat dimana orang-orang tidak akan mungkin menjangkau dirinya. Ditempat dimana dia dapat bersembunyi dari berbagai hal yang dapat membuat dirinya semakin jatuh tak berdaya.Â
Senyuman, tatapan, dan semua hal yang mereka lakukan beberapa waktu yang lalu terus terputar dikepalanya. Dia tak tahu apa yang diinginkan oleh teman-temannya hingga membuat ia menjadi seperti ini. Karena pada saat hari-hari biasa mereka tak pernah menghiraukannya. Dia selalu menjadi pribadi yang terkucilkan, terlupakan. Dan mendadak pada hari ini semua berubah.
Mereka benar-benar memperlakukan Nadira layaknya seorang teman kesayangan mereka. Mulai dari memulai pembicaraan lewat chat untuk menanyakan kabarnya, menyapanya, bahkan ada salah satu dari temannya yang bersedia menawarkan tempat duduk agar dapat berada di sebelah dirinya. Hingga pada akhirnya peristiwa itu terjadi. Dimulai pada saat Nadira akan beranjak pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian olahraga.Â
Mereka semua mendadak menjauh dan pergi meninggalkan Nadira sendirian.Â
Sebenarnya Nadira merasa kebingungan akan sikap dan tingkah laku mereka. Tetapi Nadira tetaplah Nadira, kejadian seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hari. Kelam, sepi, dan sendiri sepertinya sudah menjadi takdir baginya. Â Tanpa menghiraukan keadaan sekitar Nadira langsung bergegas untuk berganti pakaian.
Saat akan memasuki kelas perasaan Nadira sudah diliputi rasa curiga. Kelas benar-benar menunjukkan suasana sepi seperti tak berpenghuni. Nadira sebenarnya tidak ingin merasakan hal seperti ini, tapi akhirnya Nadira berusaha memberanikan diri untuk membuka pintu kelas dan meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja. Perlahan dirinya membuka gagang pintu dengan hati-hati.Â
Saat dia sudah membukanya, serentak seluruh siswa yang hilang dari pandangan Nadira sebelumnya langsung mengucapkan selamat ulang tahun untuk dirinya. Nadira langsung tersadar jika hari ini merupakan hari ulang tahunnya.
Nadira merasa sangat terharu, karena teman-teman sekelasnya yang selama ini ia anggap selalu mengacuhkannya ternyata mereka masih memedulikan Nadira. Namun, pada detik selanjutnya Nadira seperti terlempar dari berbagai ekspektasi tentang teman-temannya.Â
Penampilannya berubah menjadi sesosok makhluk yang menyeramkan karena teman-teman sekelasnya melempari berbagai macam bahan kearahnya yang sepertinya memang ditujukan untuk memeriahkan suasana ulang tahun Nadira.Â
Akan tetapi, menurut Nadira cara yang mereka lakukan sungguh keterlaluan. Bagaimana tidak keterlaluan, hal tersebut dilakukan tepat sebelum jam pelajaran olahraga akan dilaksanakan. Dengan penampilannya sekarang ini benar- benar membuatnya tidak dapat mengikuti mata pelajaran tersebut. Akhirnya yang dapat ia lakukan sekarang adalah hanya meratapi nasib dengan memandang kearah langit-langit kamar mandi dan berharap hari ini tidak pernah terjadi.