Mohon tunggu...
Queen Foniks
Queen Foniks Mohon Tunggu... Mahasiswa - Merdeka Menulis

"When we write, we clarify our understanding and deepen our learning." About: - Language; English and Spanish - Short Story - Poetry - Book Review - Self Improvement Book.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Api Amarah Bukanlah Solusi dalam Menyelesaikan Masalah

15 Juni 2024   11:26 Diperbarui: 15 Juni 2024   11:49 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah seseorang tiba-tiba datang dan membentak anda?

Atau orang yang marah karena anda melakukan kesalahan?

Bagaimana perasaan anda saat dibentak?

Api amarah adalah sebuah reaksi alami yang sering kali muncul saat kita menghadapi situasi yang menegangkan atau menyakitkan. Namun, seiring dengan kekuatannya yang menggelora, amarah juga seringkali membutakan pikiran dan menutup kemungkinan untuk menyelesaikan masalah dengan baik. Sebagai manusia, kita semua pernah merasakan amarah, namun kita juga harus mengakui bahwa menggunakan amarah sebagai alat untuk menyelesaikan masalah tidak pernah efektif.

Sama halnya dengan bentakan. Bentakan seringkali dianggap sebagai cara untuk menegur atau memotivasi seseorang, tetapi bagi saya, itu lebih dari sekadar kebisingan yang mengganggu. Saya tidak suka dibentak, bukan karena saya tidak menghargai nasihat atau kritik, tetapi karena cara itu tidak efektif untuk menyelesaikan suatu masalah.

Pertama-tama, ketika seseorang marah, keputusan yang diambil cenderung didorong oleh emosi yang mendominasi, bukan oleh pemikiran rasional yang matang. Hal ini dapat mengakibatkan tindakan-tindakan impulsif yang mungkin hanya memperburuk situasi, bukan memperbaikinya. Misalnya, dalam situasi konflik antar pribadi atau di tempat kerja, marah bisa menghasilkan kata-kata atau tindakan yang menyakiti perasaan orang lain, yang pada akhirnya dapat merusak hubungan dan memperpanjang masalah.

Kedua, amarah sering kali tidak membangun solusi jangka panjang. Menyelesaikan masalah dengan baik memerlukan kehadiran pikiran yang tenang, analisis situasi yang obyektif, dan kemampuan untuk mendengarkan pandangan orang lain. Ketika seseorang terbakar amarah, kemampuan untuk berpikir kreatif dan mengeksplorasi berbagai opsi untuk solusi terhambat oleh ketidaksabaran dan ketegangan yang dirasakan.

Selain itu, amarah juga dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Rasa marah yang terus-menerus dapat meningkatkan tingkat stres, mengganggu tidur, meningkatkan risiko penyakit jantung, dan mempengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan.

Jadi, menggunakan amarah sebagai cara untuk menyelesaikan masalah tidak hanya tidak efektif secara praktis, tetapi juga dapat berdampak buruk pada kesejahteraan pribadi. Sebagai gantinya, untuk menyelesaikan masalah dengan baik, penting untuk mempraktikkan kendali diri dan kecerdasan emosional. Hal ini melibatkan kemampuan untuk mengenali emosi kita sendiri, mengekspresikan mereka dengan cara yang sehat, dan mengembangkan strategi untuk menangani konflik dengan tenang dan terbuka. Mendengarkan dengan penuh perhatian, berbicara dengan hormat, dan mencari solusi bersama-sama adalah pendekatan yang jauh lebih produktif daripada melampiaskan amarah.

Dan kalaupun kamu berada dekat dengan orang-orang sekitar yang mempunyai api amarah, itu bukan salah kamu. Kita hanya perlu menyadari bahwa kita tidak bisa mengendalikan perilaku atau perkataan orang lain. Beberapa orang mungkin mudah emosi, cepat marah, atau cenderung menunjuk-nunjuk, yang bisa membuat kita merasa terganggu atau sedih. Namun, satu-satunya hal yang bisa kita kendalikan adalah diri kita sendiri, bagaimana cara kita merespons situasi-situasi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun