Mohon tunggu...
Elisa nrh
Elisa nrh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Dan DIA bersama kamu di mana saja kamu berada (57:4)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Teka-Teki Pengangguran yang Tak Terselesaikan

28 Mei 2023   22:42 Diperbarui: 28 Mei 2023   22:46 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Islamlah solusinya, sebab Islam bukan hanya mengatur kerohanian, agama, ibadah, dan menyangkut kepercayaan per individu saja. Namun, islam memiliki aturan dari kehidupan individu, bermasyarakat, hingga sampai bernegara. Dalam sistem ekonomi Islam, seluruh bisnis pengusaha harus pada sektor riil, termasuk dari industrialisasi yang memiliki banyak aset dengan bagian-bagiannya. Dan tidak akan memiliki kepemilikan yang tidak boleh dimiliki perorangan, contohnya sumber daya alam sekitar yang mana akan dikelola oleh negara. 

Sumber daya alam yang terdapat di negara dikelola secara baik, secara detail dipergunakan untuk kebutuhan rakyatnya, teknologi yang dirancang sangat canggih pun bukan untuk pamer saja atau sekedar transaksi jual beli dengan negara lain, namun akan dipergunakan sebagai warisan untuk generasi mendatang yang bermental kuat, cerdik, dan memiliki skill S3 marketing dalam membangun diri menjadi pengusaha. Bukan budak korporat seperti sekarang ini. 

Islam akan mengatur secara menyeluruh dengan kesejahteraan untuk rakyat, berbagai keserakahan dan kezaliman akan terikat dengan hukum syarak. Begitupun para pemimpin senantiasa menjamin kebutuhan dasar seluruh masyarakat agar terpenuhi, yakni sandang, pangan, papan, kesehatan, keamanan. Pemimpin pun terikat dengan hukum syarak dan menjalankannya atasdasar ketakwaan kepada Allah Swt. Salah satunya adalah menjamin terpenuhinya lapangan pekerjaan bagi rakyatnya, bukan itu saja, pengaturan pengupahan juga diatur sebaik-baiknya, negitubjuga dengan jaminan keselamatan dan keamanan saat bekerja sangat diperhatikan. .

 Perlu diketahui bahwa di dalam Islam kedudukan antara pekerja dan majikan itu sama, tidak ada kelebihan yang mampu membedakan diantara keduanya selain dari ketaqwaannya. Dallam segi pekerjaan mereka bekerjasama menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat, ada Akad syar'i mengikat keduanya agar mendapatkan haknya secara makruf.

Negara pun memberikan bantuan modal tanpa riba, membuka lapangan pekerjaan dengan mendirikan industri padat karya bagi rakyat yang belum punya pekerjaan, ataupun memberikan tanah secara langsung kepada siapa pun yang dapat menghidupkan tanah mati dengan mengelolanya. Sungguh luar biasa bukan? Beriringan dengan itu dalam sistem islam, pendidikan akan menghasilkan generasi yang memiliki pengetahuan tentang Islam yang mendalam menjadikan pribadi berakhlakur kharimah, menjalankan Ammar ma'ruf nahyi mungkar, bahkan selalu meningkatkan potensinya untuk terus diasah demi kepentingan masyarakat dan untuk mencapai ridho Allah. Bila begitu, solusi manakah yang mampu menuntaskan angka pengangguran di negara ini? Tentu saja solusi yang Islam tawarkan. Hanya saja maukah kita mengambil solusi tersebut?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun