Hai guys..
Kali ini saya ingin sedikit berbagi cerita saya saat kunjungan ke stasiun tv pertama di Indonesia, pasti tahu dong ?apa nama stasiun tv nya ? . Yups ! nama stasiun tv nya adalah Televisi Republik Indonesia (TVRI). TVRI saat ini sudah berusia 52 tahun. Usia yang luar biasa untuk stasiun tv menurut saya. Kunjungan pertama kali ini, dalam rangka melihat cara kerja “orang-orang tv”. Lebih detail nya pada divisi penata artistik. Oia, sebenarnya cerita perjalanan menuju TVRI ingin saya ceritakan juga, tapi rasanya tidak perlu.
Senin 17 november 2014, kami berkunjung ke TVRI. Sebulum kunjungan dimulai, kami semua dikumpulakan disebuah ruang untuk diberi penjelasan dan seikdit tanya jawab dengan ketua divisi artistik yang saya lupa namanya,hehe. Saat kunjungan dimulai kami temani seorang karyawan TVRI yang sangat menarik dan baik luar biasa, nama nya “Yongki”. Pertama-tama, kami dibawa ke sebuah ruangan yang bernama VTR (video tape recorder) dimana ruang ini berfungsi untuk merekam suatu acara yang sedang berlangsung. Didalam ruang VTR ternyata terdapat satu ruangan, yakni ruang audio. Didalam kedua ruang ini terdapat banyak alat-alat yang mungkin terlihat asing bagi orang awam. Beberapa LCD, mixer (bukan mixer untuk membuat kue ya) mixer yang satu ini berguna untuk membantu proses bekerja. Tombol-tombol yang begitu banyak cukup membuat kepala pusing. Didalam ruangan ini, bisa dikendalikan oleh 3 orang. Dua orang di VTR dan satu orang di audio.
Setelah ruang VTR, kami masuk ke dalam studio “news”. Dan kebetulan, saat itu sedang on air Indonesia Siang. Kesempatan yang bagus untuk saya dan teman-teman agar lebih mengetahui proses berjalan nya siaran langsung (live). Dalam studio news terdapat tiga kamera,promter,dan lain-lain. Bicara soal promter, fungsi promter adalah untuk membantu si news anchor dalam membaca berita. Pada promter terdapat naskah berita yang sudah diketik oleh seorang operator yang ada didalam ruang MCR (Master Control Room). Dengan adanya promter, news anchor sangat terbantu. Karna tak perlu lagi menghafal naskah berita, mereka cukup membaca naskah yang terdapat pada promter.
Selanjut nya ruangan yang saya dan teman-teman saya datangi adalah ruangan dimana para penata artistik bekerja, didalam ruangan ini terdapat banyak gabus yang digunakan untuk pembuatan properti keperluan syuting. Dan kebetulan, saat itu para pekerja sedang membuat set untuk suatu acara. Nah, didalam ruangan ini, saya dan teman-teman harus benar-benar memperhatikan. Usai dari ruangan penata artistik, mas yongki mengajak kami ke ruang IT. dimana ruangan ini berfungsi sebagai pusat nya internet. Mas yongki bilang sih, ini rajanya warnet, hehe. Tidak lama kami berada diruang IT, dan kami berlanjut ke ruang MCR (Master Control Room) dimana di sini terdapat dua ruang MCR. Yaitu ruang MCR analog dan digital, MCR analog dan digital sedikit berbeda. Dimana di ruang MCR digital pekerja tidak perlu lagi selalu memperhatikan mixer, karna MCR digital cukup diatur pada awal nya saja. Seterus nya, bekerja secara otomatis.
Terakhir, mas yongki mengajak kami ke sebuah studio penta music. Saat memasuki studio ini, saya merasa kagum dengan lampu-lampu lighting yang begitu luar biasa keren nya. Mungkin, siapapun yang belum pernah melihat nya pasti akan terkagum-kagum. Panggung nya pun tak kalah menarik, belum lagi kursi penonton nya. Dalam studio musik tersebut terdapat sebuah crane atau lebih dikenal dengan sebutan jimmy jeep. Crane adalah alat yang berguna untuk meletakkan kamera. Sejenis tripod, tetapi lebih besar atau bahkan sangat besar dan bisa membantu kameraman mengambil gambar dari atas dan lebih jauh. Beberapa anak mencoba untuk mengoperasikan crane tersebut. Setelah dari studio musik, kami kembali lagi ke studio news. Dan ternyata on air sudah selesai, kesempatan tersebut pun tidak disia-siakan oleh saya dan teman-teman untuk berfoto-foto.
Saat teman-teman saya sibuk berfoto ria, mas yongki mengajak saya dan beberapa teman akrab saya ke ruang MCR yang berada diatas studio news. Ini berbeda dengan ruang MCR yang tadi kami kunjungi. Mas yongki mengajarkan cara mengoperasikan alat tersebut dan menjelaskan apa saja fungsi nya. Yang tak kami sangka, mas yongki mau mengajak kami ke ruang “Transmisi Room” yang agak sulit untuk dimasuki oleh orang selain petugas. Ruang transmisi ini berfungsi untuk memancarkan acara yang sedang berlangsung atau taping ke pemancar pusat dan pada akhir nya sampai ke rumah para pemirsa melalui antenna tv yang ada. Saya dan teman-teman merasa senang, karena bisa masuk ke dalam Transmisi Room. Sekali lagi, terimakasih mas yongki :)). Sekian sedikit cerita saya saat kunjungan ke TVRI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H