Eritrosit, apakah kalian mengetahui apa itu eritrosit? Eritrosit sering disebut juga sebagai sel darah merah. Eritrosit berasal dari bahasa Yunani yang artiya erythos yang berarti merah dan kytos yang artinya selubung darah. Dan merupakan sel yang paling sederhana yang ada di dalam tubuh. Â Karena tidak memiliki organel seperti mitokondria, lisosom, aparatus golgi, dan nukleus. Eritrosit merupakan sel darah yang jumlahnya paling dominan. Pada tubuh laki-laki kurang lebih terdapat 5 juta sel darah merah sedangkan pada perempuan terdapat kurang lebih 4 juta sel darah merah. Yang di dalamnya mengandung hemoglobin yang dapat mengikat oksigen.Â
Volume hemoglobin sendiri sepertiga volume sel darah merah. Hemoglobin  memiliki 4 rantai polipeptida yang melekat pada 4 gugus hem yang mengandung zat besi. Polipeptida sendiri merupakan polimer yang tersusun dari beberapa peptida hasil pengikatan COOH dengan gugus amino yang dapat membentuk protein. Nah, itu juga alasan mengapa eritrosit berwarna merah, karena mengikat zat besi Jika dilihat dengan menggunakan mikroskop, sel darah merah memiliki bentuk seperti cakram yang tengahnya terdapat lekukan (bikonkraf). Sel darah merah juga dilapisi oleh membran sel dengan permeabilitas yang tinggi. Yang dibentuk di sumsum merah tulang pipih.
Lalu seberapa pentingkah eritrosit? Eritrosit sangat penting untuk tubuh manusia karena dapat mengedarkan oksigen yang telah diikat oleh hemoglobin ke seluruh tubuh. Sehingga dapat juga menjadi pengatur suhu tubuh melalui proses oksidasi dihasilkan energi lain dalam bentuk panas. Apakah hanya mengedarkan oksigen saja? Ternyata tidak karena eritrosit juga membawa karbon dioksida ke paru-paru.Â
Dan juga menjaga sistem kekebalan tubuh ketika sistem tubuh diserang oleh patogen atau bakteri. Ketika mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen serta membunuhnya. Yang tak kalah pentingnya adalah ketika eritrosit mengalami penegangan di pembutuh yang sempit, eritrosit akan melepaskan ATP yang akan menyebabkan dinding jaringan mengalami relaksasi dan melebar. Tak hanya itu, eritrosit juga akan melepaskan senyawa S-nitosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi, yang mana fungsinya untuk melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah supaya darah menuju ke daerah tubuh yang mengalami kekurangan oksigen.
Proses produksi eritrosit ketika kita masih menjadi janin dengan masa sesudah kelahiran itu berbeda. Pembentukannya tidak sama seperti sel ang lainnya yang melakukan pembelahan sel darah merah menjadi dua sel dan seterusnya. Pembemtukan sel darah merah juga dikenal dengan nama eritropoesis (eritropoisis). Ketika kita masih menjadi embrio, sel darah merah primitif yang berinti di produksi dan berkupul di yolk sac (kantung kuning telur).Â
Setelah beberapa bulan, prosduksi eritrosit diambil alih oleh hati , limpa dan kelenjar limfe. Kemudian, semakin berkembangnya waktu pembentukan eritrosit dilakukan sepenuhnya oleh sumsum tulang membranosa, tapi dalam keadaan tertentu eritrosit akan dibentuk di hati dan limfa. Pembentukannya juga dibantu oleh sel yang disebut dengan sel batang pluipoten yang merupakan sel yang memiliki kemampuan spesial untuk membentuk berbagai macam sel. Dalam prosesnya dibagi menjadi beberapa tahap. Yang pertama adalah hemasitoblas lalu dari stem sel meiloid terbentuk eritroblas
Selanjutnya, pada tahap normoblas sel mulai melepaskan inti selnya yang bernama ortokromatik eritroblas (normoblas tua). Dan akan membentuk retikulosit yang masih memiliki bahan inti dan terbentuk eritrosit yang kehilangan inti dan berbentuk bikonkraf. Pada proses dimulainya proeritroblas, dibutuhkan 5-7 minggu hingga terbentuk eritrosit.Â
Pembentukan eritrosit dirangsang oleh kondisi tubuh yang kekurangan oksigen yang kemudian tubuh memproduksi hormon eritropoitin yang akan merangsang tubuh (terutama sumsum tulang atau hati) untuk membentuk sel darah merah. Kecepatan pembentukan sel darah merah sekitar 2 juta sel untuk orang dewasa. Eritrosit yang berumur 120 hari akan mengalami kerusakan dan mengalami fagositosis yang dilakukan oleh hati lalu terjadi perombakan. Hasil perombakan pada hemoglobin akan digunakan untuk pembentukan bilirubin, yaitu zat warna empedu yang memberi pada feses. Sedangkan untuk Fe sisa perombakan hemoglobin akan digunakan pada pembentukan hemoglobin yang baru
Pada dasarnya, eritrosit diproduksi oleh tubuh setiap hari. Dan eritrosit sendiri mengandung hemoglobin dan Fe yang sangat berguna bagi tubuh manusia, dan kita tahu bahwa manusia setiap hatinya menggunakannya. Karena itu, pada seetiap 120 hari eritrosit digantikan oleh eritrosit yang baru sehingga tubuh kita dapat menjadi lebih bertenaga lagi. Ada orang yang berpendapat bahwa orang yang telah berumur akan memiliki fungsi organ yang menurun sehingga, biasanya akan merasa lelah dan mengantuk.
Tapi, coba kita lihat lebih dalam lagi dewasa ini manusia jaman sekarang juga sering melakukan banyak kegiatan (pekerja keras). Sedangkan tubuh manusia dari dulu hingga sekarang diciptakan, tidak mengalami evolusi. Jika kita bekerja terus menerus akankah ini mempengaruhi kualitas dalam eritrosit itu sendiri? Dan apakah karena manusia jama sekarang memiliki banyak aktivitas sehingga mudah lelah karena faktor yang dipengaruhi eritrosit? Mari kita perdalam lagi.
Pada orang yang sudah lanjut usia, tentu saja fungsi organ tubuhnya juga akan menurun. Tapi apakah itu mempengaruhi bertumbuhnya eritrosit sehingga tubuh bisa menjadi mudah lelah? Pastinya iya, namun tidak semata-mata karena usia. Jika manusia yang lanjut usia makan makanan yang bergizi dan mengandung serat dan vitamin B serta zat besi tentunya akan membantu juga sehingga mempermudah kinerja organ untuk menggatikan eritrosit yang sudah menua.Â