Mohon tunggu...
Elisa Herlinawati
Elisa Herlinawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Hallo, nama saya Elisa Herlinawati dan sedang aktif berkuliah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Konflik Randall Collins dan Kasus dalam Masyarakat

15 Desember 2022   20:41 Diperbarui: 15 Desember 2022   21:00 1737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.ucd.ie/president/about/universityawards/honorarydegrees/2018/randallcollins/

Randall Collins lahir pada 29 Juli tahun 1941 di Berlin. Dari muda ia sudah menjadi sosiolog. Ayahnya bekerja di intelejen militer ketika Perang Dunia dua dan kemudian mulai masuk ke Departemen Luar Negeri Amerika sebagai pejabat dinas Luar Negeri. Kepindahan tugas ayahnya yang kemudian menjadikan pengalaman baginya dan menimbulan sejumlah sikap dalam memandang hubungan sosial. Ketika Randall Collins dewasa orang tuanya mengirimnya ke SMU swasta di New England. Dari sinilah mulai merasakan realitas sosiologi yang besar seperti stratifikasi sosial. Ia berpendapat bahwa ayahnya tak sama kelas sosialnya dengan orang tua teman-teman lainnya.

Kemudian melanjutkan di Harvard dan menjadi seorang dramawan dan menulis beberapa novel. Ia ingin menjadi seorang psikolog dan kemudian melanjutkan di Starford,dan ia mulai meyakini bahwa sosiologilah tempat yang baik untuk dapat mempelajari kehidupan sosial.  Karl Marx menjadi salah satu tokoh yang mempengaruhi pemikiran Collins namun, Weber dan Durkheimlah yang lebih berpengaruh dalam karya-karyanya. Salah satunya dalam Teori Konflik ciptaannya.

Collins berhasil menciptakan buku yang berjudul "The Credential Society" (1979) yang merupakan buku lanjutan dari karya sebelumnya yang sempat gagal yakni "Conflict Sociology" (1975). Dalam karya keduanya menjelaskan bahwa merosotnya sistem status dimana kita semua akan terperangkap di dalamnya. Sistem status disini menjelaskan perbedaan yang menonjol antara status sosial satu individu dengan individu lainnya.

Menurutnya konflik dapat dilihat dari sudut pandang antar individu. Misalnya melalui stratifikasi sosial yang berarti bisa dilihat dari struktur-struktur yang menindas yang membatasi akses dan pilihan tertentu. Bidang kajiannya sangatlah luas tentang rincian mikro emosi sosial.

Ada lima prinsip mendasari untuk menganalisis sebuah konflik yang pertama, teori konflik harus berpusat pada kehidupan yang sebenarnya daripada sebuah kehidupan yang sifatnya abstrak. Kedua, teori stratifikasi harus bisa meneliti dengan runtut sesuai material yang mempengaruhi interaksi. Ketiga, dalam suatu ketimpangan, kelompok yang mengendalikan atau kelompok mayoritas kemungkinan akan memanfaatkan kelompok yang sifatnya terbatas atau minoritas. Keempat, konflik terfokuskan pada fenomena kultur seperti kepercayaan dari sudut pandang kepentingan dan kekuasaan. Kelima, Collins mempertegas untuk melakukan studi ilmiah tentang stratifikasi dalam kehidupan sosial lainnya.

Collins juga menerapkan prinsip pendekatan konflik. Meyakini bahwa orang hidup dalam dunia yang dibangun sendiri dan orang lain mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi pengalaman dari individu. Kemudian orang lain lebih sering mengontrol orang yang menentang mereka. Jika dilihat dari fungsinya konflik juga mengeratkan ikatan kelompok yang terstruktur secara lonngar. Dalam satu masyarakat konflik dapat mengaktifkan individu dan menjadi media untuk berkomunikasi. Sebelum terjadinya konflik kelompok tidak percaya dengan posisi musuh mereka, tetapi akibat adanya konflik posisi kelompok menjadi lebih luas dan lebih jelas.  

Contoh kasus stratifikasi dalam kehidupan Kasus konflik yang paling sering terjadi kasus antara buruh dan majikan, meskipun hal ini sebagai keteraturan sosial tetapi di dalamnya ada hubungan status dan peranan yang dapat memperkuat adanya konflik baru masyarakat. Seorang majikan akan memberikan perintah, sedangkan buruh akan patuh dengan perintah yang diinginkan majian tersebut, kejadian ini akan berakibat pada tergesernya keseimbangan sosial.

Referensi :

Nim, Albertina Eger L., et al. Konflik Sosial Pasca Berdirinya Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawait (Studi di Areal PT. Harapan Sawit Lestari dan PT. Ayu Sawit Lestari di Desa Tanggerang Kecamatan Jelai Hulu Kabupaten Ketapang). SOCIOLOGIQUE, Jurnal Sosiologi, 2016, 4.3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun