Mohon tunggu...
Mutia Erlisa Karamoy
Mutia Erlisa Karamoy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Lifestyle Blogger | Web Content Writer

Mom of 3 | Lifestyle Blogger | Web Content Writer | Digital Technology Enthusiast | Blog: www.elisakaramoy.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ciptakan Komunikasi yang Nyaman untuk Membahas Kesehatan Reproduksi dan Mental Remaja

25 Juli 2016   15:33 Diperbarui: 25 Juli 2016   15:45 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Problematika remaja masa kini (Dokpri)

Dari ketiga hal inilah maka akan membentuk keluarga dengan orangtua yang mampu membangun kualitas kesehatan reproduksi dan mental remaja, dan dengan kualitas semacam ini maka bisa dikatakan keluarga tersebut akan menjadi keluarga yang tangguh dan bertanggung jawab. Namun, sesungguhnya ada hal yang jauh lebih penting dari semua itu, pondasi fisik, mental, dan sosial yang tangguh akan membuat orangtua lebih nyaman dalam menciptakan komunikasi untuk membangun kualitas kesehatan reproduksi dan mental remaja.

Terlambat mendeteksi perilaku menyimpan akan membuka pintu bagi terciptanya penyimpanan lainnya yang pada akhirnya akan menghancurkan masa depan dan kehidupan remaja itu sendiri.  Sesungguhnya, hal inilah yang membuat saya merasa sangat bersyukur dan berterima kasih telah diberikan peringatan awal atas peristiwa tersebut sehingga saya cepat disadarkan bahwa dunia telah berubah dan berkembang jauh dari pemikiran saya. Di usianya yang masih 10 tahun ternyata anak saya sudah memiliki referensi perilaku sosial yang tidak pernah saya bayangkan, karena sepanjang interaksi saya bersamanya sejak kecil tidak ada yang aneh alias biasa-biasa saja.

Sambil menata dan memantapkan hati demi memantau pertumbuhan si anak terutama dalam urusan kesehatan reproduksi, saya tetap berusaha untuk menjalin interaksi dan terutama menciptakan komunikasi yang nyaman agar kelak anak-anak mau terbuka membicarakan permasalahan seksual serta reproduksinya dengan orang yang tepat. Untuk itu, menurut saya orangtua harus mampu membangun rasa percaya dalam diri si remaja, bersikap tidak membebani dan memaksa, dan menempatkan diri sebagai sosok teman tempat berbagi dan bercerita banyak hal. 

Hubungan interaksi yang terbangun dari hal-hal kecil semacam ini akan menjadi pintu masuk untuk menciptakan komunikasi yang nyaman dengan si remaja ketika membicarakan masalah kesehatan reproduksi dan seksual. Jangan lagi untuk menabukan diri membicarakan masalah reproduksi dengan anak, karena reproduksi tidak melulu soal organ seksual atau pendidikan seks namun pokok bahasannya sangat luas. Semakin maraknya penyakit menular yang mematikan akibat perilaku seksual yang tidak sehat bisa menjadi pintu masuk yang nyaman bagi orangtua serta mungkin guru di sekolah untuk mulai membicarakan kesehatan reproduksi dengan anak, terutama di usia anak menjelang remaja.

Pada akhirnya tetap saja, dibutuhkan peran serta yang harmonis dan komprehensif dengan pihak terkait lainnya, terutama sekolah dengan guru-gurunya agar komunikasi masalah kesehatan reproduksi ini akan berkelanjutan. Tanpa peran serta dari pihak sekolah terutama guru sebagai pendidik terdekat selain orangtua, maka usaha ini tidak akan berjalan optimal dan maksimal. Menyamakan persepsi tentang materi kesehatan reproduksi antara orangtua dan guru di sekolah tentunya akan mengoptimalkan usaha membangun mentalitas remaja yang berkualitas demi lahirnya generasi emas di masa yang akan datang.

Referensi tulisan :

Materi Presentasi Nangkring BKKBN Bengkulu 26 Juli 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun