First love
Hai..... Hai..... Hai....
Pembaca setiaku
Kali ini aku ingin berbagi sedikit mengenai pengalaman yang tidak akan pernah aku lupakan, cerita ini berawal ketika aku pertama kali duduk di bangku kuliah, hal ini adalah salah satu momen yang tidak akan pernah aku lupakan selama hayat hidup ku, pertama sekali menginjakan kaki di Medan ini untuk melanjutkan kuliah ku, aku tinggal d daerah Gatot Subroto Medan, jarak yang cukup jauh bagi ku dengan kampus ku yang berada di daerah jamin Ginting padang bulan Medan, namun karena situasi aku tinggal bersama kakak ku dan dia bekerja di salah satu perusahaan swasta di daerah Gatot Subroto Medan, membuat ku juga harus ikut serta tinggal dengannya, Hari-hari ku jalanin dengan hati yang Gembira walau kadang tak jarang juga aku mengalami hal yang kadang membuat ku Down, setiap hari Senin-Jumat aku selalu pergi ke kampus hingga pukul 17.00 sore aku berada di kampus, setelah itu aku pulang dan hal ini berulang-ulang setiap harinya, hingga tiba suatu hari aku bertemu dengan seorang pria, aku tidak mengenalnya cukup baik, namun sampai saat ini aku masih mengingat wajahnya dengan sangat jelas, Pria itu bertubuh tinggi semampai, hidungnya sedikit Mancung, kulit sawo matang, dan rambutnya berwarna hitam cepak, sejak pertama melihat nya aku merasa ada saja yang berbeda dengan hati ku,  aku selalu gugup saat melihatnya, dan menurut ku itu perasaan yang aneh, kami sering sekali berpapasan hampir tiap sore, dan pada saat berpapasan dia selalu mengenakan pakaian olahraga lengkap dengan sepatu olahraganya, dalam hati aku selalu bergumam siapa pria ini, namun aku tidak punya cukup nyali untuk menyapanya, jika dilihat dari Wajahnya di pria yang cukup ramah, karena setiap berpapasan dia selalu tersenyum seolah-oleh dia menyapa dengan senyumnya, aku ingin tahu siapa dia sebenarnya, dimana tempat tinggalnya, dan apa kegiatan nya :) tapi perasaan itu aku tutupi dengan kesibukan ku sehari-hari, singkat cerita tiba suatu hari pada saat pulang kampus tepatnya hari Rabu, jam 17.30 sore saat itu hujan sangat deras membuat ku harus berteduh sejenak di teras kios yang kosong, saat itu tidak ada satu orang pun yang berteduh di tempat itu, namun karena keadaan hujan yg lebat serta petir yang sangat mengerikan memaksa aku harus berteduh di tempat itu, hampir setengah jam aku menunggu di teras kios itu tiba-tiba datang seorang pria yang memakai payung, dan juga bungkusan yang aku tidak tahu apa isinya menawarkan ku payung sambil berkata "Adek mau pulang, ayo bareng saya aja hujan nya masih lama berhenti nya,sebentar lagi malam gak baik anak perempuan malam-malam di luar apalagi hujan gini" ungkapnya, hati ku masih sangat terkejut karena pria yang menawarkan payung itu adalah pria yang aku ceritakan tadi, lalu dengan nada halus aku berkata "Gak usah bang, bentar lagi juga reda kok hujannya," jawabku, walaupun sebenarnya aku sangat kedingan saat itu tapi aku berusaha sok jual mahal dihadapanya, namun mendengar jawabanku, dia langsung mendekat dan menghampiri ku, sambil berkata "Udah gak usah takut, saya orang baik-baik kok, kenalin aku Frans". Aku sering kok lihat kamu saat sedang olahraga, udah ayo, aku tidak sempat membalas pertanyaannya namun dia langsung memayungi ku dengan payungnya, di sepanjang perjalanan dengan payung satu bagi dua kamipun berjalan, dia sangat menjaga ku saat itu, dia tidak membiarkan hujan jatuh mengenai ku, di sepanjang jalan menuju kompleks kos ku, kami tidak banyak berbicara namun kadang tak jarang aku melihat dia memandangi ku , sesampainya di kos aku tidak sempat bertanya di mana dia tinggal, dan darimana dia tahu kos ku karena hujan yang begitu lebat yang di sertai dengan petir, namun saat itu hati ku sangat bahagia, bisa sedekat itu dengan nya pada hari itu, dan seolah-olah hujan itu adalah pelengkap kebahagiaan ku saat itu, namun beberapa hari kemudian aku tidak pernah bertemu atau bahkan berpapasan dengan nya, karena merasa bosan hanya di kamar menonton tv aku pun naik ke atas atap rumah yang di lengkapi dengan kursi sekaligus itu tempat untuk menjemur pakaian kami anak-anak kosnya, aku memasang musik dan menikmati pemandangan senja yang dapat membuat hatiku tenang, tiba-tiba aku  Â
Melihat ke seberang kos ku dan aku melihat seorang pria yang tidak asing bagi ku menjemur pakaian di lantai atas di seberang kos ku, aku sangat terkejut, dia tersenyum dan melambaikan tangannya, namun aku hanya bisa diam, dan sedikit malu , ternyata pria itu adalah tetangga sebrang kos ku, dan keesokan paginya kami bertemu setelah peristiwa aneh itu dia berkata, iya itu kos aku, maaf selama ini aku gak jujur :) dengan nada seperti itu membuat perasaan ku gugup, namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama ketika kakak ku harus pindah bekerja ke Jakarta dan otomatis aku juga harus pindah ke tempat yang jarak nya lebih dekat ke kampus, sejak saat itu aku tidak pernah bertemu lagi dengannya, namun aku sadar  aku telah jatuh cinta pada nya sejak pertama kali bertemu, aku tidak menyesal mengenalnya karena dia telah mengajari ku satu hal bahwa cinta itu memang benar ada, dan kita tidak tahu kapan datang nya dan kepada siapa kita jatuh cinta, dan aku juga ingin berterimakasih telah membuat ku jatuh cinta kepada Hujan, karena setiap  tetesan hujan mengingatkan ku atas kebaikan mu, dan aku berharap suatu saat kita bisa bertemu dan kamu masih tetap membawa payung untuk ku dan tetap menjaga ku sejak pertama kali kita bertemu, karena aku percaya jika memang kita ditakdirkan bersama tidak ada yang bisa merubah semua itu. Terimakasih hujan telah mengingatkan ku pada dia hari ini.
Anju Elisia Silalahi
Kamis,6 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H