Mohon tunggu...
Elisa Koraag
Elisa Koraag Mohon Tunggu... Administrasi - Influencer

Saya ibu rumah tangga dengan dua anak. gemar memasak, menulis, membaca dan traveling. Blog saya dapat di intip di\r\nhttp://puisinyaicha.blogspot.com/\r\nhttp://www/elisakoraag.com/ \r\nhttp:www.pedas.blogdetik.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memuliakan Ibu

12 Desember 2017   08:29 Diperbarui: 12 Desember 2017   09:09 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Desember, bulan terakhir di ujung tahun. Selain perayaan Natal yang diperingati Umat Keristen seluruh dunia, Di Indonesia ada tanggal 22 Desember yang dirayakan sebagai HARI IBU.  Sebetulnya kalau menengok sejarah lebih tepat sebagai hari Perempuan. Karena Hari Ibu ditetapkan untuk menghormati Kongres Peremuan Indonesia tanggal 22-25 Desember 1928.  Hari Ibu 22 Desember ditetapkan melalui Dekrit Presiden Soekarno tahun 1959.

Saya tidak mau membahas sejarah tapi saya mau menuliskan Mengenai Ibu dan Anak. Di bulan November, saya mencatata 2 agenda penting. 25 Novermber, diperingati sebagai hari Anak Sedunia dan hari Anti Kekerasan Pada Perempuan. Momentum itu lekat dengan Ibu (perempuan) dan anak. Bukan saya mengabaikan lelaki. tapi saya mau menyotori Ibu dan Anak.

Dalam nilai yang saya anut baik nilai sosial maupun nilai keagamaan (Saya, bersaudara kandung, perempuan semua dan saya penganut Keristen protestan), Saya menerima ajaran bagaimana menghormati dan menghargai perempuan dan anak sebagai lahan kebajikan yang harus digarap demi keberlangsungan hidup di masa depan. Almarhum Ayah saya, menegaskan kepada kami-anak-anaknya, Menghormati dan memuliakan Ibu adalah harga mati. Karena kepala kami keluar dari rahim Ibu. Berulang-ulang Almarhum Ayah mengingatkan, agar jangan pernah sekalipun melukai hati dan perasaan Ibu, agar hidup penuh berkat.

Setelah saya menikah dan  memiliki anak, Ibu (Kini berusia 88 tahun) Selalu mengingatkan untuk merawat dan mengasihi anak dengan seluruh jiwa raga karena tumbuh dan berhasilnya seorang anak, menjadi bukti keberhasilan orangtua. Saya sempat berpikir, perlukah pengakuan akan  keberhasilan orangtua dinyatakan? Mengapa dan siapa yang harus mengakui? Masyarakat? mengapa pengakuan masyarakat diperlukan. Padahal kehidupan kita dengan segala aktifitasnya secara pribadi dipertanggung jawabkan kepada Sang Pencipta dan kepada diri kita sendiri. itu menurut saya pribadi.

Namun pada akhirnya saya memahami karena konteks sebagai masyarakat sosial. Di mana hidup kita bukan mutlak milik kita. Mirip dengan kehidupan seleb. di mana privasi nyaris tidak ada. Kaum Seleb, suka atau nggak suka mereka menjadi milik masyarakat. Tidak peduli di saat mereka ingin "me time" sekalipun, jika ada penggemar, mereka wajib melayani jika ingin tetap memiliki penggemar. Karena kaum Seleb menjadi tidak bermakna kala penggemar tak ada. Keberadaan penggemar yang membuat mereka menjadi kaum Seleb. 

Begitu pula ketika kita menjadi bagian dari sebuah lingkup kemasyarakatan. Penilaian masyarakat sekitar kita, suka atau tidak suka ya harus diterima. Walau ada yang bilang Be your self dan nggak usah peduli pada penilaian orang lain. kenyataannya tidak seperti itu. Hanya kecil atau sebagian orang saja yang bisa menutup mata dan telinga dari penilaian orang lain. Orang-orang dalam kategori seperti ini adalah orang yang kuat dan memiliki kematangan emosi yang baik.

Balik lagi pada pembahasan mengenai Ibu dan Anak. Program Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Anak saat ini adalah Three End atau  Akhiri 3. Yaitu. Akhiri kekerasan pada perempuan dan anak, Akhiri perdagangan manusia dan Akhiri  batasan akses perempuan mendapatkan perbaikan ekonomi. 

Bicara akhiri 3, maka kita bicara secara keseluruhan mengenai kesejahteraan perempuan dan anak. Kekerasan pada perempuan dan anak tertingi dilatari ekonomi. Ketidak mampuan keluarga membiayai kehidupan kerap menjadi alasan kekerasan. Dan kebanyakan perempuan dan anak yang menjadi korban. Begitu juga perdagangan manusia. perempuan dan anak yang kerap menjadi target. Dua dari tiga  program Akhiri 3, menjadi alasan lahirnya Akhiri pembatasan kaum perempuan mendapatkan akses perbaikan ekonomi.

Apa yang bisa mensukseskan program Akhiri 3? PENDIDIKAN. karena pendidikan menjadi langkah awal atau semacam mercusuar yang akan menjadi petunjuk pada arah jalan kehidupan yang lebih baik. Dengan pendidikan bukan cuma kebodohan tapi juga kemiskinan menjadi selubung yag dapat disingkap. Pendidikan juga menjadi dasar memahami menjaga kesehatan. Tulisan ini saya beri judul memuliakan Ibu, karena yang ingin saya katakan adalah Ibu adalah "POKOK" kehidupan. Ada pepatah yang mengatakan Mendidik laki-laki maka kamu akan mendapati lelaki yang hebat. mendidik Perempuan kamu akan mendapatkan bangsa hebat.

Hal yang sederhana, seluruh anggota keluarga boleh sakit tapi tidak berlaku bagi IBU. Ketika Ibu sakit, sebuah rumah kehilangan energi. memuliakan Ibu bukan karena beliau orang yang melahirkan generasi penerus. Memuliakan ibu adalah bagian menjaga siklus kehidupan. Memuliakan ibu adalah bagian dari menjaga dan menghormati peradaban. Ibu adalah cerminan kehidupan. Apakah berarti kita mengabaikan kaum lelaki? Sama sekali tidak. Tapi Ibu/Perempuan sebagai sosok yang melahirkan dan nyaris (Dalam kehidupan di masyarakat) dalam segala situasi mejadi sosok yang selalu ada bersama anak. 

Akses bagi Ibu/Perempuan untuk meningkatkan kemampuan diri akan memberi banyak manfaat. Baik dalam bersikap menghadapi kekerasan, menghadapi penjualan manusia dan meningkatkan ekonomi. Bagai roda yanhg berputar, Ibu.perempuan yang memiliki kemampuan ekonomi (Mencari uang) Berani bertindak tegas dalam meminimalkan kekerasan dalam rumah tangga. Banyak kasus kekerasan rumah tangga dan penjualan manusia didasari motif ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun