Mohon tunggu...
Queen Foniks
Queen Foniks Mohon Tunggu... Mahasiswa - Merdeka Menulis

"When we write, we clarify our understanding and deepen our learning." About: - Language; English and Spanish - Short Story - Poetry - Book Review - Self Improvement Book.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Film Kartun dalam Perspektif Orang Dewasa terhadap Anak Usia Dini

19 April 2024   10:20 Diperbarui: 19 April 2024   10:32 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: depositphotos/pressmaster

Menurut undang- undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa anak usia dini adalah anak usia 0- 6 tahun, biasa juga disebut dengan golden age (masa keemasan). Perkembangan pada masa kanak- kanak merupakan faktor penting, dan akan sangat berpengaruh pada masa tumbuh kembang berikutnya. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, juga memaparkan bahwa aspek perkembangan anak usia dini mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik- motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, serta seni. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Hidayat, Aziz Alimul dalam buku Tumbuh Kembang Anak Usia Prasekolah, fase perkembangan anak dibagi menjadi empat fase, yaitu perkembangan motorik halus, bahasa, dan perilaku sosial/ adaptasi sosial (Dra. Sugiarti Musabiq, 2019). Jadi, aspek- aspek tersebut sangat berpengaruh pada lingkungan bersosial anak dengan orang lain. Maka, sangat dibutuhkan peran dan dukungan dari orangtua serta lingkungan yang kondusif, untuk mengoptimalkan potensi anak.

Salah satu hal yang dapat memengaruhi perkembangan sosial anak adalah dari film kartun yang ditonton oleh anak usia dini. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), film kartun adalah film hiburan dalam bentuk gambar lucu yang mengisahkan tentang binatang dan sebagainya. Dikutip dalam sebuah buku Anak vs Media, yang menyebutkan bahwa 'Program tayangan untuk konsumsi anak berupa film kartu seringkali tidak lepas dari kekerasan, mistik, dan eksploitasi. Beragam acara kartun anak berupa film kartun anak jelas- jelas menonjolkan kekerasan seperti perkelahian yang dibuat secara detil dan dalam waktu yang lama (Hendrik, 2008). Hal inilah yang menjadi dampak negatif dari film kartun. Ada begitu banyak deretan film kartun di Indonesia. periodical kartun yang biasa ditayangkan di Global TV antara lain Spongebob, Dora, The Explorer, Calk Zone dan masih banyak lagi. Namun, beberapa diantara film kartun yang sering ditonton oleh anak usia dini, menjadi kontroversi di kalangan negara. 

Pada tahun 2019, Komisi Penyiaran Indonesia( KPI) memberikan sanksi kepada 14 program siaran yang dianggap melanggar aturan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran ( P3- SPS) KPI Tahun 2012. Satu dari keempat belas program tersebut adalah tayangan animasi anak- anak Big Movie Familiy The SpongeBob Squarepants Movie (Haryanti, 2019). Mengutip dari KPI atau Komisi Penyiaran Indonesia, dengan nomor surat 385/ K/ KPI/31.2/09/2019 menyatakan bahwa 'Program Siaran "Big Movie Family The Spongebob Squarepants Movie" yang tayangkan oleh stasiun GTV pada tanggal 6 Agustus 2019 mulai pukul 11.14 WIB pada segmen "Rabbids Invasion" yang terdapat adegan seekor kelinci melakukan tindakan- tindakan kekerasan terhadap kelinci lain yakni, memukul wajah dengan papan, menjatuhkan bola bowling dari atas sehingga mengenai kepala, melayangkan palu ke wajah, serta memukulkan pot kaktus menggunakan raket ke arah wajah. Hal kekerasan yang sudah ditunjukkan pada film tersebut sangat tidak baik bagi anak usia dini. Anak usia 1- 2 tahun rentan memperhatikan, anak suka meniru hal yang dilihatnya.

Dengan tontonan yang seharusnya tidak ditonton, akan mengajarkan hal yang tidak baik bagi anak. Menurut Gunarso, ' anak belum dapat membedakan hal yang bersifat khayalan atau tidak nyata dengan hal yang bersifat nyata. Mereka beranggapan bahwa yang ditontonnya adalah benar- benar terjadi. Sehingga anak sering mencontoh perbuatan yang sama dan terkadang membahayakan diri mereka dan televisi merupakan media yang fading mudah untuk mengajarkan perilaku buruk bagi anak (Aida Nur Fitri, 2021).

Lalu, bagaimana? Ada 3 hal yang harus kita lakukan sebagai orang dewasa, dalam upaya menjaga anak usia dini dari informasi atau tontonan yang tidak seharusnya ditonton, yang di mana itu akan memengaruhi tumbuhkembang anak, dan kehidupan sosial anak.

  • Cari tahu, dan ambil pilihan yang tepat

Sebagai orang dewasa, pastinya sudah mengetahui mana hal yang buruk dan yang baik. Dengan itu, diharapkan kepekaan untuk membantu anak usia dini dalam masa tumbuhkembangnya. Dalam hal tersebut, orangtua menjadi faktor utama, yang mengarahkan, membimbing anak ke hal yang lebih baik. Sebelum memberikan waktu bagi anak usia dini untuk menonton film kartun, orangtua harus lebih dahulu sudah menonton film tersebut, atau sudah mencaritahu tentang film tersebut. Dengan itu, orangtua bisa mengetahui apakah film itu baik untuk ditonton anak atau tidak.

  • Pentingnya jadwal menonton

Orangtua bisa membuat jadwal harian untuk menonton bersama anak. Hal ini penting dilakukan supaya anak memiliki kedisiplinan, dan tidak akan kecanduan dalam menonton film kartun. Dengan adanya jadwal menonton, maka orangtua juga bisa menyediakan waktunya untuk ikut serta menonton bersama anak.

  • Dampingi anak saat menonton

Sejalan dengan point sebelumnya, menyediakan waktu buat anak saat menonton adalah hal yang sangat penting. Setelah menonton, ada baiknya orangtua dan anak diskusi akan film kartun tersebut. Orangtua bisa mengetahui pemahaman anak terhadap film yang ditonton, atau anak juga bisa mengkonfirmasi pemahamannya terhadap film kartun yang ditonton. Maka, film kartun akan membelajarkan anak tentang norma, atau nilai- nilai yang mendidik dengan dampingan dari orangtua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun