Mohon tunggu...
Elisa Koraag
Elisa Koraag Mohon Tunggu... Administrasi - Influencer

Saya ibu rumah tangga dengan dua anak. gemar memasak, menulis, membaca dan traveling. Blog saya dapat di intip di\r\nhttp://puisinyaicha.blogspot.com/\r\nhttp://www/elisakoraag.com/ \r\nhttp:www.pedas.blogdetik.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Turunkan Anggota Dewan yang Mengatasnamakan Rakyat, tapi Tidak Mendengarkan Suara Rakyat

29 Maret 2012   06:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:19 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM masih terus berlangsung. Dilakukan semua element masyarakat. Emosi makin tinggi, suasana makin tegang. Tentara sudah keluar barak, walau yang berhadapan dengan demontrasn masih polisi. Kapuspen TNI Iskandar Sitompul mengatakan salah satu tugas TNI adalah membantu kepolisian. Saat ini TNI hanya menjaga objek-objek vital.

Para anggota dewan masih terus berunding, belum ketuk palu. Sebagai rakyat biasa, sakit rasanya kemampuan membeli beras dan memenuhi kebutuhan hidup hanya dilakukan dengan voting. Saya jadi ingin bertanya, apakah para anggota Dewan yang jumlahnya 560 orang sudah berbicara langsung dengan konstituen yang mempercayakan suaranya pada mereka. Berbicara dan mendapatkan persetujuan bahwa konstituen mereka memang menyetujui kenaikan harga BBM. Karena kalau ternyata dapat dibuktikan para anggota Dewan tidak pernah berbicara pada konstituennya dan hanya mewakili kepentingan partai, maka saya saya katakan mereka tidak punya rasa kemanusiaan.

Beranikan Sekneg mengumumkan nama-nama anggota dewan yang pada saat voting pro pada kenaikan harga BBM? Dan beranikah orang-orang tersebut bertemu dengan konstituen mereka? Saya percaya jika mereka berhadapan dengan konstituen mereka yang tidak menyetujui kenaikan harga BBM, maka para kontituen ini akan merajam! Bukan saya sadis atau barbar. Anggota dewan yang terhormat ini tidak pernah merasakan sakit hati dan tersiksa ketika tidak mampu memenuhi kebutuhan anak. Apakah rakyat miskin harus terus berjatuhan? Sutan Batoegana dengan enteng mengatakan tidak bersedia jika gajinya di potong. Orang seperti ini layak mewaikili suara rakyat?

Apa rakyat punya pilihan ketika harga bukan merayap tapi terbang melambung tinggi! Jadi bukan hanya tidak terbayar, menggapaipun tak mampu. Bantuan Langsung Sementara sebesar Rp. 150.000/bulan. Hitung dengan matematika sederhana berarti Rp. 3.000/hari. Apa yang terbantu dengan Rp. 3.000/hari?

Bagaimana anggota dewan yang terhormat bisa mengatakan tindakan mereka sudah merepresentasikan suara konstituen kalau kenyataannya mereka tidak pernah membicarakan hal ini? Ini inkonstitusional. Rakyat bisa menggugat! keputusan pemerintah jika pemerintah menaikkan harga BBM ke mahkamah Agung. Kita bisa sama-sama menyerukan untuk tidak memilih orang-orang dari partai-partai yang pro kenaikkan harga BBM pada pemilihan Legeslatif pada Pemilu 2014.

Hatta Rajasa mengatakan tidak ada kenaikan harga –harga jikapun ada itu bukan dikarenakan kenaikan harga BBM. Saya tidak tahu berdasarkan apa, Hatta Rajasa berkata demikian. Karena saat issue kenaikan harga BBM berhembus, harga sudah merayap naik.Sebagai rakyat saya tidak perlu penelitian macam-macam untuk merasakan kenaikan harga di pasar. Media mengulas harga di pasar dan memberitakan harga-harga tersebut. Kenyataannya sebagai rakyat biasa, saya tidak bisa membeli dengan harga yang tercantum di Koran atau yang ditayangkan televisi. Para pedagang dengan entengnya mempersilahkan saya belanja di Koran atau di tv! Yuuuk mareeee. Jakarta 30 Maret 2012.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun