adakah lagi yang lebih meluluh lantakkan
selain pengabaian
setelah upayaku merangkak dengan telapak berdarah-darah
lalu terus menggapai meski dengan lengan yang telah patah dan dada yang tinggal belulang
beringsut kearah suara kelembutan fatamorgana janjimu
menginjak dan mengibas ribuan detik diiringi jeritan biola tak berdawai
burung malam melintas...
bisu
hanya pekik tertahan dari runtuhnya langit kedamaian
petir berkilat dengan kedengkian yang nyaris purna
apakah lagi setelah penipuan yang membunuhku secara perlahan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!