Mohon tunggu...
Elison Manisa
Elison Manisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jadikan pendidikan sebagai tools untuk membangun diri dan sesama.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup adalah perjuangan, selama nafas belum berhenti tetap belajar untuk menjadi inspirasi bagi dunia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

5 Strategi Jangan Ucapakan Anak Ayah Bunda Nakal

16 Oktober 2021   09:27 Diperbarui: 16 Oktober 2021   09:58 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://pixabay.com

Pendidikan karakter itu perlu, tetapi ayah bunda jangan memberikan vonis kepada anak bahwa anak mama nakal.

Sebetulnya ketika melihat anak-anak yang tidak tahu apapun kemudian lantas disebut anak nakal, jika ayah bunda bayangkan selama anak dalam masa tumbuh kembang selalu mendapat predikat nakal, tidak sopan, bodoh, tidak bisa berbuat apa-apa, tidak bisa membaca, tidak bisa menulis, selalu merepotkan, suka berbuat masalah.

Coba bayangkan seru otak anak telah merekam hal-hal buruk yang terjadi pada rekaman otak anak dengan sebutan Kamu nakal, kamu jahat. 

Pada akhirnya kata nakal dan jahat tersebut menjadi sifat bawaan dalam alam sadarnya dan anak mulai meyakini bahwa benar, dia bodoh, dia jahat, nakal, usil dll. 

Sebelum semuanya terlambat mari kita sebagai ayah bunda memperbaiki respon dan pikiran kita terhadap karena hakikatnya anak itu lahir tanpa dosa, sehingga orangtua perlu memberikan masukan positif dan berusaha memperbaiki.

1. Predikat buruk cenderung memiliki dampak buruk

Sebenarnya semu ayah dan ibu tidak memberikan predikat buruk pada anak-anak yang tak di inginkan oleh anak bahkan orangtuanya sendiri.

Namun seringkali lingkungan telah memberikan predikat nakal pada anak "Kamu Nakal, Kamu jahat" kamu anak kurang ajar, kamu susah di atur, akibatnya anak merasa divonis dan ditakuti.

2. Tuduhan yang terus berulang akan membuat anak merasa yakin.

Pada awalnya tuduhan tersebut membuat anak tidak merasa nyaman, tatapi ketika sudah menjadi bahan obrolan tetangga dan mendapat cemoohan, ejekan. Tentu akan membuat luka tersendiri dalam hatinya. Dan anak akan x melawan tuduhan itu namun dengan tindakan kenakalan.

3. Mengingat anak akan kesalahan tidak harus dengan sebutan nakal.

Karena kata kata nakal itubl di sebutpun akan tetap berkesan negatif, begitu juga ketika sebagai orangtua mendapatkan predikat tersebut.

4. Hendaknya dengan bijaksana dan kasih sayang 

Bagaimanapun anak itu usianya masih muda, sangat mungkin melakukan kesalahan karena ketidak tahuan atau karena penyebab lain.

Namun apapun bentuk kenakalan anak biasanya ada penyebabnya yang bisa lacak sebagai bahan evaluasi diri bagi orangtua. 

5. Sekali lagi jangan cepat memberikan predikat negatif 

Seburuk apapun tuduhan orang lain atau bahkan orangtuanya sendiri kepada anak, sebetulnya ada kebaikan dalam diri anak tersebut yang bisa memunculkan hal-hal negatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun