Zaman digitalisasi saat ini mampu mengubah pemikiran banyak orang. Perubahan pola pikir masyarakat akibat kecanggihan teknologi yang mampu membuat pergeseran budaya terjadi semakin cepat. Kini banyak anak muda yang selalu ingin mengikuti trend yang ada di kalangan mereka. Hak asasi manusia sering dijadikan alasan untuk membuat mereka terlihat sebagai sosok yang tidak pernah melawan arus.Â
Sebenarnya publik sendiripun tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut, tidak mempermasalahkan jika mereka membuat konten yang masih mengedukasi. Setidaknya konten tersebut tidak mengarah pada hal-hal yang dapat membuat publik menjadi berasumsi negatif.
Dilihat dari segi bagaimana masyarakat mengapresiasi konten-konten kreator muda yang dibuat disosial media sendiri misalnya, bisa dipastikan bahwa mereka juga menikmati konten "fresh" yang disajikan dengan cara mereka masing-masing.Â
Ada yang mengedukasi masyarakat lewat hal-hal sederhana seperti cara kita untuk selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, ada juga yang menaruh pesan untuk selalu bersikap baik kepada siapapun dan untuk tidak bersikap apatis terhadap sesama, beberapa konten kreator juga menyelipkan motivasi tersendiri untuk selalu mempelajari hal-hal baru dengan cara yang unik dan asik, dan masih banyak lagi pesan-pesan positif lain.
Ya, memang zaman sekarang sepertinya tidak dapat dipisahkan dengan yang namanya dunia internet. Hampir semua kegiatan menuntut semua masyarakat untuk bisa menggunakan berbagai macam aplikasi yang dapat membantu kinerja mereka.Â
Apalagi pekerjaan konten kreator saat ini memang terlihat sangat menjanjikan, mereka dapat memeroleh pemasukan tersendiri dari konten yang mereka buat. Dengan cara mengupload foto ataupun video mereka dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Jika dilihat sebenarnya masyarakat lebih menyukai suatu konten yang memuat trend yang terjadi pada saat itu.
Banyak anak muda yang menjadikan hal tersebut sebagai peluang untuk menunjukkan bakat mereka masing-masing. Tidak semua sebenarnya, ada yang menjadikan hal tersebut untuk membuat mereka menjadi terlihat di depan publik atau istilah lainnya menjadi terkenal dengan berbagai macam cara. Konten yang mereka suguhkan sebenarnya beragam, seperti konten makanan, daily activity, make up blogger, dan masih banyak hal yang lainnya. Konten-konten tersebut sebenarnya tidak menyimpang dari ajaran budaya bangsa, namun dilihat dari segi kebebasan mereka berkarya adalah hal yang perlu masyarakat perhatikan.Â
Didukung dari segi umur mereka yang membuat mereka ingin menyalurkan apa yang ada di pikiran mereka secara meluap-luap dan tidak dapat terkendali karena belum dapat berpikir panjang mengenai konsekuensi dari apa yang akan mereka terima nantinya.
Apalagi banyak generasi muda khususnya anak-anak yang sudah banyak menggunakan handphone. Orang tua mereka memberikan akses tersebut dengan tujuan agar anak mereka tidak kemana-mana dan tidak perlu terlalu mengawasi karena mereka tau kalau fokus anak mereka sudah tertuju pada handphone.Â
Akibatnya banyak anak ataupun bahkan balita yang sudah mulai berbeda pola pikirnya dengan anak kecil pada umumnya. Mereka menjadi lebih tidak terkendali. Hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana cara mereka berbicara ataupun berinteraksi dengan orang disekitarnya.Â
Jika anak tersebut banyak melihat video dengan konten yang positif dan dengan waktu yang tidak terlalu lama ataupun terlalu sering maka pengetahuan mereka menjadi bertambah. Namun apabila video yang mereka lihat berisi konten tentang hal-hal yang tidak sesuai dengan umur mereka maka itu akan berakibat pada tingkah laku mereka yang mengarah ke hal-hal yang cenderung negatif.