Menulis kisah tentang caramu mengasihi
adalah kisah yang tak pernah tamat
Di perputaran waktu, kisah selalu baru
memutih rambut, berkerut kulit
lupa, kurang mendengar dan matapun kian tak awas
tapi kasihmu tak berubah
Â
Jika ada harta termewah dan terindah
itu pasti hatimu
omelan dan teguranmu, kini kurindu
mendengarmu memanggil namaku
nyanyian paling merdu,
Bau tubuhmu, seharum melati
keringat yang mengalir, adalah aroma yang kurindu
senyum tulusmu, seindah mawar
Â
Jika Tuhan beri banyak waktu
izinkan aku mengasihimu
seperti engkau mengasihiku
Ibu, sepanjang detak nadi berdenyut
kaulah sesungguhnya energiku
Â
Saat senja merona jingga
kelindan kasihmu makin mengikat jiwa
satu kata tak bisa ditawar
Ibu, Kasihmu seharum bunga
mengisi setiap relung jiwa,
memperkaya bathinku.
Â
Â
Larinda, 22 Desember 2015
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!