Mohon tunggu...
Elis Nurjanah
Elis Nurjanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi yang fokus pada media digital dan komunikasi. Aktif mengerjakan proyek akademik dan penulisan untuk mengasah keterampilan di bidang tersebut.

Saya adalah seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi yang memiliki minat besar dalam media, teknologi, dan komunikasi digital. Selain itu, saya juga menyukai dunia musik dan hobi menyanyi sebagai cara untuk mengekspresikan diri. Saya selalu berusaha untuk terus belajar dan berkembang dalam berbagai bidang, baik akademik maupun pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tarif Transportasi Umum Rp 1 di Awal Tahun Baru: Solusi atau Tantangan?

2 Januari 2025   09:37 Diperbarui: 2 Januari 2025   10:37 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tarif Transportasi Umum Rp 1 di Awal Tahun Baru: Solusi atau Tantangan?

Pada awal tahun 2025, masyarakat di beberapa kota besar Indonesia, termasuk Jakarta, dikejutkan dengan kebijakan tarif transportasi umum yang hanya sebesar Rp 1. Kebijakan ini diumumkan pemerintah sebagai upaya untuk mendorong lebih banyak orang menggunakan transportasi umum, guna mengurangi kemacetan dan polusi udara, dua masalah utama yang dihadapi kota-kota besar.

Tarif yang sangat terjangkau ini tentunya memberikan keuntungan besar bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang selama ini kesulitan dengan biaya transportasi. Dengan tarif Rp 1, lebih banyak orang diharapkan beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Hal ini tentu saja bisa mengurangi kemacetan yang sering terjadi di jalan-jalan utama, serta meningkatkan kualitas udara yang lebih bersih.

Namun, meskipun kebijakan ini menawarkan solusi jangka pendek untuk masalah kemacetan, ada sejumlah tantangan yang perlu diperhatikan. Tarif yang sangat rendah dapat mengurangi kemampuan penyedia transportasi umum untuk menutupi biaya operasional, seperti pemeliharaan kendaraan, bahan bakar, dan gaji pengemudi. Tanpa adanya dukungan atau subsidi yang berkelanjutan, kebijakan ini bisa jadi tidak bertahan lama.

Selain itu, meskipun lebih banyak orang beralih ke transportasi umum, ada kekhawatiran bahwa layanan akan semakin sesak, yang dapat mempengaruhi kenyamanan penumpang. Kepadatan penumpang bisa menjadi masalah jika jumlah pengguna meningkat secara drastis dalam waktu singkat.

Meskipun demikian, kebijakan tarif Rp 1 ini tetap merupakan langkah positif yang patut dicontoh. Jika dikelola dengan baik, kebijakan ini dapat memberikan dampak jangka panjang yang positif, seperti pengurangan kemacetan dan polusi, serta mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun