Nama: Elisa SofiaÂ
Nim: 2410416320021
Mata Kuliah: Penginderaan Jauh
Dosen Pengampu: Dr.Rosalina Kumalawati, S. Si, M.Si
Program Studi: S1 GEOGRAFIÂ
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Lambung Mangkurat
MEMBUAT FRAMING TEXT MENGENAI 10 ISU YANG TERDAPAT DI PROVINSI JAMBI DI KABUPATEN KERINCI.
A. Pendahuluan
 Kabupaten Kerinci adalah kabupaten paling barat di provinsi Jambi, Indonesia. Kabupaten ini merupakan daerah wisata unggulan provinsi Jambi, yang dikenal dengan sebutan sekepal tanah dari surga. Sejak 2011, kabupaten ini beribu kota di Siulak. Sebelumnya pusat pemerintahan terletak di Sungai Penuh, yang saat ini berstatus sebagai kota . Kabupaten Kerinci memiliki 18 kecamatan, 2 kelurahan dan 285 desa (dari total 141 kecamatan, 163 kelurahan dan 1.399 desa di seluruh Jambi). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 235.735 jiwa dengan luas wilayahnya 3.355,27 km dan sebaran penduduk 70 jiwa/km. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri tahun 2013, jumlah penduduk di wilayah ini adalah 244.018 jiwa (dari penduduk seluruh Provinsi Jambi yang berjumlah 3.532.126 jiwa). Dengan luas daerah 3.355,27 km2 (dari luas Provinsi Jambi 50.058,16 km2), tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini adalah 73 jiwa/km (dibanding tingkat kepadatan Provinsi Jambi sebesar 71 jiwa/km).
B. Kesimpulan
Kabupaten Kerinci adalah kabupaten paling barat di Provinsi Jambi, Indonesia, dengan ibu kota berada di Siulak sejak 2011. Kabupaten ini memiliki 18 kecamatan, 2 kelurahan, dan 285 desa, dengan luas wilayah 3.355,27 km dan populasi sekitar 235.735 jiwa pada tahun 2017. Kerinci dikenal sebagai daerah wisata unggulan dengan sebutan "sekepal tanah dari surga".
Kesimpulan dari Materi yang Diberikan:
- Bencana Alam dan Penanganannya:
- Kabupaten Kerinci sering dilanda bencana alam seperti banjir, longsor, dan gempa bumi. Banjir besar pada awal Januari 2024 mengakibatkan 27 ribu warga terdampak dan merusak infrastruktur. Pemerintah daerah aktif menangani bencana ini dengan mendirikan posko darurat dan dapur umum. Kerusakan lingkungan seperti penebangan liar dan aktivitas galian C juga memperparah bencana.
- Konflik Sosial:
- Konflik antar desa dan perebutan sumber daya, seperti kasus antara Desa Pulau Pandan dan PT Kerinci Merangin Hidro serta bentrok lahan antara Desa Semerap dan Desa Muak, menunjukkan ketegangan yang tinggi akibat pergeseran dalam relasi sosial dan kepentingan ekonomi.
- Sejarah dan Dampak Bencana:
- Selama periode 1920-1939, Kerinci menghadapi berbagai bencana alam yang mempengaruhi masyarakat dan memerlukan respons dari pemerintah kolonial Belanda. Ketangguhan masyarakat dan kerjasama dengan pemerintah kolonial memainkan peran penting dalam pemulihan.
- Kesejahteraan dan Statistik:
- Data mengenai kesejahteraan rakyat menunjukkan aspek-aspek seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Penting untuk meningkatkan infrastruktur dan layanan publik untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat.
- Potensi Pertanian:
- Ada upaya untuk memperluas areal tanam di Kecamatan Danau Kerinci Barat dengan pemanfaatan pompanisasi dan teknik pengelolaan air untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Secara keseluruhan, Kabupaten Kerinci menghadapi tantangan signifikan terkait bencana alam, konflik sosial, dan kerusakan lingkungan. Namun, terdapat juga upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengelolaan sumber daya yang lebih baik, termasuk potensi pengembangan pertanian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H