Tidak hanya itu, saat memasuki usia lansia, kemampuan mencerna dan menyerap makanan pun ikut berkurang, terutama masalah gigi, gusi, serta produksi ludah sehingga sangat mempengaruhi kemampuan mengunyah dan menelan makanan. Padahal, asupan makanan yang cukup menjadi salah satu syarat agar seseorang tetap sehat, di samping tentu saja jenis makanan yang di konsumsi.Â
Belum lagi masalah psikologis yang kerap di alami seseorang saat memasuki usia lansia apabila orang-orang disekitarnya tidak memahami perubahan mood serta emosi saat usia memasuki lansia, yang tentu saja ikut mempengaruhi nafsu makannya. Sehingga bisa dikatakan, betapa kompleksnya masalah yang dialami seseorang saat memasuki usia lansia, dan rasanya tidak kalah dengan pertumbuhan bayi dan balita.Â
Jika kita mengenal 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang merupakan periode emas atau masa golden age pertumbuhan anak, di mana anak sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.Â
Pada lansia pun saat memasuki usia 60 tahun ke atas seharusnya juga menjadi perhatian kita bersama, terutama asupan nutrisinya agar lansia tetap sehat dan mampu beraktivitas maksimal. Untuk alasan itulah mengapa sangat penting bagi orang-orang disekitarnya untuk membantu lansia memilah serta memilih nutrisi yang tepat agar tetap sehat.
Penting untuk diketahui bahwa kebutuhan gizi lansia tentu berbeda dengan orang dewasa yang masih berusia aktif. Meskipun usia bertambah, namun pada lansia kebutuhan akan gizi justru berkurang. Akan tetapi perlu diingat bahwa kebutuhan akan vitamin dan mineral tertentu justru lebih banyak.Â
Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) masing-masing lansia antara laki-laki dan perempuan berbeda, lansia laki-laki dengan usia lebih dari 65 tahun dan berat badan 62 kg serta tinggi badan 165 cm membutuhkan energi sekitar 2.050 kkal per hari, sedangkan lansia perempuan cukup 1.600 kkal per hari.Â
Untuk kebutuhan zat gizi mikro seperti vitamin A 600 RE per hari untuk lansia laki-laki dan 500 RE per hari untuk lansia perempuan, zat besi 13 dan 12 mg per hari, kalsium 1000 mg per hari. Karena itu, lansia di sarankan untuk membatasi makanan berlemak, manis, dan tepung-tepungan. Tidak hanya akan sulit di cerna oleh tubuh, makanan ini juga berbahaya jika lansia mengidap penyakit tertentu.Â
Ada beberapa lansia terkadang mengalami malnutrisi  yang mengakibatkan penurunan berat badan lansia yang cukup tajam dan menyebabkan lansia mudah terserang penyakit. Untuk mendeteksi malnutrisi pada lansia dapat di lihat dari penurunan berat badan serta ada tidaknya gangguan nafsu makan. Banyak cara untuk mensiasatinya dengan memilah dan memilih nutrisi yang tepat, diantaranya:
1. Sajikan makanan yang padat gizi, misalnya sop ayam yang dilengkapi dengan sayur-sayuran.
2. Tingkatkan jumlah kalori tanpa harus menambah porsi makanan, misalnya dengan mix sayuran dan daging dalam satu menu makanan.
3. Gunakan banyak bumbu untuk menu makanan karena indera penciuman dan pengecap lansia sudah sangat menurun sehingga membutuhkan rangsangan agar merasakan makanan tersebut.