Mohon tunggu...
Mutia Erlisa Karamoy
Mutia Erlisa Karamoy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Lifestyle Blogger | Web Content Writer

Mom of 3 | Lifestyle Blogger | Web Content Writer | Digital Technology Enthusiast | Blog: www.elisakaramoy.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jaga Sehat Keluarga; Solusi Asuransi Kesehatan yang Mudah, Murah, dan Aman

19 Mei 2016   19:53 Diperbarui: 19 Mei 2016   20:12 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saatnya asuransi tanpa beban untuk Jaga Sehat Keluarga (Sumber gambar : www.jagadiri.co.id)

Pernah menonton film yang berjudul "The Fault In Our Stars" ? Film yang dirilis pada tahun 2013 ini di buat berdasarkan novel keenam yang ditulis oleh salah satu penulis novel kenamaan dari Amerika Serikat, yaitu John Green. Meskipun novel ini termasuk dalam kategori fiksi remaja, namun ada banyak pelajaran berharga, terutama masalah kesehatan untuk semua keluarga. Novel ini garis besarnya menceritakan tentang seorang remaja putri yang berusia enam belas tahun bernama Hazel yang menderita kanker. 

Ketika atas anjuran orangtuanya untuk menghadiri acara yang diselenggarakan sebagai bentuk dukungan terhadap semua pasien kanker, Hazel bertemu dan akhirnya jatuh cinta dengan seorang pemuda yang berusia tujuh belas tahun bernama Augustus Waters, seorang mantan pemain basket yang juga menderita kanker dan telah diamputasi. Meskipun sebagian besar ceritanya mengungkapkan romantisme kisah cinta antar remaja, namun digambarkan juga betapa peran keluarga menjadi bagian yang sangat penting untuk mendukung semangat para penderita kanker agar memiliki harapan untuk sembuh. Cerita ini juga menggambarkan betapa masalah kesehatan menjadi hal yang sangat mahal harganya, yang bahkan tidak dapat ditebus dengan harta termahal sekalipun di dunia. 

Betapa permasalahan kesehatan yang mungkin saja akan menimpa salah seorang anggota keluarga, juga akan mempengaruhi kualitas kehidupan anggota keluarga lainnya dalam sebuah keluarga. Seorang kepala keluarga yang memiliki kesehatan prima sekalipun, suatu saat juga akan terganggu kesehatannya jika salah satu anggota keluarganya mengalami permasalahan kesehatan yang cukup serius. Atau bahkan jika permasalahan kesehatan itu diderita oleh kepala keluarga sebagai pencari nafkah utama, tentu saja secara keseluruhan seluruh anggota keluarga juga mengalami penurunan stabilitas kualitas kehidupan, terutama bagi anak-anak yang masih membutuhkan biaya untuk bersekolah dan bimbingan dari orangtuanya.

Kondisi inilah yang pernah saya alami ketika masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, di mana ketika itu saya dan saudara saya masih aktif-aktifnya bersekolah yang tidak hanya membutuhkan biaya namun juga bimbingan serta kasih sayang dari orangtua. Namun ternyata kami harus menghadapi kenyataan bahwa ayah sebagai tulang punggung keluarga jatuh sakit, di rawat, hingga akhirnya meninggalkan kami semua. Dalam rentang waktu tersebut tentu kami harus menghadapi beragam permasalahan terutama biaya. Meskipun untuk biaya pengobatan Almarhum ayah dicover oleh pihak pemerintah karena ayah kebetulan bekerja sebagai seorang PNS, namun untuk biaya akomodasi dan transportasi selama menemani ayah tentu harus kami tanggung sendiri. 

Belum lagi ada beberapa jenis obat yang tidak tercover oleh pembiayaan kesehatan tersebut, sehingga untuk mempercepat kesembuhan ayah kami harus menebus obat itu dengan biaya sendiri sehingga cukup memberatkan. Biaya-biaya tidak terduga inilah yang kerap membuat kami sekeluarga kala itu menjadi sedikit cemas, meskipun kami tetap bersyukur karena untuk biaya kamar, operasi, dan beberapa tindakan lainnya masih tercover dan dibiayai. Setelah selesai masa perawatan, kami tetap harus bolak-balik mengantarkan ayah untuk berobat jalan dan check up secara berkala, dan lagi-lagi ada beberapa jenis obat yang tidak masuk dalam tanggungan biaya tersebut dan harus kami tebus secara mandiri. 

Kala itu kami berpikir, "ah...andaikan ada asuransi lain yang bisa membantu beban pengobatan semacam ini, yang hampir menyerupai pembiayaan kesehatan yang kami nikmati sekeluarga namun bisa double cover untuk meringankan biaya obat yang tidak tercover setidaknya pada saat rawat jalan." 

Mungkin kalaupun ada asuransi jenis itu, pastilah ada persyaratan yang membuat aplikasi pengajuan asuransi sangat sulit diterima, diantaranya masalah cek kesehatan. Sudah jelas, kondisi kesehatan ayah yang sudah tidak prima lagi bahkan sudah pernah di rawat dan di operasi akan sulit mengajukan asuransi lain yang bisa meringankan biaya tambahan lain yang harus kami keluarkan, terutama pada masa-masa ayah harus menjalani rawat jalan. Di tambah lagi, informasi tentang asuransi masih sangat sulit kami akses, satu-satunya cara adalah dengan mendatangi kantor asuransi tersebut, dan bagi kami yang saat itu sibuk bersekolah dan ibu yang sibuk mengurus ayah sehingga tidak memiliki waktu luang yang cukup untuk mengurus hal-hal lain. 

Di tambah lagi, saat itu image asuransi belum terlalu melekat, sehingga selain asuransi yang memang diwajibkan biasanya sebagian besar masyarakat tidak memiliki pengetahuan akan asuransi kesehatan yang lain, padahal di sisi yang lain ada sebagian besar masyarakat ada yang sama sekali tidak memiliki jaminan berupa asuransi kesehatan baik untuk dirinya sendiri apalagi untuk keluarganya. Padahal, jaminan asuransi kesehatan untuk keluarga juga sama pentingnya dengan asuransi untuk diri sendiri, seperti yang diungkapkan pada cerita film di atas, bahwa masalah kesehatan bisa saja dialami oleh istri, anak, atau anggota keluarga inti lainnya. 

Pendek kata, memiliki jaminan asuransi kesehatan mutlak harus dimiliki satu keluarga karena resiko kesehatan yang menimpa salah satu anggota keluarga bisa menurunkan kualitas hidup anggota keluarga lainnya. Rasanya kita belum lupa pada pepatah yang mengatakan, "sedia payung sebelum hujan," yang kurang lebih jika diartikan dalam konteks ini, hendaknya sebuah keluarga memiliki payung berupa asuransi kesehatan sebelum ada anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan. Apalagi, akhir-akhir ini selalu bermunculan jenis penyakit baru yang bahkan bisa mematikan, sehingga setiap keluarga harus benar-benar memastikan bahwa permasalahan kesehatan tidak akan membebani produktivitas keluarga untuk meraih masa depan yang lebih cerah.

Namun yang pasti, masa-masa suram akan ketiadaan akses untuk memiliki jaminan berupa asuransi kesehatan akan cepat berlalu seiring semakin cepatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang akhir-akhir ini mulai mendominasi dan mempengaruhi perubahan dalam kehidupan masyarakat. Perkembangkan teknologi dan diikuti lahirnya perangkat digital yang memudahkan masyarakat untuk menggunakan berbagai teknologi untuk menunjang kehidupannya membuat maraknya layanan jasa yang bisa diakses secara online dari mana saja dan kapan saja. Bahkan, berdasarkan hasil riset yang dilakukan Accenture, sebuah lembaga konsultan yang fokus pada bidang teknologi digital mengungkapkan bahwa pasar e-commerce Indonesia terus berkembang dengan pesat dari tahun ke tahun, setidaknya jika dilihat dari angka kenaikan yang cukup siginifikan dari 1,3 miliar US Dollar menjadi 7,9 miliar US Dollar pada tahun 2015. Lebih lanjut dikemukakan oleh Mohamed Sirajuddeen, Managing Director Accenture Digital bahwa salah satu faktor yang mendorong pesatnya pertumbuhan e-commerce di Indonesia adalah mudah dan murahnya berbelanja beragam produk secara online, terutama bagi mereka yang memiliki alokasi waktu di luar aktivitas bekerjanya sangat terbatas. 

Pesatnya pertumbuhan pasar digital inilah yang membuat industri asuransi mau tidak mau beralih untuk ikut memanfaatkan celah pasar digital ini, apalagi bagi industri asuransi, pasar digital tidak hanya akan mengefektifkan kinerjanya dalam memperluas pasar asuransi saja namun juga memberikan celah untuk meningkatkan edukasi akan pentingnya memiliki asuransi bagi masyarakat, dengan daya jangkau yang tidak terbatas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun