Dalam rangka ikut merayakan dan merasakan  tahun baru Imlek saya dkk dari Komunitas Kompasian Penggila Kuliner berkesempatan menikmati kulineran Ci Elis di Kopi Tiam'89 yang lokasinya tak jauh dari Vihara Budha Dharma & 8 Pho Sat atau di kenal juga sebagai Vihara Budha Tidur.
Jadi kami menikmati kuliner halal dan walking tour, menyusuri 3 Vihara di kawasan Kampung Jati Desa Tonjong, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor
Dulu kalau denger Bojong Gede sepertinya jauh banget tapi dengan transportasi sekarang, semua mudah, murah dan nyaman. Tikum, stasiun Bojong Gede lalu dengan taksi on line kami diangkut untuk icip-icip kuliner Imlek di Warung Ci Elis.
Menurut cerita Ci Elis, saat memasuki awal tahun, semua dilakukan dengan rasa syukur dan pengharapan akan kehidupan yang lebih baik di tahun mendatang. Hal itu ditandai dengan rumah yang dibersihkan, masak makanan dan kue untuk dinikmati atau dibagikan dengan kerabat dan tetangga.
Ci Elis, generasi ke 5 keturunan Tiong Hoa di desa Tonjong, Kampung Jati ini, sudah 10 tahun buka usaha warung. Namanya Kopi Tiam 89. Tiam berarti warung kopi. Mulanya memang cuma kopi lalu berkembang dengan tambahan macam-macam makanan. Di antaranya nasi goreng kuning yang di rekomendasikan yang hingga sekarang sudah mengalami banyak perubahan menyesuaikan lidah masyarakat.
Awalnya nasi kuning ini sebagai obat. Di masak dengan aneka rempah, termasuk daun mengkudu tapi pada akhirnya disesuaikan karena orang membeli untuk dimakan enak bukan cuma sebagai obat.
Lalu ada kue keranjang yang sering disebut dodol China. Dengan bahan utama tepung ketan dan gula aren. Menurut Ci Elis yang  terkenal ya buatan masyarakat keturunan Tiong Hoa di Tangerang. Info ini sesuai dengan yang selama ini saya tahu. Dodol yang lengket ini bermakna mengikat antar kerabat. Lalu ada kue lapis legit. Susunannya yang berlapis-lapis  bermakna agar keberuntungannya berlapis-lapis.
Oh ya, yang menarik lagi selain kopi, Warung Ci Elis juga menyajikan juice segar yang dibuat dari buah-buahan yang di tanam sendiri, di belakang warung. Warungnya mah kecil tapi menempati area lebih dari 1000 m yang terdiri dari rumah tinggal dan kebun.
Saya merasakan nikmat juice sirsak dan buah potong pepaya, kawan-kawan lainnya memesan juice markisa dan nanas, ada juga lemon. Segarnya mantap.
Tersaji juga Phao ayam. Dulu kalau dengar Bak Phao, imagenya roti isi daging babi  karena emang begitu mulanya. Makanan asli dari China itu sudah mengalami akulturasi budaya dengan masyarakat. Jadi sekarang isinya selain daging-dagingan, bisa juga diisi kacang merah, kacang hijau, coklat dll.