Mohon tunggu...
Elisa Sagala
Elisa Sagala Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kontraktor dan Healer

Jadilah orang baik dan lakukanlah kebaikan bukan karena upah, janji atau harapan, tapi karena engkau adalah orang baik.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apa pun Agamanya, Jadilah Orang Baik!

5 Mei 2014   10:28 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:51 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sahabat-Sahabat yang LUAS BIASA...

Dalam SEMUA tulisan saya di berbagai milis, Whatsapp atau status FB saya, TUJUAN atau MOTIVASI atau PESAN yang sampaikan HANYA satu:

"Mengajak SIAPA SAJA agar CONCERN atau FOKUS pada karakternya APAPUN merek agamanya, APAPUN pekerjaannya, APAPUN suku dan latar belakang hidupnya, APAPUN kondisi atau situasi yang silih berganti hadir dalam hidupnya dan APAPUN sikap sesama padanya serta APAPUN benda yang ada di sekitarnya. Berjuanglah dan berusahalah SEKUAT TENAGA, dengan SEGENAP jiwa serta raga untuk SELALU berjalan bersama Yesus Kristus dalam TabiatNya, yaitu KASIH. Hingga kelak Sang KASIH sudah SANGAT INTIM atau MENYATU hidup dalam setiap desah nafas kita. Bahkan jika KEMATIAN kita SEKALIPUN yang sesama kita butuhkan agar dia bisa selamat, kita tidak akan menyayangkan hidup kita ini, sebab bagi kita mati dan hidup tidak ada bedanya, semuanya untuk MENGASIHI."

Bila ada sesama kita yang sudah menghidupkan KASIH atau setidaknya terlihat bahwa KASIH sudah sedang bertumbuh dalam hidupnya, masihkah kita menambahkan TAURAT padanya hanya karena hari dia ke gedung-gedung pertemuan acara-acara kemanusiaan berbeda dengan KEBIASAAN kita? Hanya karena cara mereka beracara berbeda dengan tata acara kita?

Doa, puasa, baptisan, sunat, acara-acara keagamaan, persembahan & persepuluhan, nyanyian, gedung-gedung pertemuan, hari-hari termasuk Sabtu dan lain-lain HANYALAH alat bantu untuk mencapai tujuan di atas; KASIH. Cara kita bisa benar, tapi BUKAN SATU-SATUNYA. Terlalu kecil TUHAN itu kita masukkan ke dalam kotak otak kita yang kerdil. Mengapa kerdil? Sudah diselimuti DOSA dan KEJAHATAN TERDASYAT sepanjang masa, yaitu KEFANATIAN YANG TIDAK SEIMBANG. Kita berani berkata orang lain sesat hanya kerena dia tidak berjalan di jalan yang sedang kita jalani padahal belum tentu jalan kita menuju selamat. Kita berani dengan SANGAT lantang berkata "di luar agamaku penyembah Setan" sementara di saat yang sama kita sedang memuja Setan dan menampar dengan sangat keras Wajah TUHAN sebab kita sudah menjadi HAKIM.

Doa, puasa, baptisan, sunat, acara-acara keagamaan, persembahan & persepuluhan, nyanyian, gedung-gedung pertemuan, hari-hari termasuk Sabtu dan lain-lain ADALAH kebutuhan manusia berdosa, bukan kebutuhan TUHAN. TUHAN tidak berubah, TUHAN itu TUHAN. Jangan kita pikir kalau sudah tekun berdoa semalamam, bila sudah puasa menyiksa diri berhari-hari, berlatih bernyanyi sekuat tenaga, memberikan uang setoran pada TUHAN sebanyak-banyak TUHAN akan semakin memberkati kita. Masihkah DIA itu TUHAN kalau kita harus merengek-rengek meminta kebutuhan hidup kita ini? Masihkah DIA itu TUHAN kalau kita harus menyiksa diri tidak makan tidak minum 24 jam agar RohNya masuk ke dalam pikiran kita? Jika itu yang kita lakukan, bukankah kita sedang MENGHUJAT TUHAN? Bukankah kita sedang mempermalukannya di hadapan Setan? Bukankah Setan akan berkata "Lihat tuh Elisa Sagala, kejam TUHANmu itu kan? Mana mungkin ada manusia yang mampu serupa dengan Yesus Kristus... Dibodoh-bodohi kalian ama TUHAN kalian itu selama ini..."

TUHAN meminta kita melakukan doa, puasa, baptisan, sunat, acara-acara keagamaan, persembahan & persepuluhan, nyanyian, gedung-gedung pertemuan, hari-hari termasuk Sabtu dan lain-lain AGAR kita BERUBAH dan BERTUMBUH, bukan agar TUHAN berubah. Dan semua itu HANYALAH alat bantu, dan BUKAN satu-satunya! Kalau ada yang berkata upaya kita bisa merubah keputusan TUHAN, itu adalah PENYESATAN TERDASYAT SEPANJANG SEJARAH HIDUP MANUSIA DI BUMI INI sekalipun itu dicanangkan atau dikeluarkan sekelompok orang yang mengaku-ngaku sebagai "satu-satunya agama yang PALING benar di dunia saat ini." Itu HANYA upaya untuk mendirikan sebuah MENARA yang ujungnya sampai ke langit, entah langit mana.

AMIN Braders & Sisters ?!?
Jika AMIN, APAPUN mereka agama Anda bahkan SEKALIPUN tanpa merek agama yang ada di muka bumi saat ini tetaplah SEMANGAT dalam KASIH di setiap detik hidup kita, APAPUN peristiwa yang akan hadir dalam hidup kita kedepannya, APAPUN sikap dan ucapan sesama pada kita serta APAPUN benda yang sedang berada dalam genggaman atau sekitar kita. Teruslah BERSYUKUR dan selalu ucapkan "Smua BAIK" atau "BAIKLAH...BAIKLAH BAGIKU..."

GOD bless you more ya Braders & Sisters...
Teruslah bertumbuh dan BERTUMBUH dalam KARAKTER ya !!!
Kalau tidak suka dengan Nama Yesus Kristus, pakai nama nabi Muhammad juga bagus dan sangat bagus. Sebab beliau manusia biasa yang menjadi luar biasa. SANGAT cocok kita teladani. Kalau ada yang anti akan nabi Muhammad, pakai Dalai Lama atau Mother Theresa juga BAGUS. Yang mana saja, yang penting jadi orang BAIK. Jangan tanya lagi BAIK itu apa, tak cium nanti kamu...hahaha

Selamat pagi, aku mau tidur lagi ya...

Elisa Sagala

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun