Mohon tunggu...
Elisa DeboraYunita
Elisa DeboraYunita Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswi

NIM: 43223110031| Program Studi: Strata Akuntansi Fakultas: Ekonomi dan Bisnis | Universitas: Mercu Buana | Pendidikan Anti Korupsi dan Etik Umb | Dosen Pengampu : Prof.Dr.Apollo, M.Si., AK.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

QUIZ 3 - Menjadi Sarjana dan Menciptakan Kebahagiaan Aristotle

27 September 2024   00:03 Diperbarui: 27 September 2024   00:35 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
modul prof. Apollo  (dokpri)

WHAT

Sarjana adalah gelar akademis sarjana yang di berikan oleh perguruan tinggi, setelah menyelesaikan program studi yang berlangsung selama empat hingga tujuh tahun. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata sarjana adalah orang pandai (ahli ilmu pengetahuan). Arti lainnya dari sarjana adalah gelar strata satu yang dicapai oleh seseorang yang telah menamatkan pendidikan tingkat terakhir di perguruan tinggi. Perjalanan menjadi seorang sarjana adalah sebuah proses panjang yang menuntut dedikasi, ketekunan, dan semangat belajar yang tinggi. Namun, di balik semua itu, terdapat potensi besar untuk mencapai eudaimonia. Proses belajar di perguruan tinggi tidak hanya sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter, melatih berpikir kritis, dan mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah. Hal ini merupakan fondasi penting untuk mencapai kebahagiaan yang sejati. Sarjana adalah individu yang telah menyelesaikan perguruan tingginya dan diharapkan menjadi sarjana yang berbudaya, dan mampu berkontribusi dalam dunia kerja.

ETIKA KEBAHAGIAN ARISTOTELES 

Etika Aristoteles adalah salah satu konsep penting dalam filsafat Yunani kuno yang bertujuan untuk mencari kebahagiaan melalui kebijaksanaan. Aristoteles, seorang filsuf besar dari abad ke-4 SM, percaya bahwa sifat manusia yang paling mendasar adalah keinginan untuk menjadi bahagia, dan bahwa kebahagiaan tercapai melalui kehidupan yang bijaksana dan moral. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pemikiran etika Aristoteles dan bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai kebahagiaan yang berkelanjutan. Etika Aristoteles mempelajari cara hidup yang baik untuk mencapai kebahagiaan. Ia berpendapat bahwa manusia, sebagai makhluk rasional, memiliki kebebasan untuk memilih tindakan. Dengan mengembangkan kebijaksanaan dan moralitas, individu dapat meraih kebahagiaan yang berkelanjutan. Bagi Aristoteles, kebahagiaan (eudaimonia) bukanlah sekedar perasaan senang sesaat, melainkan suatu kondisi hidup yang berkelanjutan, di mana seseorang mencapai potensi penuhnya dan menjalani kehidupan yang bermakna. Kebahagiaan, menurutnya, adalah tujuan akhir dari semua tindakan manusia. Aristoteles juga menekankan pentingnya komunitas dalam mencapai kebahagiaan. Karena manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang lain untuk berkembang. Jika kita berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, kita dapat mengembangkan kebajikan moral dan mencapai tujuan hidup kita. kebahagian juga dapat di capai melalui tindakan tindakan yang kita terapkan dalam kehidupan sehari hari untuk mencapai kebahagian yang sempurna di masa yang akan mendatang. Etika kebahagiaan menurut Aristoteles menawarkan sebuah kerangka berpikir yang komprehensif untuk memahami makna hidup. Dengan menerapkan prinsip-prinsip etika Aristoteles, kita dapat menjalani kehidupan yang lebih bahagia, bermakna, dan memuaskan. 

WHY 

MENGAPA KEBIJAKSANAAN PENTING DALAM MENUJU KEBAHAGIAAN DALAM KEHIDUPAN SARJANA?

Kebijaksanaan, menurut Aristoteles, adalah kemampuan untuk memahami dan menilai situasi dengan tepat, serta membuat keputusan yang baik. Kebijaksanaan mencakup aspek intelektual dan praktis, termasuk pengetahuan tentang apa yang baik, benar, dan berguna dalam hal tertentu. Dalam kehidupan sarjana, kebijaksanaan menjadi panduan dalam menghadapi berbagai tantangan dan keputusan yang berat atau kompleks. Salah satu aspek terpenting dari kebijaksanaan adalah kemampuan seorang sarjana dalam mengambil keputusan. Sarjana sering di perhadapkan pada berbagai pilihan, baik dalam konteks akademis, sosial, maupun pribadi namun seorang sarjana membuthkan kebijaksaan dalam membantu mereka menghadapi berbagai masalah atau tantangan di kemudiaan hari. Kebijaksanaan memungkinkan sarjana untuk melihat situasi dari berbagai sudut pandang dan memahami konteks yang lebih luas. Dengan kebijaksanaan, sarjana dapat mengevaluasi dampak jangka pendek dan jangka panjang dari suatu keputusan yang mereka  ambil atau putuskan. Keputusan yang bijaksana biasanya mengurangi risiko terhadap kesalahan yang dapat berdampak negatif pada kehidupan akademis dan pribadi mereka. Kebijaksanaan juga berfungsi sebagai jembatan untuk mengontrol suatu emosi seseorang. Dalam hal kehidupan sarjana, emosi sering kali dapat memengaruhi keputusan dan perilaku. Dengan seorang sarjana  memahami dan bisa mengelola emosi mereka, maka dari itu sarjana dapat membuat keputusan yang lebih rasional dan terinformasi sehingga mereka dapat mengambil keputusan dengan baik dan berkepala dingin. Sarjana yang bijaksana cenderung lebih mampu dalam menghadapi sebuah tantangan, hal ini menjadikan mereka lebih tangguh dalam menghadapi rintangan dan tidak mudah menyerah dalam sebuah tentangan yang mereka hadapi. Kebijaksanaan juga berkontribusi pada seorang sarjana dalam pengembangan diri mereka. sarjana cenderung  memiliki rasa ingin tahu yang tinggi atau dalam dan berusaha untuk terus belajar, baik dari pengalaman maupun dari sesuatu yang terjadi di sekitar mereka untuk mengembangkan diri lebih baik lagi. ebijaksanaan mendorong sarjana untuk secara teratur merefleksikan tindakan dan keputusan yang mereka buat atau ambil ,dan terus berusaha untuk memperbaiki diri mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka. kebijaksanaan memberikan sarana bagi sarjana untuk mengatasi tantangan dan menemukan makna dalam perjalanan akademis dan hidup mereka. Dalam dunia yang penuh dengan kompleksitas dan ketidakpastian, kebijaksanaan menjadi penuntun yang membantu sarjana untuk hidup dengan integritas, tanggung jawab, dan tujuan, yang pada akhirnya berkontribusi pada kebahagiaan yang berkelanjutan.

HOW 

Bagaimana menciptakan etika kebahagiaan aristoteles menuju sarjana? 

seorang sarjana bisa menerapkan etika kebahagiaan Aristotelse yang di kenal sebagai "Eudaimonia" dalam kehidupan sehari hari. Eudaimonia, atau "kebahagiaan" dalam konteks Aristoteles, bukan hanya sekadar perasaan bahagia, tetapi lebih kepada hidup yang baik dan berarti. Sarjana perlu memahami bahwa kebahagiaan datang dari pengembangan karakter dan tindakan yang baik. Aristoteles menekankan pentingnya kebajikan sebagai kualitas moral. Sarjana harus berusaha untuk mengembangkan kebajikan seperti keadilan, keberanian, dan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ini dapat dicapai melalui refleksi diri, diskusi, dan praktik. Setiap orang perlu bertindak etis dan bertanggung jawab. Dengan kebijaksanaan, kita bisa membuat keputusan yang lebih baik, menggabungkan pengetahuan dan pengalaman. Keberanian membantu kita menghadapi tantangan dengan positif, sementara keadilan mendorong rasa hormat dan kesetaraan dalam interaksi sosial. dengan kita mengintergrasikan hal ini, sarjana bukna hanya memperkuat dirimya sendiri namun bisa memikirkan kesejahtraan masyarakat lainnya. Pendidikan yang menyeluruh yang mencakup aspek intelektual, emosional, dan sosial dapat membantu sarjana mencapai eudaimonia atau kebahagiaan . hal ini sangat berpengaruh untuk kehidupan seorang sarjana karena mempersiapkan mereka untuk bisa mencapai kebahagiaan yang lain di masa yang akan datang dan menjadikan mereka sarjana yang berbudi pekerti yang baik.  Konsep etika aristoteles Mengajak sarjana untuk lebih terlibat lagi di dalam kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat dan orang sekitar mereka . Melalui kontribusi positif,seperti mengikuti kegiatan yang ada di sekitar mereka atau mengikuti organisasi yang membuat mereka bertumbuh dan menjadi lebih baik lagi kedepannya. sehingga mereka memiliki kepuasan tersendiri dan mencapai kebahagiaan yang sejati. Aristoteles Mendorong sarjana untuk melakukan refleksi tentang tindakan yang mereka perbuat dan keputusan mereka dalam kehidupan sehari hari mereka. menerapkan etika aristoteles dapat membuat pemahaman mereka menjadi lebih baik lagi dalam menerapkan nilai nilai kebajikan. jika seorang sarjana menerpkan etika kebahagiaan aristoteles, maka mereka dapat mengembangkan pemahaman mereka yang lebih mendalam mengenai etika kebahagiaan aristoteles dan mewujudkan etika tersebut dalam kehidupan sehari hari mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun