Pertengahan bulan Agustus lalu, tepat di saat Indonesia mensyukuri kemerdekaannya yang ke 70, kami para admin komunitas Kompasiana, gathering di hotel Discovery Ancol, Jakarta Utara. Para admin yang berasal dari luar Jabodetabek, mendapat fasilitas tiker penerbangan dari pegi-pegi.com dan bluebird sebagai sarana angkutan dari Bandara Soekarno-Hatta menuju lokasi.
Acara nggak serius-seriusan amat, dibuka oleh COO Kompasiana Kang Pepih yang menyampaikan apresiasinya karena kompasiana menjadi seperti sekarang berkat partisipasi para kompasianer. Kang Pepih mengatakan, ia sendiri tidak memprediksikan Kompasiana akan menjadi seperti ini. Dalam hati saya berkata: Ya iyalah, tidak ada yang memperkirakan kekuatan internet dalam menembus sendi kehidupan masyarakat.
Usai Comgath 2015, saya tidak sempat menuliskan ulasan acaranya. Itu artinya saya nggak bisa ikut lomba mereview. Tapi nggak apa-apa, tulisan ini tetap perlu saya tuliskan karena akan menjadi pemikiran dalam mengembangkan kompasiana ke depan khususnya dari Komunitas Ladiesiana.
Ladiesiana, sebuah komunitas yang lahir dari perbincangan saya dan Mba Wawa. Kami menemukan banyak kesamaan minat untuk mengembangkan dan memfasilitasi Blogger perempuan yang aktif menulis di kompasiana. Maka tercetuslah Ladiesiana. Profile Ladiesiana adalah blogger perempuan yang aktif menulis di kompasiana.
Blogger perempuan yang menulis di kompasiana sangat banyak. Umumnya sudah terbagi dalam minat-minat tertentu tapi ada juga Ladiesiana yang menulis lintas topik. Walaupun umumnya tetap berada di topik utamanya. Contohnya Ladiesiana yang setia dengan fiksi, walau menulis banyak tema tapi tetap yang utamanya adalah postingan fiksi.
Sebagai admin, saya terpikir banyak ide untuk menstimulus para anggota. Tapi saya juga tidak menutup mata, kendala para ladiesiana untuk gathering/kopi darat/bertemu secara langsung. Karena banyak ladiesiana yang mempunyai aktifitas utama seperti pekerjaan dan Rumah tangga. Masih mampu menulis saja sudah sebuah kekuatan yang luar biasa karena lewat menulis juga para ladiesiana ini mengikat tali persahabatan.
Bicara soal Komunitas Ladiesiana, sebagai admin saya saya ingin mengembangkan Ladiesiana sebagai komunitas buzzer yang bisa memberikan dampak sosial ekonomi. Dengan menjadi Buzzer, secara tidak langsung Ladiesiana dituntut meningkatkan kemampuan menulis dan kemampuan pengetahuan.
Sebagai kepanjangan dari Kompasiana, semua komuitas yang ada sudah mendukung kompasiana dalam mempublikasikan dan menyebarluaskan setiap acara dan isi acara yang diselenggarakan kompasiana. Menjadi buzzer adalah setingkat lebih dari itu. Dengan menjadi buzzer para Ladiesiana dituntut untuk mengenal media sosial secara keseluruhan. Saat ini, hanya sebagian kecil yang menekuni media sosialnya secara serius. Lainnya baru digunakan sebatas ngobrol.
Seperti tema besar yang akan diangkat Kompasiana pada Kompasianival 2016 yaitu Indonesia Juara, ini tema yang besar dan nggak main-main. Artinya kita perlu menujukan apa sih yang dimaksud dengan juara.  Saya pribadi memahami sebagai prestasi yang unggul.  Untuk mendapatkan sesuatu yang unggul pasti harus melewati seleksi, bisa jadi semacam kompetisi. Bertahun-tahun selalu ada Kompasianer terbaik, ini menjadi bukti mereka memang unggul, lalu dalam cakupan yang lebih luas? Dari sekarang kita  bisa bersama-sama membuka mata dan telinga untuk menemukan dan memunculkan Indonesia Juara di Kompasianival 2016.
Komunitas Ladiesiana kelak akan menjadi komunitas perempuan unggulan, di mana ladiesiana akan memperluas cakupan berbagi tidak sekadar lewat tulisan tapi juga lewat karya dan kerjanyata. Suatu hari Ladiesiana akan melakukan kegiatan sosial dengan mengunjungi target-tagrep potensial yang layak mendapat bantuan. Bahkan tidak musatahil Komuitas Ladiesiana bekerja sama dengan institusi lain untuk menyebarluaskan ketrampilan-kterampilan tertentu yang bisa dimanfaatkan kelompok yang memerlukan.
Ide saya untuk ladiesiana:
- Mengadakan diskusi online seminggu atau dua minggu dengan tema yang sedang trendy. Dari diskusi ini diharapkan memunculkan banyak ide untuk di tulis.
- Mengadakan pertemuan sebulan atau dua bulan sekali, berdiskusi tentang hal-hal yang bisa mengangkat produk tertentu
- Sebulan atau dua bulan sekali mengadakan pertemuan santai sambil diskusi untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman seputar dunia menulis.
- Mendata Ladiesiana yang mempunyai kemampuan yang bisa ditularkan pada kelompok-kelompok perempuan marjinal, agar bisa digunakan untuk meningkatkan harkat hidup lewat perbaikan ekonomi. Misalnya yang bisa masak, bisa menjahit, bisa membuat tas akan di data dan dipikirkan bersama bagaimana berbagi dari kemampuan tersebut.