Mohon tunggu...
Elisa Koraag
Elisa Koraag Mohon Tunggu... Freelancer - Akun Kompasiana ke dua

Perempuan yang suka berkawan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pesona Banyuwangi antara Festival Gandrung sewu dan Festivall Dandang Sewu

22 Februari 2021   04:51 Diperbarui: 22 Februari 2021   05:20 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Peter F. Momor. Saya (Elisa Koraag) bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anaz

Gandrung Sewu, Festifal yang melibatkan lebih dari 1000 penari gandrung, sedangkan  Dandang Sewu, festifal peralatan dapur, buatan masyarakat banyuwangi, yang dikemas menjadi festifal untuk menarik wisatawan.  Tarian gandrung, adalah tarian yang berkisah tentang rasa syukur, ditarikan gadis-gadis cantik. Menghadirkan 1000 lebih penari, jelas menjadi suatu yang istimewa. Di gelar sejak tahun 2012.

Sedangkan Festifal Dandang Sewu, bukan dandangnya ada 1000 tapi lebih pada upaya pemerintahan Banyuwangi, mengangkat usaha lokal yang sudah ada secara turun temurun sejak tahun 70 an.  Sebuah upaya mempromosikan usaha lokal untuk meningkatakan pendapatan. Jika pada Festifal gandrung sewu, wisatawan diajak menyaksikan hiburan gadis-gadis cantik dengan gerakan yang gemulai dan busana yang indah, maka pada Festifal Dandang Sewu, wisatawan diajak melihat proses pembuatan peralatan dapur, bukan cuma dandang. Buat saya, cara yang menarik dan unik. Karena sebagai ibu rumah tangga, melihat pembuatan peralatan dapur dan membelinya, adalah kesenangan tersendiri.

Menyebut Nama Banyuwangi, ingatan saya mengantar pada sosok penyanyi lawas Emilia Contesa. Itu dulu, kalau sekarang mendengar nama Banyuwangi, yang terlintas dalam benak saya, adalah aneka festifal. Beberapa kali ke Surabaya, di dalam airportnya, baner dan poster tentang acara Banyuwangi, nyaris ada di setiap ruangan yang saya lalui.

Dan di awal tahun 2021, setelah nyaris setahun #Dirumahaja, akibat Pandemi Covid19, saya menjadi salah satu netizen yang mendapat undangan  Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi  (Kemenko Marves) untuk berkunjung dan bertemu dengan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas. Buat seorang laki-laki, Bupati Banyuwangi ini berpostur kecil. Postur boleh kecil tapi karya nyatanya sangat besar. Bupati yang mengakhir masa jabatan dua periode di Bulan Februari 2021, yang artinya pertemuan saya, sebagai warga netizen, pertama dan terakhir dengan beliau sebagai Bupati.

Dok. Peter F. Momor. Saya (Elisa Koraag) bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anaz
Dok. Peter F. Momor. Saya (Elisa Koraag) bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anaz

Pertemua yang sulit dilupakan. Mendengar paparan Bupati Banyuwangi Pak Abdullah Azwar Anaz tidak sampai berjam-jam tapi meninggalkan ingatan kuat dengan keinginan untuk datang kembali ke Banyuwangi. Menurut pramuwisata yang memandu perjalanan kami ke Kecamatan Muncar, Pantai Mustika dan Pulau Merah, sesungguhnya minimal diperlukan 3 hari untuk mengenal Banyuwangi lebih dekat.

Banyuwani memiliki alam yang luar biasa, dan inilah yang dijadikan Bupati Abdulah Azwar Anaz, sebagai modal kuat meningkatkan kesejahteraan warga Banyuwangi. Istilah beliau, Pemda hanya menyediakan panggung karena masyarakat Banyuwangi sudah berlatih setiap hari. Panggung yang dimaksud adalah festifal.

Tahun 2020, banyuwangi menggelar sekitar 123 festifal. Jika dibagi jumlah hari dalam setahun dengan jumlah penyelenggaraan festifal, bisa dibilang, festifal digelar tiap tiga atau empat hari sekali. Bagi masyarakat Banyuwangi pasti menyenangkan, selain mendapat banyak hiburan, dari sisi ekonomipun ada geliat yang menjanjikan. Festifal yang diselenggarakan, bukan kelas kabupaten tapi nasional bahkan internasional. Kok bisa? Itupun jadi keheranan dan pertanyaan saya. Emangnya Pak Bupati dan pemdanya cuma mengurusi pariwisata? Bagaimana dengan pekerjaan yang lain? Jalan juga, bisa dibilang konsenterasi di bidang pariwisata , membuat kabupaten Banyuwangi mengalami peningkatan dan perubahan besar. Termasuk dalam hal kemiskinan dan pendapatan perkapita. Bukan cuma itu, birokrasi perijinanpun mengalami perubahan kearah lebih baik.

Tahun 2019 Kabupaten Banyuwangi mendapat penghargaan  dalam Pelayanan Publik dan Bupati Pembina Pelayanan Publik dengan Predikat Sangat Baik dari Kemenpan RB, penghargaan Kabupaten Terinovatif dalam Kompetisi Innovative Government Award (IGA) 2019 dari Kemendagri. Wahana Tata Nugraha (WTN) dari Kemenhub.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun