Setumpuk duri menusuk benakkuÂ
Dadaku sesak, lelah tak berdaya.Â
Aku terhimpit di sebuah lorong gelisah,Â
Luka hati yang berdarahÂ
Kini kian jadi parah.Â
Ratap tangis, hingga kecewa
Asaku kian menciut, semrawut tak bisa berbuat apa.Â
Hingga kuluapkan pada seteguk air dewa.Â
Sayatan itu seakan menghilang,Â
namun hanya sebentar.Â
Nyatanya, aku belum pulih.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!