Setiap datangnya bulan Ramadhan, entah kenapa hati terasa sedih. Mengingat kembali kesalahan dan dosa selama satu tahun kebelakang. Mengingat kebersamaan dengan orang orang yang pernah bersama di tahun sebelumnya namun sudah tidak bisa bersama tahun ini. Beberapa orang telah pergi dan tak akan kembali. Tak bisa kembali karena waktu di dunia sudah tidak ada lagi. Dan tak bisa bersama karena prinsip yang berbeda. Menjauh dan merenggang.
Ramadhan memang terasa istimewa, saat Allah menjauhkan hal buruk untuk hambanya, aku menangis dan menyesali atas ketentuan-Nya. Namun, Allah hadirkan sosok penguat saat aku menggila sendiri. Benar kata pepatah, yang hilang akan tumbuh. Yang pergi akan ada yang datang. Dan itu benar terjadi.
Tahun ini akan ku coba mulai memperbaiki diri. Ibadah dan hubungan sosial dengan manusia. Memberanikan diri menerima tawaran bukber di lingkungan yang sudah lama aku tinggalkan. Dan melangkah ke masjid seorang diri untuk terawih.
Tahun ini juga, ada harapan yang aku panjatkan. Harapan yang mulai aku minta dengan serius. Tolong aamiin-kan harapan ku ini. Jika harapan ini benar  terjadi. Dan Allah kabulkan dan meridhokan aku mendapatkannya. Segera aku bagikan harapan itu melalui tulisan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H