Mohon tunggu...
Elisca Jayaningsih
Elisca Jayaningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi

Hobi menonton film

Selanjutnya

Tutup

Music

Fenomena "Fan Culture" di Kalangan Penggemar Idol Korea

11 Januari 2023   21:20 Diperbarui: 11 Januari 2023   23:12 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada generasi masa kini, yaitu generasi Z akrab sekali dengan kemunculan banyaknya boygroup dan girlgroup korea yang kini tengah menguasai kancah musik dunia. Diberbagai media sosial, seperti Youtube, Instagram, dan Twitter, banyak sekali idol grup baru yang bermunculan dan menyuguhkan pertunjukan musik disertai dengan gerakan dance sebagai pendukung nya. Hal ini kemudian yang menjadi daya tarik generasi sekarang, untuk memiliki kecendrungan menyukai boygroup dan girlgroup tersebut. Karena dinilai musik dengan dance nya yang bagus, serta visual dari idol group tersebut yang sangat memukau.

Mereka juga bergabung dalam satu fandom atau fans kingdom, adalah suatu kelompok yang terdiri dari gabungan penggemar yang sama-sama menyukai boygroup dan girlgroup. Fandom ini jelas berbeda-beda dan banyak jenisnya. Jadi setiap boygroup dan girlgroup itu sendiri memiliki fandom mereka masing-masing. Rasa cinta terhadap idolnya inilah, yang kemudian memunculkan fenomena baru yang disebut "Fan Culture". Fan culture ini bisa juga diartikan sebagai budaya fan atau semua hal yang meliputi aktivitas penggemar dalam mengidolakan idola nya. Namun terkadang mereka yang didalam fandom ini tidaklah selalu bersifat positif.

Aktivitas pengidolaan terhadap grup ini, membuat para penggemar cenderung terjebak pada fenomena hedonisme atau menghambur-hamburkan uang nya, untuk membeli banyak sekali benda yang berhubungan dengan idol mereka. Banyak penggemar yang berlomba-lomba untuk membeli aksesoris khas dengan idol grup mereka, mulai dari lightstick, photo card, album, baju, dan sebagainya. Selain itu juga, terkadang para penggemar ini membeli benda-benda yang digunakan idol mereka demi menunjukan rasa cinta mereka terhadap idolanya. Hal ini sering kali justru berdampak negatif. 

Mereka menghabiskan banyak uang hanya untuk hal yang seharusnya bisa mereka kelola dengan baik untuk kebutuhannya, jika membeli hanya satu atau dua, mungkin itu masih sangat wajar. Tetapi, hampir semua penggemar idol group ini ada yang membeli satu barang dengan jumlah yang sangat banyak dengan alasan "mendukung" idolanya. Sebagai contoh lainnya, muncul juga fenomena fan war atau perang antara penggemar.  Biasanya terjadi perang antar fandom yang disebabkan oleh berbagai alasan. Kejadian ini biasanya diawali dengan ketidaksukaan oknum yang terdapat di salah satu fandom kepada salah satu idol group lainnya.

Rasa ketidaksukaan ini yang menjadi penyebab dari munculnya berbagai aktivitas yang berujung perang antar fandom lainnya. Selain tidak suka, perang antar fandom ini juga dipacu adanya kompetisi diberbagai ajang seperti ajang penghargaan musik. Perang fandom lainnya juga bisa disebabkan oleh adanya kabar kencan pada idol mereka sedang dating. Jika salah satu anggota boygroup dan girlgroup dikabarkan sedang berpacaran, maka hal ini akan memunculkan reaksi yang berbeda-beda. Ada yang bisa menerimanya dengan mendukung idol mereka, ada juga yang menolak dan menjadi ajang menghujat.

Maka dapat disimpukan, bahwa fenomena fan culture ini tidak lepas dari adanya fenomena positif dan negatif yang melingkupinya. Hal ini bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi, fandom dapat dirubah menjadi lebih baik lagi, sehingga aktivitas pengidolaan ini bisa menjadi lebih positif, mengidolakan boygroup atau girlgroup ini tidak lagi dikenal dengan citra negatif yang melekat erat dikhalayak umum. Dengan menunjukan banyak nya aktivitas  hal positif yang dilakukan dalam fandom itu sendiri, mungkin bisa menjadi salah satu alternatif agar aktivitas ini mendapat citra yang baik di khalayak umum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun